Klaster Keluarga di Bekasi Tinggi, Dinkes Telusuri ke Rumah Pasien OTG yang Isolasi Mandiri
Dinas Kesehatan Kota Bekasi bakal menganalisa penyebab meningkatnya kasus positif Covid-19 dari klaster keluarga.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kasus temuan Covid-19 transmisi klaster keluarga di Kota Bekasi menjadi perhatian khusus.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi bakal menganalisa penyebab meningkatnya kasus positif Covid-19 dari klaster keluarga.
Rencanakan petugas akan menyambangi rumah pasien yang menjalani isolasi mandiri.
Disinyalir bahwa fasilitas di dalam rumah yang tak memadai menjadi faktor utama.
"Insya Allah kami akan turun ambil sampel seperti apa, apakah mungkin (penyebabnya) di dalam tata ruangnya yang kurang representatif," kata Kadiskes Kota Bekasi Tanti Rohilawati di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/9/2020).
Tanti menduga para pasien yang menjani isolasi mandiri ditempatkan di dalam kamar tanpa ventilasi sehingga minimnya sirkulasi udara menyebabkan potensi penularan melalui airbone meningkat.
"Ventilasi itu harus, sekarang itu penyebaran lewat airbone. Jangan sampai kita di dalam ruangan tertutup tiga jam. Namanya sarana kan perlu ventilasi. Apakah sarana dan prasarana kurang," ujarnya.
Baca: 211 Anak di Kota Bekasi Positif Covid-19, Penularan Melalui Kontak Fisik
Baca: Klaster Keluarga di Bekasi Meningkat, Paling Tinggi di Bekasi Utara, Bantar Gebang Masih Nihil
Baca: 37 Kelurahan di Kota Bekasi Terpapar Covid-19, Terbanyak di Kaliabang Ada 101 Kasus
Perilaku pasien dan keluarganya juga menjadi hal yang akan diamati oleh petugas.
Terlebih lagi, pelaksanaan protokol kesehatan di dalam rumah tersebut.
"Ini ada dua penyebabnya, perilaku dan fasilitas yang ada. Bisa saja dari sekian keluarga, dia memegang sesuatu atau bagaimana, sehingga akhirnya penyebarannya lebih cepat. Oleh karena itu kami ingin menengok pasien OTG yang disiolasi mandiri apa yang menyebabkan dia terjadi penularan pada famili," kata Tanti.
Guna menekan angka penularan melalui klaster keluarga, Pemkot Bekasi sedang mempersiapkan Stadion Patriot Candrabhaga sebagai tempat perawatan.
211 Anak di Bekasi Terpapar Covid-19 karena Tertular Keluarga dan Kontak di Luar Rumah
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengungkapkan sebanyak 211 anak di Kota Bekasi positif terpapar Covid-19.
Data tersebut merupakan angka kumulatif penghitungan sejak Maret hingga 6 September 2020.
"Untuk kasus anak di kota Bekasi umur 0-11 tahun sejak Maret hingga September terhitung sebanyak 211 jiwa," kata Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/9/2020).
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi mengatakan anak-anak tersebut tertular tidak hanya melalui transmisi keluarga.
"Ini ada yang tidak dari klaster keluarga dan dari klaster keluarga. Kasus itu dari Maret sampai 6 September. Ada juga anak yang enggak tahu kontak asalnya seperti apa atau dengan siapa. Ada anak yang positif tapi bapak dan ibunya tidak," tutur Dezi.
Bentuk penularan Covid-19 kepada anak-anak sama seperti layaknya orang dewasa, yakni melalui kontak fisik dengan penderita melalui percikan air liur.
"Sama saja proses penularannya, makannya anak-anak juga kan dihindari dulu untuk berkegiatan yang banyak tatap muka dan makanya kayak sekolah juga tidak disarankan dalam waktu sekarang," ujarnya.
Dezi belum bisa memastikan ada tidaknya anak yang meninggal akibat positif Covid-19.
"Belum evaluasi. Tapi kalau enggak salah itu enggak ada ya, tapi nanti saya cek lagu. Kemarin kita tidak analisa yang meningal berdasarkan usia," kata Dezi.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Cari Penyebab Tingginya Klaster Keluarga, Dinas Kesehatan Kota Bekasi Bakal Sambangi Rumah Pasien,