Keinginan Terakhir Rinaldi Sebelum Ditemukan Tewas: 'Ibu Harus Segera Umrah Biar Saya yang Biayai'
Obrolan tersebut justru menjadi obrolan terakhir Rinaldi dengan keluarga karena Rabu malamnya pihak keluarga sudah tidak dapat menghubungi Rinaldi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepasang kekasih menjadi tersangka kasus pembunuhan dengan mutilasi seorang Human Resource and General Affair Manager di sebuah perusahaan konstruksi, Rinaldi Harley Wismanu.
Rinaldi dihabisi nyawanya di sebuah apartemen di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Keluarga Rinaldi menceritakan, sebelum tewas, sang ibu Sulistyani sempat berkomunikasi dengan putranya pada Rabu (9/9/2020) siang.
Saat itu, Rinaldi memiliki keinginan agar ibu dan bapaknya segera berangkat umrah.
Tak disangka, obrolan tersebut justru menjadi obrolan terakhir Rinaldi dengan keluarga karena Rabu malamnya pihak keluarga sudah tidak dapat menghubungi Rinaldi lagi.
Baca: Inilah Wanita yang Mutilasi HRD Rinaldi Harley Wismanu, Tinggal Sama Suami Orang Sambil Jualan
"Terakhir itu hari Rabu masih komunikasi. Om Rinaldi bilang, pokoknya ibu harus segera umrah biar saya yang biayai. Sudah ya bu, Har pergi meeting dulu," kata keponakan Rinaldi, bernama Aden Putera Ichlasul Amal di rumah duka, Jalan Nologaten, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, Kamis (17/9/2020).
Usai percakapan tersebut, pihak keluarga mulai putus komunikasi. Semua keluarga besar pun merasa khawatir.
"Karena om Rinaldi ini anak pertama. Baik sekali kepada adik-adiknya dan keponakan. Kalau keponakan paling dekat dengan saya. Ya kami mulai khawatir semenjak itu kok handphonenya tidak bisa dihubungi," katanya.
Selang tiga hari, tepatnya pada Sabtu (12/9/2020) pihak keluarga mendapat kabar Rinaldi dinyatakan hilang.
"Saya dapat kabar dari kakak saya di Jakarta. Om Rinaldi beberapa hari tidak kembali ke kamarnya, itu sejak kami sekeluarga putus komunikasi," ujar Aden.
Sebagai orang terdekat almarhum, Aden sangat merasa kehilangan.
Ketika diwawancara beberapa saat air matanya menetes. Ada satu hal yang sulit ia lupakan. Sejak menetap di Jakarta, ia selalu rutin dua bulan sekali bermain ke apartemen Rinaldi.
"Paling suka main game, dan nonton film," ujarnya.
Baca: Kenal Lewat Tinder hingga Motif Kuasai Harta, Ini Kronologi Pembunuhan dan Mutilasi di Kalibata City
Kebiasaan voting untuk menentukan jenis film yang ingin ditonton pun kini sudah tidak bisa lagi diulang oleh Aden bersama almarhum.
"Selama ini ya saya sering main ke apartemennya. Hampir dua bulan sekali saya pasti ke sana. Paling suka om itu nonton film. Kami selalu voting untuk menentukan film yang ingin ditonton. Kebetulan ada adik-adiknya juga di sana," kata Aden.
Menurut Aden, Rinaldi menetap di Jakarta sudah hampir dua tahun.
Sebelumnya ia sempat menyelesaikan studi S2 di Jepang. Setelah itu, Rinaldi bekerja di perusahaan kontraktor Jepang yang membuka cabang di Indonesia.
"Di Jakarta hampir dua tahun. Karena apartemennya dulu kan di Tamansari Sudirman, dan sekarang pindah di Semanggi ini," ujar Aden.
Pantauan Tribun, suasana duka menyelimuti rumah Sulistiyani.
Banyak kerabat dan sanak saudara mulai berdatangan untuk memberikan bela sungkawa kepada keluarga Sulistiyani yang kini masih menanti kedatangan jenazah putranya bernama Rinaldi Harley Wisnanu (32) yang diduga menjadi korban mutilasi di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.
Ibu kandung Rinaldi masih belum bisa ditemui. Kecuali untuk menyambut para kerabat yang melayat.
Berkali-kali ibu yang akrab disapa Lisa tersebut menceritakan kesedihannya kepada pelayat satu per satu.
Baca: Kronologi Pembunuhan & Mutilasi di Apartemen Kalibata City, Tersangka Diamankan, Kenal Lewat Tinder
Ia masih belum menyangka, anak pertamanya itu harus meninggal di masa muda dengan cara yang tragis.
"Ibu belum bisa ditemui. Masih shock kondisinya," kata Aden.
Aden berharap polisi memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku atas apa yang dilakukan kepada Rinaldi.
"Ya harus dihukum yang setimpal. Saat ini kami masih menanti kabar dari Jakarta. Papanya om Rinaldi sudah berangkat ke Jakarta kemarin siang untuk test DNA. Sekarang tinggal kejelasan pelaku saja," tegas Aden.
UGM Berduka
Sementara itu keluarga besar alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gajah Mada (UGM) turut ucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Rinaldi Harley Wismanu.
Kepala Bagian Hubungan Kelembagaan UGM Iva Ariani mengatakan, segenap keluarga besar alumni FIB UGM turut berduka cita atas meninggalnya Rinaldi.
Iva menjelaskan, Rinaldi merupakan mahasiswa angkatan 2006 di FIB UGM. Ia mengatakan, pihak keluarga besar alumni sangat terpukul atas kabar meninggalnya salah satu alumninya itu.
"Betul, almarhum merupakan mahasiswa angkatan 2006," katanya.
Secara akademik, Iva tidak begitu mengikuti proses belajar almarhum selama di UGM.
Namun demikian, almarhum merupakan pribadi yang tekun dan ramah dikalangan kawan-kawannya.
"Kalau untuk prestasinya mungkin yang lebih paham dekannya," imbuh Iva.
Atas meninggalnya Rinaldi ini, pihak UGM turut berbela sungkawa kepada pihak keluarga yang ditinggalkan.(Tribun Network/hda/wly)