1001 Alasan Pelajar "ngeles" Kepergok Polisi Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja
Sejumlah pelajar melontarkan beragam alasan saat kepergok polisi hendak ikut aksi tolak UU Cipta Kerja di Monas, seperti beli ikan cupang, ke kota tua
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan fenomena pelajar ikut aksi demo mulai marak.
Mirisnya pelajar SMP pun ikut turun aksi.
Bahkan ada pula pelajar perempuan yang ikut-ikutan.
Berangkat dari titik kumpul masing-masing, mereka menumpang angkot, truk, motor, KRL hingga mobil bak terbuka menuju ke Monas, arena aksi demo, Selasa (13/10/2020).
Di tengah perjalanan mereka dihadang, kena razia petugas.
Lanjut para pelajar ini digiring ke kantor polisi terdekat untuk didata, rapid test hingga orang tuanya dipanggil.
Beragam alasan pun diutarakan oleh para pelajar ketika ditanya bakal ikut aksi oleh anggota polisi.
Mayoritas mereka "ngeles" atau membantah hendak ikut demo.
Berikut sejumlah jawaban "ngeles" pelajar saat kepergok hendak ikut demo :
1. Mau pacaran di pinggir Ragunan
Karin (18) dan sejumlah temannya dihadang aparat kepolisian saat menumpang truk di Jalan Ir Juanda, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel).
Truk yang ditumpanginya melaju dari arah Pasar Ciputat menuju Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa siang (13/10/2020)
Sontak teman-tema Karin, yang merupakan remaja laki-laki langsung loncat dari bak truk dan kabur berhamburan.
Sedangkan Karin pasrah dan memilih ikut aparat yang menggiringnya ke pinggir jalan.
Saat itu, aparat tengah menyekat remaja yang dikabarkan berbondong-bondong pergi ke Jakarta untuk mengikuti unjuk rasa menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.
Saat ditanya aparat, Karin mengaku ingin pergi ke kebun binatang Ragunan untuk menemui kekasihnya.
Namun, bukan di dalam taman margasatwa itu, Karin mengaku berencana untuk bertemu sang kekasih di samping Ragunan.
"Mau ke Ragunan pacaran. Ya di pinggir Ragunan kalau tutup," ujar Karin dengan percaya dirinya.
Karin sama sekali tidak panik saat dibawa aparat ke dalam mobil untuk selanjutnya dimintai keterangan di Mapolsek Ciputat Timur.
Bahkan saat awak media ingin memotretnya, ia tidak berkeberatan dan justru berpose memasang senyuman yang terhalang masker hitamnya.
"Di luar saja ya, fotonya," ujar Karin sambil keluar dari mobil polisi dan berpose di tengah jalan.
Beberapa teman Karin yang menumpang satu truk pun berhasil ditangkap.
Namun beberapa lainnya berhasil kabur.
Selain Karin, ada 30-an remaja lainnya yang diamankan aparat Polsek Ciputat Timur.
2. Mau beli ikan cupang di Jatinegara
Kapolsek Bekasi Utara, Kompol Chalid Thayib mengatakan, 32 pelajar diamankan polisi di Stasiun Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/10/2020).
Para pelajar yang diamankan polisi itu diduga hendak ikut aksi unjuk rasa tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
" Pelajar yang diamankan ini terus bertambah, saat ini ada 32 orang yang diamankan," kata Chalid melalui pesan singkat.
Chalid menambahkan, pelajar yang diamankan itu mengemukakan berbagai alasan mengelabui petugas agar lolos dari pencegatan di Stasiun Bekasi.
Baca juga: Mayoritas Peserta Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang Ditangkap Adalah Pelajar
Baca juga: Polisi Temukan Rekaman Suara Begini dari Ponsel Pelajar dari Kelompok Anarko
Namun, gelagat mereka diketahui petugas. Di antara mereka ada yang kedapatan membawa bendera merah putih di dalam tasnya.
Bendera itu diduga akan jadi atribut demo.
"Ada yang jujur mengatakan mau ikut demo, ada juga yang bilang mau ke Jatinegara beli ikan cupang, dan ada yang beralasan mau ke rumah saudaranya di Jakarta. Nah tetapi setelah digeledah ternyata ada yang bawa bendera merah putih," ujar Chalid.
Para pelajar itu juga kedapatan telah janjian ikut demo di Jakarta.
"Di ponselnya sudah janjian untuk ikut demo ke Jakarta," kata Chalid.
Ia mengatakan, penyekatan masyarakat di Stasiun Bekasi masih akan terus berlangsung hingga aksi unjuk rasa di Jakarta selesai.
Kini 32 pelajar tersebut dibawa ke Mapolres Metro Bekasi untuk didata dan dibina.
"Masih akan terus penyekatan hingga unjuk rasa selesai. Sementara, 32 pelajar tadi diserahkan ke Mapolres Bekasi Kota untuk dilakukan pendataan dan pembinaan," ujar dia.
Sebelumnya, Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian menyampaikan, pihaknya melakukan penyekatan di 11 titik perbatasan Kota Bekasi.
Penyekatan dilakukan untuk mencegah massa ke luar Kota Bekasi menggelar unjuk rasa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja.
"Penyekatan akan dilakukan di 11 titik," ujar Alfian, Selasa.
Alfian menyarankan agar massa menyampaikan aspirasinya ke Pemerintah Kota Bekasi dan DPRD untuk nantinya diteruskan ke pemerintah pusat dan DPR RI.
3. Mau ke Kota Tua
Polsek Bekasi Utara mengamankan puluhan pelajar yang hendak menuju Jakarta mengikuti demo tolak UU Cipta Kerja, Selasa, (13/10/2020).
Puluhan pelajar diamankan di Stasiun Bekasi, Jalan Penjuangan, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Kapolsek Bekasi Utara Kompol Chalid Thyaib mengatakan, pihaknya sejak pagi melakukan kegiatan penyekatan di stasiun guna mengantisipasi pergerakan massa pendemo.
"Total ada 23 tiga hingga siang ini yang kita amankan, mereka adalah pelajar yang masih di bawah umur jadi dihimbau untuk tidak ikut aksi," kata Chalid.
Chalid menambahkan, puluhan pelajar saat diamankan selalu memiliki alasan menuju Jakarta untuk sekedar jalan-jalan.
Beberapa ada yang mengaku ingin mengunjungi Kota Tua atau pergi ke Jakarta guna mengunjungi rumah saudara.
"Alasannya beragam, ada ketika kami tanya mereka jujur mau ke Istana Negara mau ikut aksi tapi kebanyakan alasan mau jalan-jalan atau ke rumah saudara," jelasnya.
Puluhan pelajar selanjutnya didata oleh pihak kepolisian, mereka kemudian dibawa ke Polsek Bekasi Utara untuk dilakukan pembinaan.
"Kami geledah juga tas dan ponselnya takut membawa benda mencurigakan atau sebagainya," paparnya.
"Kami data, kami panggil orangtua dan guru untuk lakukan pembinaan, bahwa mereka masih di bawah umur belum tahu apa tuntutannya," tegas dia.
Dari puluhan pelajar yang diamankan, mayoritas berasal dari Babelan Kabupaten Bekasi.
"Mayoritas dari Kabupaten Bekasi, wilayah Babelan, karena untuk wilayah Bekasi Utara, kami sudah menghubungi sekolah-sekolah dan guru-guru untuk mengumumkan ke WA grup supaya anak-anaknya tidak ikut unjuk rasa di Jakarta," tegas dia. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)