PDI-P: Yang Kobarkan Energi Negatif Hanya Selamatkan Masa Depan Masing-masing
Dalam serangkaian aksi itu, Mabes Polri mengamankan delapan aktivis KAMI di lokasi yang berbeda.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto enggan berkomentar banyak seputar kehadiran sejumlah aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di tengah aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja.
Alumni Fakultas Teknik UGM itu justru mengatakan, yang dibutuhkan Indonesia di tengah situasi krisis akibat pandemi saat ini adalah energi positif.
"Itu Ketua DPC kami sudah menanggapi dari Tangerang Selatan. Jadi cukup Ketua DPC kami yang memberi tanggapan. Intinya saat ini diperlukan semangat persatuan, diperlukan energi positif," ucap Hasto di Markas Tribun Network di Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Sebagaimana diketahui, sejumlah aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja baru-baru ini selalu berujung ricuh. Tak terkecuali aksi 13/10 kemarin.
Baca juga: Petinggi KAMI Ditangkap Polisi, Ini Respons Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Mardani, dan Fadli Zon
Dalam serangkaian aksi itu, Mabes Polri mengamankan delapan aktivis KAMI di lokasi yang berbeda.
Tiga dari delapan orang yang diamankan merupakan petinggi KAMI. Ketiganya adalah Anton Permana, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat.
Sedangkan lima orang lainnya berinisial JG, NZ, WRP, KA, dan Ketua KAMI Medan Khairi Amri.
"Mereka yang di tengah pandemi justru mengobarkan energi negatif, berarti mereka hanya menyelamatkan masa depan masing-masing," tegas Hasto.
Atas dasar itu, Hasto menyatakan, bila berbicara tentang menyelamatkan Indonesia, maka yang diperlukan adalah hadirnya energi positif.
"Kalau berbicara menyelamatkan masa depan bangsa, kita berikan energi positif bagi bangsa ini," pungkas Hasto.