Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Listrik Padam : 2019 Jokowi Marah Sidak ke Kantor PLN, Kali ini Menteri BUMN yang Turun Tangan

Listrik padam membuat kepala negara dan menteri turun tangan, 2019 Presiden Jokowi yang mendatangi kantor pusat PLN, kini Menteri BUMN Erick Thohir.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Listrik Padam : 2019 Jokowi Marah Sidak ke Kantor PLN, Kali ini Menteri BUMN yang Turun Tangan
net
Ilustrasi mati listrik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu (1/11/2020) di Jabodetabek dikeluhkan banyak masyarakat.

Menteri BUMN Erick Tohir langsung turun tangan.

Dia tampak mendatangi kantor pusat PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya).

Menteri BUMN - Erick Thohir
Menteri BUMN - Erick Thohir (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Alasan pemadaman pun terungkap

Hujan deras disertai petir membuat sejumlah saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) mengalami gangguan.

"Hujan deras disertai petir yang terjadi di daerah Jakarta dan sekitarnya, menyebabkan sejumlah saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) mengalami gangguan pada pukul 12.58 WIB," kata Erick lewat keterangan tertulis.

Baca juga: Komisi VI DPR: Sangat Ironis, PLN Tak Mampu Antisipasi Padamnya Aliran Listrik

PLN minta maaf

Berita Rekomendasi

Diungkapkan Erick, PLN mengungkapkan permintaan maaf atas padamnya aliran listrik.

"PLN mohon maaf atas padamnya aliran listrik yang dialami oleh sebagian pelanggan terutama di wilayah Jakarta Timur, Tebet, Mampang, Kebayoran, Ancol, Kemayoran, Angke," ucap Erick.

Ia mengatakan, saat ini secara bertahap PLN akan melakukan penormalan dengan memindahkan beban listrik ke jaringan lainnya.

Pantau langsung pemulihan, listrik sudah mulai pulih

Menurut Erick sebagian wilayah yang padam kini sudah mulai pulih.


Di antaranya yakni daerah Cawang, Duren Tiga, Mampang, Danayasa, SCBD, Kemang, Ancol, Angke, Setia Budi.

"Selain itu Senen, Gambir, Cempaka Mas, Cempaka Putih, Angke, Rawamangun, Gandaria, dan Bekasi," katanya.

Menteri BUMN Erick Thohir  sidak kantor PLN
Menteri BUMN Erick Thohir sidak kantor PLN (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Hal ini diketahui karena Erick memantau langsung proses pemulihan sambungan listrik di Kantor PLN Disjaya, Jakarta.

Beredar informasi sumber gangguan berasal dari Circuit Braker 7AB4, phasa R GITET Muara Tawar.

"Semoga cepat recovery," pungkasnya.

Listrik padam 2019 di Jabodetabek dan Pulau Jawa

Mengingat ke belakangang, kurang lebih setahun silam, pemadaman listrik juga pernah terjadi.

Pemadaman 2019 lalu itu lebih parah karena sebagian Pulau Jawa juga ikut padam.

Presiden Jokowi langsung sidang ke kantor pusat PLN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan keesokan harinya, Senin (5/8/2019).

Pukul 08.45 WIB Jokowi menginjakkan kaki ke kantor pusat PLN.

Kedatangan Jokowi di kantor PLN untuk meminta penjelasan mengenai peristiwa listrik padam di sejumlah wilayah Jabodetabek dan Pulau Jawa.

Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA
Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA (THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA)

Namun, ada yang tak biasa dari kunjungan orang nomor satu di Indonesia ini.

Jokowi terlihat marah setelah mendapatkan penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN, Sripeni Inten Cahyani.

Kepala negara bahkan langsung pergi dari kantor PLN.

Puncaknya, ia menolak meladeni wawancara dengan media massa seperti yang biasa dilakukannya setelah kunjungan.

Kekesalan Jokowi

Jokowi datang ke kantor PLN bersama sejumlah menteri di Kabinet Kerja, pukul 08.45 WIB.

Di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.

Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman.

"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja."

"Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang," kata Jokowi.

Baca juga: Pasokan Listrik Jakarta dan Sekitarnya Sempat Terganggu di Akhir Libur Panjang, Apa Penyebabnya?

Setelah Jokowi berbicara selama dua menit, Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani lalu memberikan penjelasan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan padamnya listrik.

Sripeni berbicara selama 11 menit 34 detik.

Menurut Jokowi, penjelasan wanita yang baru dua hari menjabat Plt Dirut PLN itu terlalu panjang dan teknis.

Jokowi sampai menggeluarkan istilah 'orang-orang pintar' pada jajaran direksi PLN.

"Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.

"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun."

"Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.

Saat mendengar penjelasan Sripeni hingga menanggapi, Jokowi tak sekali pun tampak tersenyum.

Tanggapannya pun datar, rombongan menteri yang mendampingi Jokowi, juga diam tidak bergeming.

Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA
Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA (THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA)

Plt Dirut PLN, Sripeni kembali meminta waktu untuk memberi penjelasan tambahan pada Presiden.

Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan tidak terantisipasi.

Menanggapi itu, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.

"Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai terulang kembali. Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," kata Kepala Negara.

Tanggapan Jokowi pun relatif singkat.

Tak sampai dua menit.

Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN.

Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa yang biasa dilakukannya setelah kunjungan.

Jokowi berada di kantor pusat PLN selama 15-20 menit.

Kata Istana

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menilai wajar jika Jokowi marah kepada PLN.

Pasalnya, pemadaman yang berlangsung sejak Minggu (5/8/2019) kemarin dan masih berlangsung di sejumlah wilayah sampai Senin (6/8/2019) sangat mengganggu aktivitas warga.

"Yang pasti Presiden sangat mendengarkan suara publik. Itu yang pertama (penyebab Presiden marah)," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Apalagi, lanjut Moeldoko, pemadaman juga tak hanya mengganggu aktivitas warga sehari-hari.

Masyarakat yang memiliki bisnis juga bisa merugi akibat padamnya listrik.

"Pastilah banyak orang yang merasakan terganggu ekonominya," kata dia.

Selain itu, Moeldoko juga menyebut Presiden tidak puas dengan penjelasan Dirut PT PLN Persero yang terlalu panjang lebar dan bersifat teknis.

Menurut dia, Dirut PT PLN Sripeni Inten Cahyani hanya menjelaskan masalah teknis yang menyebabkan pemadaman listrik.

Padahal yang diinginkan oleh Presiden adalah alasan mengapa gangguan transmisi itu bisa terjadi.

Lantas, adakah sanksi yang diberikan pada PLN atau menteri terkait?

Mantan Panglima TNI itu mengakui masyarakat memiliki hak untuk menuntut pejabat terkait masalah ini dicopot dari jabatannya.

Menurut dia, hal yang terpenting adalah evaluasi.

"Saya pikir yang paling utama segera ada perbaikan situasi. Setelah itu akan dievaluasi."

"Dievaluasi dalam arti kenapanya. Kita kan perlu ada perbaikan," ujar Moeldoko.

Jokowi diminta pecat direksi dan komisaris PLN

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memecat jajaran direksi dan komisaris PT. PLN Persero.

Hal itu diminta oleh Arief Poyuono lantaran kota Bekasi sudah mati listrik selama tiga jam.

Tak hanya di kota Bekasi, mati listrik juga terjadi di Depok, Jakarta, dan sebagian kota Bogor.

"Saya meminta Presiden Jokowi pecat seluruh direksi dan komisaris PLN. Kota Bekasi sudah mati listrik tiga jam. Ini menunjukkan bahwa direksi dan Komisaris PLN tidak sense of crisis dalam keadaan negara seperti ini," kata dia kepada Tribunnews.com, Minggu (1/11/2020).

Arief Poyuono menyebut, penyebab mati listrik di kota Bekasi yang sudah berlangsung selama tiga jam lebih itu yakni Gardu Induk PLN Ancol yang meledak.

Mantan Waketum Partai Gerindra itu menjelaskan, kinerja PLN yang seperti ini bisa menggagalkan program Jokowi dalam penanggulangan wabah pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Menurutnya, mati listrik yang terjadi di sebagian wilayah ini menyebabkan layanan internet atau internet service ikut mati.

"Orang yang pakai Indihome tidak bisa karena tidak ada listriknya. HP kita tidak bisa dicas, komputer kita tidak bisa jalan, bagaimana kita mau online? Tadi saya sudah telepon bagian pelayanan, katanya gardu Induk Ancol meledak," tutur dia.

Akibat mati listrik, lanjut Arief, masyarakat tidak bisa berinteraksi secara virtual, seluruh mesin ATM pun mati.

"Mau tidak mau masyarakat berkumpul, tidak social distancing lagi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya maupun kegiatan lainnya," ujar dia.

Melihat terjadinya mati listrik di sebagian wilayah ini, Arief menilai penyediaan fasilitas untuk publik oleh PLN masih sama seperti sebelum ada pandemi, tidak ada perubahan signifikan.

"Jadi percuma misal Telkomsel kerja keras, menyiapkan bandwith kalau kelistrikannya tidak didukung, masyarakat tidak bisa pakai fasilitas itu kan," kata dia.

"Percuma Undang-undang Cipta Kerja kalau infrastruktur dan sarana kelistrikannya model begini, tidak akan investor mau datang," pungkas dia. (tribun network/thf/tau/gni/Tribunnews.com/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas