Anies Baswedan Bilang 'Alhamudillah' Dapat Pinjaman Rp 12,5 Triliun dari Pemerintah Pusat
Anies Baswedan sangat bersyukur mendapat pinjaman dana dari Kementerian Keuangan lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Editor: Hasanudin Aco
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta secara tahunan (year-on-year) terkontraksi atau minus 3,82 persen pada triwulan III/2020.
"Pada triwulan III 2020, perekonomian Jakarta masih berada di bawah normal dan terkontraksi minus 3,82 persen (y-on-y)," demikian laporan yang dirilis BPS DKI Jakarta dalam situs resminya awal bulan ini.
Ekonomi Ibu Kota terkontraksi lebih tajam dari ekonomi nasional yang dalam periode sama minus 3,49 persen. Ini juga berarti, selama dua triwulan berturut-turut perekonomian DKI Jakarta terkontraksi di mana pada triwulan II mencapai minus 8,23 persen.
"Tekanan perekonomian selama dua triwulan ini berimplikasi terhadap daya beli masyarakat," tulis BPS DKI Jakarta.
Baca juga: Siasati Resesi, Pelaku Usaha Diajak Lebih Kreatif Ciptakan Produk Baru
BPS DKI mencatat, permintaan domestik seperti konsumsi rumah tangga dan investasi masih rendah dan belum menunjukkan perbaikan.
Kedua agregat demand ini terkontraksi sehingga mempersulit upaya perbaikan ekonomi.
Untuk menyeimbangkan tekanan ini, konsumsi pemerintah terutama yang terkait dengan belanja untuk menangani Covid-19 meningkat sangat signifikan.
Kendati demikian, upaya tersebut belum bisa mengembalikan kekuatan domestic expenditures sebagai motor pertumbuhan.
Meski begitu, BPS DKI mencatat upaya perbaikan telah memberikan hasil.
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang diberlakukan sejak bulan Juni 2020 memungkinkan ekonomi Jakarta menggeliat sehingga memberikan peluang sektor-sektor produktif menciptakan nilai tambah dan mendorong percepatan kinerja ekonomi.
Pada triwulan III-2020 perekonomian Jakarta tumbuh 8,38 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q).
"Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, diantaranya Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum, Transportasi, dan Pergudangan serta Jasa Kesehatan," demikian laporan BPS DKI Jakarta.
Sumber: Tribun Jakarta/Kompas.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.