Hati-hati, Marak Kasus Hipnotis Modus Bantuan UMKM dan Bansos di Jaktim
Dalam tiga hari teraksi, setidaknya terjadi tiga kali aksi hipnotis di Jakarta timur, pelaku menggunakan modus bantuan sosial (bansos) dan UMKM.
Penulis: Theresia Felisiani
Nahas saat pelaku meninggalkan tasnya di Gang Ayama, kalung emas seberat 10 gram dan uang sebanyak Rp 300 ribu dalam dompet sudah raib.
"Jadi habis hipnotis saya pelaku kabur lalu pergi ke Condet, di sana dia hipnotis orang lagi. Kalau kejadian saya kan pukul 11.30 WIB, nah yang di Condet Magrib. Itu satu hari yang sama," tuturnya.
Keyakinan bahwa pelaku sama juga berdasar dari hasil foto warga Condet yang mendokumentasikan pelaku saat melancarkan aksinya.
Busana muslim warna putih yang dikenakan pelaku pun sama, model mentereng guna memuluskan aksinya sebagai seorang dermawan.
"Saya masih ingat banget sama wajah pelaku, bajunya sama. Di Condet itu pelaku juga pura-pura nawarin mau kasih bansos, di Condet juga korbannya ibu-ibu," lanjut Siti.
Hipnotis di Cipayung Modus Bantuan UMKM
Suwasnih (42), pedagang sayur di Jalan Kramat, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung pada Rabu (2/12/2020) kemarin menjadi korban hipnotis dengan modus memberikan bantuan UMKM.
"Modusnya ngasih bantuan UMKM (bantuan usaha mikro, kecil, dan menengah). Padahal menipu, saya tertipu Rp 3 juta," kata Suwasnih di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020).
Kasus berawal saat pelaku yang merupakan seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun berpenampilan layaknya pegawai pemerintah datang ke warungnya.
Kepada Suwasnih pelaku mengaku sebagai putri ketua RW 02 tempatnya tinggal dan hendak mendata pelaku usaha yang bakal menerima bantuan UMKM.
"Dia datang minta fotokopi KTP sama KK (kartu keluarga), katanya untuk diserahkan ke Kelurahan. Memang beberapa waktu sebelum kejadian ada rapat RT untuk warga penerima bantuan UMKM," ujarnya.
Suwasnih awalnya tak langsung percaya dengan pelaku karena dari hasil rapat pengurus RT dia tidak masuk sebagai penerima bantuan UMKM.
Namun pelaku berpura-pura layaknya sudah lama mengenal Suwasnih, seiring waktu obrolan berjalan keraguan Suwasnih sirna layaknya korban hipnotis.
"Padahal saya enggak kenal dia, tapi dia manggil saya bibi. Terus ngobrol sama suami seperti sudah kenal lama. Kita juga seperti terhipnotis sama pelaku, percaya sama ucapan dia," tuturnya.