Bursa Ketua Umum IA-ITB Diramaikan dengan Majunya Bos Bio Farma
Honesti Basyir atau yang akrab disapa Ones, mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) periode 2021-2025.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Bio Farma, Honesti Basyir atau yang akrab disapa Ones, mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) periode 2021-2025.
Sudah berkiprah 30 tahun di BUMN, Ones menyebut pencalonan ini sebagai bentuk panggilan untuk bisa berkontribusi lebih kepada almamater.
Ones dan timnya tampak sudah mengambil dan menyerahkan formulir pendaftaran calon ketua umum IA-ITB kepada panitia pemilihan, belum lama ini.
Pada Minggu, 31 Januari 2021 Ones mendeklarasikan pencalonannya di bursa Ketua Umum IA ITB dalam suatu acara online yang dihadiri oleh berbagai alumni berbagai angkatan, Pengurus Daerah, Komisariat dan IA Prodi, termasuk bapak Syarif Hidayat (Elektro 82) salah satu penggagas ventilator ITB.
Dalam acara deklarasi tersebut, Ones yang mendapat nomor undian 1 menjabarkan visi misinya.
“Bagi saya ini panggilan. Saya sudah hampir 30 tahun pengalaman saya di BUMN, dan saya juga melihat pandemi ini pembelajaran satu tahun terakhir bahwa pentingnya kolaborasi dan pentingnya harmonisasi semua elemen,” ungkap alumni Teknik Industri ITB angkatan 87 ini.
Baca juga: RI Terima Tahap Awal Indikasi Alokasi Vaksin Multilateral, Pemerintah Siapkan Regulasi
Baca juga: Prediksi Pemulihan Ekonomi di Indoa Berbentuk V Saat Upaya Penanganan Covid-19 dengan Vaksinasi
Selama berkiprah di BUMN, pria dengan pembawaan santai dan bersahabat ini sudah berkontribusi untuk ITB lewat dukungan-dukungan di sejumlah kegiatan.
Namun, ia ingin memberikan pengabdian lebih bagi almamaternya.
"Ada keinginan, ada panggilan kapan bisa berkontribusi lebih untuk almamater. Bagaimana saya bisa berkontribusi secara pemikiran, tenaga. Karena Ikatan Alumni ITB ini memiliki potensi yang sangat strategis kalau kita bicara dalam konteks negara Indonesia,” tuturnya.
Lantas, nafas apa yang akan dibawa Ones untuk IA-ITB?
“Saya membayangkan Ikatan Alumni ITB itu seperti rumah. Rumah itu sudah ada, rumah itu perlu kita percantik. Sudah banyak anggotanya, adik-adik alumni kita, adik-adik millennial, mereka itu setiap tahun bertambah."
"Pertanyaanya apakah rumah itu bisa mengakomodir semua kepentingan mereka? Nah, itulah konsep Rumah Bersama ini akan menjadi bagian bagian dari program,” kata Ones.
“Bayangkan sebuah rumah ada ruang-ruang. Nah, ruang-ruang itulah nanti akan menjadi bagian dari kolaborasi kita. Kenapa? Karena memang kata kuncinya ada kolaborasi, kolaborasi akan menciptakan harmoni. ITB punya tagline “In Harmonia Progressio”.
"Harmoni dulu, baru ada kemajuan. Ini akan menjadi misi saya bagaimana membuat semua elemen ikatan alumni itu bisa guyub, mereka bisa kolaborasi bersama sehingga nanti kita bisa mengeksekusi berbagai macam program,” urainya.
Untuk program, lanjut Ones, bagaimana lebih mempererat keguyuban alumni ITB lintas fakultas, sehingga memberikan manfaat secara umum bagi bangsa Indonesia.
Baca juga: Vietnam Restui Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Viral Sosok Perempuan 21 Tahun Jadi Mahasiswi S3 Termuda di ITB, Bercita-cita Jadi Dosen
“Bagaimana kita bisa menyatukan semua alumni ITB yang sudah mumpuni di bidangnya, itu bisa menjadi semacam mentor, role model bagi adik-adik millenial. Diberikan coaching, dikasih akses ke industri, pendanaan, sehingga nanti kita bisa melihat adik-adik itu ada yang menjadi aset bangsa,” ujar Ones.
“Juga nanti dengan komunitas-komunitas yang ada di ITB. ITB makin banyak komunitasnya, ini modal. Ada komunitas hobby seperti Komunitas Musik ITB (ITB), Komunitas Lari seperti G-10 dan group2 lari lainnya, komunitas sepeda seperti Lintang, Laju, dll, juga komunitas yang penuh riang gembira seperti Alumni ITB Garis Lucu (AIGL), termasuk komunitas-komunitas kedaerahan seperti Gajatoba dan Minang, dll., ITBMotherhood dan masih banyak lagi... ini modal untuk mengisi rumah itu agar penuh warna tapi dengan konteks yang sangat guyub. Ini modal awal untuk sebuah harmoni tadi,” urainya.
Prestasi Ones
Ones adalah seorang teknokrat, ekonom dan profesional Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bio Farma (Holding Farmasi BUMN).
Ones mendapatkan gelar sarjana Teknik Industri ITB kemudian melanjutkan studi Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom, Bandung, Jawa Barat.
Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat pada 24 Juni 1968 ini pernah menduduki berbagai posisi, mulai dari Direktur Utama Kimia Farma, Direktur Keuangan PT Telkom Indonesia, Direktur Wholesale and International Service PT Telkom Indonesia, Vice President Strategic Business Development Direktorat IT Solution & Strategic Portfolio Telkom, dan jabatan lainnya.
Berbagai penghargaan pun pernah diraihnya selama berkarir, baik secara lembaga maupun penghargaan personal.
Terbaru, ia didaulat sebagai Marketeer of The Year 2020 oleh MarkPlus Inc karena Ones dinilai mampu membawa Bio Farma menjadi perusahaan yang dipercaya oleh World Health Organization (WHO) untuk mendapatkan izin emergency use vaksin polio dalam waktu singkat.
Baca juga: ITB Diajak Cari Solusi Urai Kemacetan Akut di Kawasan Puncak
Baca juga: Mendagri Optimis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Hasilkan Herd Immunity
Reputasi ini juga yang mendorong Bio Farma kembali mengajukan izin emergency use untuk vaksin Covid-19.
Selain itu, Bio Farma menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang lolos audit Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk memproduksi vaksin Covid-19.
Menristek Harap Bibit Vaksin Merah Putih Diserahkan kepada Bio Farma Maret Ini
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan bibit vaksin Merah Putih bakal diserahkan kepada perusahaan farmasi Bio Farma pada bulan Maret mendatang.
Terdapat sejumlah lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia yang melakukan pengembangan vaksin Merah Putih.
"Mengenai progres vaksin Merah Putih sendiri kita harapkan bulan Maret ini bibit vaksin mulai diserahkan kepada PT Bio Farma," ujar Bambang pada Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi Nasional Tahun 2021 di Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (28/1/2021).
Bambang berharap, vaksin Merah Putih dapat ikut andil dalam proses vaksinasi Covid-19.
Meski dirinya mengakui vaksin Merah Putih belum bisa digunakan dalam proses vaksinasi tahap awal ini.
Mantan Kepala Bappenas ini menilai, vaksin Merah Putih dapat mempertahankan herd imunity atau kekebalan kawanan masyarakat Indonesia dari virus corona.
"Kita harapkan vaksin Merah Putih akan menjaga kesinambungan dari herd imunity yang kita harapkan bisa tercapai dengan program vaksinasi tahap awal ini," kata Bambang.
Daya tahan tubuh yang ditimbulkan oleh vaksin Covid-19, menurut Bambang, tidak dapat bertahan selamanya.
Sehingga, menurut Bambang, akan ada kemungkinan diperlukan vaksinasi ulang.
Vaksin Merah Putih diharapkan dapat memenuhi kebutuhan proses vaksinasi ulang yang mungkin tahun depan atau dua tahun lagi.
"Pada waktu tahapan vaksinasi ulang kita harapkan di situlah vaksin Merah Putih memegang kendali," pungkas Bambang.
Saat ini, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
Enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode yang berbeda.
Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus-like particle.
Sementara Universitas Airlangga adenovirus, ITB juga adenovirus, sementara Universitas Gajah Mada menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan protein rekombinan.
Sebagian artikel telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Menristek Harap Bibit Vaksin Merah Putih Diserahkan kepada Bio Farma Maret Ini"