Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hartono Si Pelukis Spanduk Pecel Lele, Karyanya Mejeng Hingga ke Papua 

Hartono asal Madura membagikan kisahnya awal mula merantau ke Jakarta, buka warung pecel lele hingga gantung wajan jadi pelukis spanduk pecel lele.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Hartono Si Pelukis Spanduk Pecel Lele, Karyanya Mejeng Hingga ke Papua 
TribunJakarta/Satria Sarwo Trengginas
Hartono (51), sosok pelukis spanduk pecel lele di rumah kontrakannya di kawasan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi pada Senin (22/2/2021). 

Spanduk dibuat dengan dua teknik, sablon dan lukis.

Teknik sablon untuk mencetak huruf sedangkan gambar-gambar hewan dilukis dengan cat.

Teknik melukis Hartono belajar secara otodidak.

Ia sering melakukan survey ke berbagai spanduk pecel lele.

Setelah itu, ia pelajari bentuk tulisan dan gambarnya.

Rata-rata spanduk pecel lele hanya awet selama dua tahun.

Lebih dari itu biasanya sudah rusak dan kusam.

Baca juga: Tenda dan Spanduk Sudah Terpasang, Peserta Acara Klub Motor Disuruh Pulang ke Rumah oleh Polisi

Berita Rekomendasi

Menurut Hartono, yang belajar dari pengalamannya berdagang, penjual pecel lele biasanya menyimpan spanduk ala kadarnya saja.

Padahal, spanduk itu penting untuk sebuah jenama usaha.

"Ketika udah malam kan capek. Jadi kadang-kadang main gulung aja. Diikatnya asal-asalan. Akhirnya besok jamuran, kalau termasuk orang yang rajin setelah kehujanan sarungnya itu direndam di bak dan dijemur," jelasnya.

Ia juga menggunakan cat berwarna 'ngejreng' untuk warna tulisan dan gambar di spanduk agar terlihat mencolok dan menyala di malam hari.

Soal warna ini, lanjut Hartono, sebagian besar pelukis pecel lele asal Lamongan memakai pakem ini.

"Kalau kita pakai warna standar saja itu tidak menyala kalau malam. Untuk mengakalinya pakai warna terang. Kena lampu warung itu jadi terang. Di pinggir spanduk dikasih kain lis dengan warna stabilo agar terlihat kontras juga," lanjutnya.

Hartono si pelukis spanduk lele 2
Hartono sedang melukis spanduk pecel lele di rumah kontrakannya Kawasan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi pada Senin (22/2/2021).

Sudah Lukis 4.000-an

Sejak 2008 hingga sekarang, Hartono sudah melukis sekitar 4.427 spanduk dengan beragam ukuran.

Ia selalu mencatat order yang masuk di sebuah buku panjang sejak 2008. 

Kebanyakan pelanggannya datang dari penjual pecel lele.

Hanya beberapa saja yang berasal dari penjual sea food dan lainnya. 

Soal harga, ia mematok Rp 130 ribu per meter.

Spanduk yang dipesan pun beragam ukuran.

Spanduk terpanjang yang pernah dibuatnya mencapai 25 meter.

Dalam tiga bulan, ia biasanya menghabiskan sekitar 280 meter sampai 300 meter spanduk.

Pelanggan pun banyak yang berasal bukan saja dari dalam kota, tetapi juga luar kota.

"Dari Aceh sampai Papua, pokoknya sebagian besar Pulau Indonesia sudah masuk semua. Saya pernah kirim ke Sentani, Papua. Ongkirnya saja Rp 1,3 juta," ujarnya.

Bisnis di Tengah Pandemi

Meski pandemi Covid-19 membuat banyak bisnis seret, tetapi tidak demikian bagi Hartono.

Pesanan demi pesanan mampir di ponselnya itu.

Ia mengaku pendapatannya sempat tertunda sesaat di awal pandemi. 

Pesanan baru diambil dua bulan setelah jadi lantaran warung pecel lele tutup total.

Kendati demikian, masih banyak penjual pecel lele baru yang memesan kepadanya.

Bahkan, seorang aktor tanah air, yang baru merintis usaha baru pecel lele, memesan spanduk kepadanya.

"Pengusaha-pengusaha pecel lele yang baru banyak yang berdatangan. Hari ini aja ada empat spanduk tiba-tiba pesen. Enggak tahu mereka dapat nomer darimana. Biasanya nyari di google," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cerita Hartono Pelukis Spanduk Pecel Lele, Sudah Hasilkan 4.000-an Karya di Seluruh Indonesia

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas