Banjir Bekasi: Vaksin Sempat Hanyut, Resepsi Nikahan Gagal Total, Warga Mengapung Pakai Ember
Sejumlah peristiwa terjadi saat banjir melanda Bekasi, vaksin hanyut, resepsi nikahan gagal, warga mengapung pakai ember dan ibu hamil naik truk.
Penulis: Theresia Felisiani
Saat Banjir Melanda Ibu di Burangkeng Bekasi Harus Gunakan Truk Hingga Melahirkan di Warung Abidin
Rita Novitasari warga Perumahan Mustika Park Place (MPP), Desa Burangkeng, Kecamatan Setu harus berjuang menerjang banjir disaat hendak melahirkan, Sabtu (20/2) dini hari.
Ia harus dibawah menggunakan truk untuk dapat menerjang banjir.
Sekitar pukul 02.00 dinihari, Rita harus menahan sakit perutnya di saat banjir datang.
Kala itu usai kandungan sudah memasuki sembilan bulan. Tak ada kendaraan yang bisa akses lantaran banjir sudah setinggi paha orang dewasa.
Beruntung pada saat itu ada truk besar lewat saat hendak mengevakuasi warga.
Dengan menahan sakit Rita menerjang banjir menggunakan truk menuju Rumah Sakit (RS) Kartika Husada di Desa Burangkeng.
Sesampai di sana pihak rumah sakit menjelaskan bahwa waktu lahir sekitar dua tiga hari lagi.
“Saat itu sudah dari rumah menerjang banjir mengenakan kendaraan kijang, sesampai di Cluster Brazia ternyata tidak bisa menembusnya karena cukup dalam, beruntung ada truk lewat jadi dievakuasi lewat truk,” kata warga Cluster Navara MPP, Adhi Fikri Imannudin, kemarin.
Lantaran masih menahan sakit, suami Rita berupaya membawa klinik terdekat di Grand Residence.
Namun, lagi-lagi jalanan tidak bisa diakses. Begitu juga ke Hermina Grand Wisata tak bisa diakses dari Setu. Alhasil Rita bersama suami berupaya kembali ke rumah.
Sesampai dekat perumahan, ia tak bisa masuk akibat banjir masih tinggi.
Alhasil Rita menunggu di rumah pemilik warung di dekat perumahan.
"Warung itu dikenal dengan nama Warung Abidin. Truk sudah pergi saat sampai rumah sakit, jadi dibantu dengan warga dan ketua RT,” kata Ketua RT 003 ini.
Sembari menunggu di warung Abidin, warga berupaya memanggil bantuan, namun bantuan itu belum datang.
Dengan penuh perjuangan, Rita melahirkan anaknya perempuan dengan selamat.
Proses lahiran bersama suaminya yang memang tidak mengerti apa-apa dan juga anak pemilik warung abidin
5. Mengungsi di Kontainer
Warga yang bermukim di Kampung Bojong, Desa Bojong Sari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, menjadi korban banjir sejak Sabtu (20/2/2021) lalu.
Setelah tiga hari, banjir yang diakibatkan luapan Sungai Citarum imbas jebolnya tanggul, masih belum surut dan merendam permukiman warga setinggi satu meter.
Mirisnya, karena bantuan korban banjir di Kabupaten Bekasi itu belum didistribusikan secara merata, warga terpaksa mengungsi di kontainer truk.
Titin Hayati seorang pengungsi menceritakan awalnya para warga Kampung Bojong mengungsi di pinggir jalan utama pada Sabtu lalu.
Mereka mendirikan tenda secara swadaya lantaran tak ada bantuan dari Pemkab Bekasi.
Hingga kemudian, tanggul Sungai Citarum meluap, limpasan banjir pun merendam tenda pengungsian warga.
"Tadinya kita di sini (jalan), terus airnya naik lagi sampai setinggi mobil," kata Titin di lokasi, Senin (22/2/2021).
Beruntung, pemilik perusahaan truk yang berlokasi tak jauh dari titik banjir berbaik hati meminjamkan kendaraannya agar bisa digunakan sebagai tempat pengungsian.
"Akhirnya ada perusahaan ini baik kasi pinjem kontainer buat warga," kata Titin.
Titin menjelaskan ia dan warga korban banjir di Kampung Bojong sudah tiga hari tidur di dalam truk kontainer.
Hingga kini, belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi terkait tenda pengungsian maupun kebutuhan logistik makanan.
Untuk makan sehari-hari, warga memanfaatkan stok seadanya atau beli lauk sendiri.
"Saya di sini sudah tiga malam. Dari pertama (banjir) udah dibuka (kontainer). Makanan nggak ada suplai (bantuan), karena akses jalan utama kemarin susah masuk," tegasnya.
Terdapat sekitar delapan truk kontainer yang dimanfaatkan sebagai posko pengungsian, kendaraan diparkir di dekat perkampungan yang aman dari banjir.
Truk kontainer besar yang digunakan sebagai posko pengungsian berupa trailer box berukuran besar, bagian penutup samping dibuka untuk akses masuk.
Di dalamnya, warga tampak menggelar alas berupa karpet atau tikar, bahkan sebagian di antaranya memanfaatkan truk sebagai dapur darurat.
Selain di dalam truk kontainer, warga terdampak banjir sebagian mengungsi dengan membuka tenda di pinggir rel kereta api.
Jalur KA jarak jauh tersebut diketahui saat ini berhenti operasionalnya akibat tergerusnya pondasi rel kereta api dari Kedunggedeh-Lemah Abang. (tribun network/thf/wartakotalive.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.