Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasha Sentil Giring Gara-gara Kritik Keras Gubernur Anies, Ini Balasannya: Bukan Kritik Sembarangan

Gubernur Anies dan Banjir DKI, Giring Ganesha dan Pasha saling sentil, komentar dua musisi warnai fenomena banjir DKI Jakarta awal Februari 2021

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Pasha Sentil Giring Gara-gara Kritik Keras Gubernur Anies, Ini Balasannya: Bukan Kritik Sembarangan
Instagram/pashaungu_vm/giring
PLT Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha disentil mantan Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo alias Pasha Ungu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melontarkan kritikan keras pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menangani banjir di ibu kota.

Satu per satu kader PSI mengkritik habis Anies Baswedan.

1. Giring Ganesha Pertanyakan Konsep Naturalisasi Sungai yang Tak Pernah Diimplementasikan Anies

Plt Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mempertanyakan sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi banjir Jakarta, karena lebih memilih menyalahkan pihak lain.

“Jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman. Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya,” ujar Giring, dalam keterangannya, Senin (22/2/2021).

Giring mengutip data BMKG, bahwa status pintu air Katulampa, Depok, dan Krukut Hulu adalah siaga 4 alias masih normal sejak Sabtu tengah malam sampai Sabtu petang.

Selama tiga tahun terakhir, lanjut Giring, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilainya tidak pernah mengimplementasikan konsep naturalisasi sungai untuk mengatasi banjir.

Berita Rekomendasi

“Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan. Akibatnya banjir kian memburuk," kata Giring.

Baca juga: Wagub DKI Tegaskan Pencopotan Juaini dari Posisi Kepala Dinas SDA Bukan Karena Banjir

Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa.

“Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua,” tambah Capres RI 2024 tersebut.

Alih-alih menjatahkan untuk pencegahan banjir, Giring menyesalkan alokasi anggaran untuk hal-hal yang jauh dari kebutuhan mendesak warga.

“Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan,” pungkas Giring.

Giring Ganesha saat ditemui di Kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia, Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020) sore.
Giring Ganesha saat ditemui di Kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia, Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020) sore. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

2. PSI: Selama Anies Baswedan Menjabat Normalisasi Sungai Mandek di Tengah Jalan

Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta Justin Adrian Untayana mengatakan selama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjabat selama sekitar tiga setengah tahun terjadi kemandekan program normalisasi atau naturalisasi sungai.

Alhasil ketika curah hujan tinggi, sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah yang lebih, sehingga terjadilah banjir di Jakarta, seperti yang terjadi pada Sabtu (20/2/2021) lalu.

“Kapasitas tampung sungai, karena program normalisasi yang tidak berjalan. Kalau kita lihat selama tiga setengah tahun Bapak Anies menjabat sebagai Gubernur DKI bisa dikatakan normalisasi mandek di tengah jalan,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta ini dalam Diskusi Online PSI: Data dan Fakta Banjir Jakarta, seperti disiarkan langsung di Channel Youtube Partai Solidaritas Indonesia, Senin (22/2/2021) malam.

"Kalau pun ada klaim telah dilakukan normalisasi, Justin lebih melihat itu sebagi beutifikasi dan betonisasi di bagian pinggir sungai. Kalau ada klaim atas program naturalisasi yang dilakukan oleh Bapak Gubernur, seperti contohnya yang di Banjir Kanal Barat, di dekat hotel Shangrila, setelah dicek ternyata tidak ada elemen untuk pengendalian banjirnya,” jelasnya.

Politikus PSI ini tidak melihat ada perubahan lebar dan kedalaman air sungai dari normalisasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di lokasi tersebut.

“Karena lebar sungai tetap sama hanya dilakukan betonisasi di pinggirannya mungkin untuk selfie Pak Gubernur, kalau datang ke tempat ini.”

“Jadi sepertinya itu dibanding naturalisasi lebih cocok dikatakan beutifikasi karena hanya untuk memperindah saja tetapi tidak menambah kapasitas daya tampung dengan dilihat dari lebarnya yang masih sama,” ucapnya.

Petugas mengevakuasi warga yang terjebak banjir menggunakan perahu karet di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). Akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota Jakarta sejak Jumat dini hari kawasan Cipinang Melayu kembali terendam banjir setinggi 2 meter. Tribunnews/Jeprima
Petugas mengevakuasi warga yang terjebak banjir menggunakan perahu karet di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). Akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota Jakarta sejak Jumat dini hari kawasan Cipinang Melayu kembali terendam banjir setinggi 2 meter. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Selanjut dia melihat juga minimnya anak-anak sungai di DKI Jakarta.

Hal ini banyak sekali ditemukan di daerah-daerah yang terkena banjir.

Dia mencontohnya di daerah Cipinang Indah, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Di Perumahan Cipinang Indah ini mengalami banjir, padahal di sampingnya ini ada Banjir Kanal Timur (BKT).

“Saat banjir, BKT masih kosong.Di situ ada BKT, sungai yang sangat besar sekali tetapi daerah sekitarnya banjir. Setelah dicek dan saya melakukan komunikasi dengan RT disana ternyata masalahnya pembuangan ke BKT itu cuma satu,” katanya.

“Pak RT dan RW di sana sudah mengusulkan untuk penyediaan pompa dan pembangunan lainnya beberapa waktu yang lama, tetapi hingga kini juga tidak pernah terlaksana juga. Mereka sudah kehilangan harapan dalam program itu,” paparnya.

3. Jubir PSI : Anies Baswedan Harus Minta Maaf pada Warga Jakarta karena Gagal Cegah Banjir

Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Faldo Maldini menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk meminta maaf kepada warganya karena gagal mencegah banjir di akhir pekan kemarin.

"Banjir Jakarta jelas karena Gubernur Anies Baswedan tidak kompeten. Mau pakai alasan dari A sampai Z, ujung-ujungnya kembali pada tata kelola yang buruk," ujar Faldo, dalam keterangannya, Selasa (23/2/2021).

Faldo mengingatkan bahwa data menunjukkan serapan anggaran penanggulangan banjir pada tahun 2018 dan 2019 sangat rendah.

"Artinya, tidak banyak yang dikerjakan beberapa tahun belakangan. Mas Anies menyia-nyiakan waktu. Tidak bekerja selama ini," lanjut Faldo.

Hingga malam ini ketinggian banjir di RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu yang sempat ditinjau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih mencapai 70 sentimeter pada Jumat (19/2/2021).
Hingga malam ini ketinggian banjir di RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu yang sempat ditinjau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih mencapai 70 sentimeter pada Jumat (19/2/2021). (Kolase Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan/Kompas Images/Roderick Adrian Mozes)

Ia menegaskan Anies pernah bilang bahwa tak peduli apa yang orang bilang, tapi lebih hirau apa yang akan ditulis sejarawan.

"Kami harap Mas Anies tidak membiarkan sejarawan mencatat Bapak sebagai pemimpin yang sangat buruk mengurus rakyatnya," ungkapnya.

Selain itu, Faldo menyampaikan juga bahwa dirinya melakukan penggalangan dana di akun Instagram-nya untuk warga korban banjir.

"Update donasi galang dana di Instagram LIVE, setelah 8 jam 45 menit dibuka, terkumpul Rp 51.600.000, beras 400 kg, baju kaos 500 pieces," pungkas Faldo.

Disentil Pasha karena Nilai Anies Tak Mampu Atasi Banjir, Giring Membalas : Bukan Kritik Sembarangan

Giring Ganesha tak tinggal diam ketika kritik tajamnya untuk Anies Baswedan dibalas oleh Pasha.

Giring menekankan pada Pasha bahwa dirinya dan PSI berhak untuk mengkritik Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta.

Perseteruan dua musisi yang kini menjadi politisi ini berawal dari kritik Giring soal penanganan banjir di Jakarta.

Giring berpendapat Anies Baswedan tak mampu untuk menangani banjir di Jakarta.

Dia juga menyebut Anies Baswedan hanya bisa menyalahkan kondisi alam saat banjir di Jakarta.

Menurut Giring Anies juga tak memiliki rencana strategis untuk menangani banjir di Jakarta.

PLT Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha disentil mantan Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo alias Pasha Ungu.
PLT Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha disentil mantan Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo alias Pasha Ungu. (Instagram/pashaungu_vm/giring)

Pasha menjawab kritikan Giring, Pasha juga mempertanyakan kapasitas Giring dalam mengkritik Anies Baswedan.

Soal pernyataan Pasha, Giring mengatakan bahwa PSI sangat memiliki hak untuk mengkritik Anies Baswedan.

Pasalnya di DKI Jakarta sendiri PSI memiliki 8 kursi.

"Terimakasih kasih saudaraku dan seniorku Pasha.

Ini tentu bukan kritik sembarangan. Kami punya 8 kursi di DKI yang mengawal kerja Gubernur.

Kami rutin bertemu dan membahas masalah-masalah DKI terkait anggaran kemacetan, sampah dan tentu saja banjir.

Apa yang saya tuliskan itu fakta yang terjadi di DKI.

sebagai partai yang memiliki perwakilan di DKI, tak berlebihan jika saya katakan bahwa PSI berhak untuk menyuarakan suara warga DKI Jakarta dan konstituen kita

salam solidaritas," balas Giring.

Giring juga mendapat dukungan dari Tsamara Amany.

"Siappp bro ketum! Kita mesti evaluasi kinerja Pak Gub," tulis Tsamara.

Tsamara Amany Alatas
Tsamara Amany Alatas (TribunStyle.com/ Dok Tribunnews)

Sebelumnya diberitakan, Giring mengatakan saat banjir di Jakarta beberapa hari lalu, status pintu air di Bogor dan Depok justru normal.

"Mas Gubernur @aniesbaswedan jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman.

Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal.

Artinya banjir terjadi karena Mas Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya," kata Giring melalui akun Instagramnya yang terverifikasi.

Giring berpendapat selama 3 tahun ini Anies Baswedan tak serius menangani permasalahan banjir di Jakarta.

"Selama tiga tahun terakhir Mas Anies tidak pernah serius mengatasi banjir selain itu Mas Anies terbukti tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta.

Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan, sementara normalisasi sungai dihapuskan," tulis Giring.

Pun ketika memasuki musim hujan, kata Giring, Anies juga tak melakukan pengerukan sungai.

"Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa.

Baca juga: Banjir Bekasi: Vaksin Sempat Hanyut, Resepsi Nikahan Gagal Total, Warga Mengapung Pakai Ember

Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir.

Padahal anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua," kata Giring.

Giring menyebut anggaran DKI Jakarta digunakan untuk program lain.

"Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu.

Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas.

Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan," kata Giring.

Pasha Menanggapi Kritik Giring Terhadap Anies Baswedan

Pasha menyoal pendapat Giring terhadap kapabilitas Anies Baswedan dalam menangani banjir di Jakarta.

"Judgement bro ketum terkait kapabilitas pa gub @aniesbaswedan yang bro anggap tidak mampu mengelola Jakarta saya kira terlalu naif dan kerdil..

mengelola Jakarta tidak semudah bro mengkritik di medsos.. " kata Pasha.

Pasha mengatakan Pemprov DKI Jakarta perlu memberika ekstra perhatian untuk mengatasi banjir di Jakarta.

"Bahwa Pemda DKI Jakarta perlu memberikan ekstra perhatian khusus terkait program penanganan banjir berikut how to solve the problem kita sepakat,

bahkan bila perlu ada tim satgas banjir yg dibentuk dalam mengantisipasi kejadian banjir yang terus berulang hampir setiap tahunnya.." kata Pasha.

Baca juga: Klaim Sukses Atasi Banjir, Gubernur Anies Malah Geser Posisi Kepala Dinas SDA 

Menurut Pasha selama ini pemerintah bekerja sesuai dengan prinsip kebutuhan.

"Pemerintah bekerja berdasarkan prinsip kebutuhan yang di laksanakan by sistem,by regulasi dan anggaran yang sudah di poskan di setiap opd2 terkait.. " kata Pasha.

Pasha menyarankan agar anggota DPRD DKI Jakarta kembali membuka blue print di zaman Belanda.

"Saran bagi saudara2ku yang duduk diDPRD DKI Jakarta termasuk kader partai #PAN yang duduk di parlemen DKI untuk buka kembali blue print perencanaan pembangunan ibukota Jkt sejak zaman Belanda

yang mana saya yakin semuanya sudah tertuang didalamnya termasuk jawaban persoalan bagaimana agar Jakarta tidak ‘lagi’ banjir.." kata Pasha.

Pasha menekankan kata kapabilitas yang diutarakan Giring untuk Anies Baswedan menjadi bias.

"Kata kapabilitas yg bro sampaikan ini sangat ‘bias’ dan tidak tepat sebab persoalan Jakarta tidak hanya banjir..

hari ini ada pandemi,ada persoalan kemiskinan baru dampak dari pandemi ada persoalan pemulihan ekonomi ada persoalan pembangunan juga pembenahan serta dekorasi kota yang jg tidak bisa ditinggalkalkan begitu saja..

semua harus diselesaikan setidaknya secara linier/paralel.." kata Pasha.

Warga menyaksikan banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). Akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota Jakarta sejak Jumat dini hari kawasan Cipinang Melayu kembali terendam banjir setinggi 2 meter. Tribunnews/Jeprima
Warga menyaksikan banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). Akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota Jakarta sejak Jumat dini hari kawasan Cipinang Melayu kembali terendam banjir setinggi 2 meter. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Pasha tak setuju bila kapabilitas Anies dalam menangani banjir disamaratakan dengan kinerjanya yang lain.

"Kalau kemudian persoalan banjir melahirkan pendapat terkait kapabilitas secara menyeluruh saya pribadi tidak sepakat..

selaku pemimpin partai di Republik ini sejatinya saudaraku giring harus lebih bijak melihat situasi bangsa kita yang sedang ‘sakit’ & ‘sulit’..

setidaknya narasi yang dibangun harusnya menenangkan tidak ‘meresahkan’ apalagi sampai ke persoalan penilaian ketidakmampuan seseorang..

bukankah bro giring pun tidak dalam kapasitas menilai seperti itu..?

apakah bro giring sudah pernah teruji mengelola sebuah kota/daerah atau bahkan kelurahan..?

mohon maaf kalau saya keliru berpendapat bro ketum.. salam millenial! hidup PSI!salam hormat saya -pasha- ketua DPP PAN.." tulis Pasha ke Giring soal kritik penanganan banjir di Jakarta oleh Anies Baswedan. (tribun network/thf/vin/sri/Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas