Sebulan Jadi Bos Geng Motor Enjoi MBR 86, Beli Sajam di Pasar Senen, RD Nekat Sabet Jemari Polisi
Geng motor Enjoi MBR 86 asal Jakarta Utara jadi sorotan setelah bosnya inisial RD (22) nekat menyabet jemarin polisi.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Geng motor Enjoi MBR 86 asal Jakarta Utara kini harus berhadapan dengan polisi.
Setelah aksi konvoi mereka yang meresahkan masyarakat.
Bahkan hingga bosnya, RD (22) nekat menyabet jemari anggota polisi menggunakan senjata tajam.
Berikut sejumlah fakta soal RD, bos Geng motor Enjoi MBR 86 yang kini mendekam di tahanan.
RD Baru Sebulan Jabar Bos Geng Motor Enjoi MBR 86
RD (22) tahun, merupakan bos dari geng motor tersebut.
RD menjadi pemimpin geng motor tersebut sekira 30 hari atau sebulan.
"Saya ikut geng ini selama satu bulan lebih," ucap dia.
RD Beli Sajam di Pasar Senen
Kapolsek Metro Menteng, AKBP Iverson Manossoh, mengatakan RD membeli senjata tajam senilai Rp350 ribu.
"Pelaku membeli senjata tajam di Pasar Senen seharga Rp350 ribu," kata Iverson.
Senjata itulah yang digunakan RD untuk menyabet jemari Aiptu Dwi Handoko.
Sebelum Serang Polisi, RD Tenggak Miras
Sebelum menyerang Aiptu Dwi Handoko, kata Iverson, RD dan anggotanya menenggak minuman keras.
"Mereka selalu menenggak miras (minuman keras) sebelum melancarkan aksinya," beber Iverson.
Dengan lebih dulu mengkonsumsi miras, RD meyakini mereka akan lebih berani dalam beraksi.
"Sebelum melancarkan aksinya, kedua pelaku mengkonsumsi miras biar berani," ucap Iverson.
Polisi pun telah mengamankan barang bukti berupa senjata tajam, ponsel, dan sepeda motor.
RD Pernah Masuk Pesantren Selama 7 Tahun
Setelah diperiksa, RD pentolan geng motor Enjoi MBR 68 ternyata pernah masuk pesantren.
Dia memiliki riwayat pendidikan di sekolah agama.
"Dia pernah sekolah di pesantren tujuh tahun lalu," kata Iverson.
RD Terancam Hukuman di Atas Lima Tahun
RA diamankan polisi bersama rekannya, LO (21 tahun).
Akibat perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
"Dengan ancaman pidana lima tahun enam bulan," tutup Iverson.
Sebelumnya, geng motor tersebut melancarkan aksinya pada Minggu (28/2/2021).
Aiptu Dwi Handoko mendapat sabetan senjata tajam pada jemarinya.
Akibatnya Aiptu Dwi Handoko harus dilarikan ke Rumah Sakit.
Kronologi
Komplotan geng motor nekat membacok bagian tubuh anggota polisi dari Polsek Metro Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/3/2021).
Akibatnya, jemari anggota polisi tersebut mengalami luka lantaran terkena sabetan senjata tajam.
Kanit Reskrim Polsek Metro Menteng, Komisaris Polisi Gozali menjelaskan, saat itu anggota polisi tersebut berusaha membubarkan geng motor yang sedang konvoi di kawasan Menteng.
Bukannya bubar, geng motor tersebut menyerang anggota polisi tersebut.
"Geng motor ini sempat berteriak kami dari Jakarta Utara sambil mengangkat sajam," ucap Gozali.
"Berdasarkan hasil penyelidikan, total ada tiga puluh motor. Setelah melukai anggota, mereka kabur," lanjutnya.
Tak Terima Ditegur, Geng Motor Langsung Serang Aiptu Dwi Handoko
Peristiwa itu terjadi saat Aiptu Dwi Handoko sedang menghentikan puluhan geng motor yang hendak membuat keributan di Jalan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/2/2021).
"Benar, anggota (polisi) mengalami luka di jarinya karena terkena sajam (senjata tajam)," kata Kanit Reskrim Polsek Metro Menteng, Komisaris Polisi (Kompol) Gozali kepada wartawan, Jakarta, Rabu (3/3/2021).
Kejadian berawal anggota Polsek Menteng sedang memantau situasi di sekitar Jalan Pegangsaan, Jakarta Pusat.
Sebanyak 25 motor yang masing-masing dinaiki dua remaja tiba-tiba melintas dari arah utara.
"Mereka melaju sembari menyalakan klakson. Akibatnya, warga terpancing keluar untuk melihat kebisingan itu," ujarnya.
Baca juga: Pentolan Geng Motor Enjoi MBR yang Bacok Polisi: Pernah Masuk Pesantren, Minum Miras Biar Berani
Aiptu Dwi Handoko berusaha menghentikan puluhan geng motor yang sedang memancing keributan.
Tak terima ditegur, kelompok geng motor tersebut justru langsung menyerang dan melukai tangan Aiptu Handoko.
"Setelah itu, anggota (Aiptu Handoko) berusaha menghentikan mereka, namun salah satu anggota geng motor melukai anggota kami. Anggota kami kena (bacok) di jari kelingking sebelah kanan," ungkap Gozali.
Setelah melakukan penganiayaan, gerombolan geng motor tersebut langsung melarikan diri. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com, Wartakotalive.com)