Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang Diduga Disalahgunakan, Ombudsman Jelaskan Penyebabnya
Kejadian ini, menurut Teguh, mirip seperti kasus vaksinasi salah sasaran yang dilakukan oleh selebgram Helena Lim baru-baru ini.
Editor: Hasanudin Aco
Keduanya memang masih karyawan salah satu pemilik toko di Blok A Pasar Tanah Abang.
Namun, mereka tidak bekerja di toko tersebut, melainkan di tempat usaha yang berbeda.
"Kalau saya kerjanya di gudang di Pluit. Ini teman saya (Devi) juga sama," kata Ahmad saat ditemui Kompas.com usai vaksinasi.
Ahmad mengaku ia dan Devi bisa mendapat vaksinasi karena didaftarkan oleh bosnya.
Mereka didaftarkan untuk vaksinasi sejak Februari atau awal kegiatan vaksinasi ini dibuka.
Hari ini keduanya sudah menjalani penyuntikan untuk vaksin dosis kedua.
Ahmad mengaku tak sulit baginya mendapat jatah vaksin meskipun bukan pedagang. Ia cukup menyetorkan Kartu Tanda Penduduk ke bosnya.
Setelah itu, ia pun mendapat kupon dari bosnya yang berisi waktu vaksinasi. Ia tinggal datang sesuai keterangan waktu yang ada di kupon.
"Jadi cuma KTP saja sama pembagian kupon itu. Enggak harus ngisi formulir ribet gitu ya," katanya.
Sebelumnya, warga yang bukan pedagang juga ditemukan mengantre vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, pada Senin (1/3/2021) lalu.
Seperti diberitakan Kompas.id, mereka datang ke lokasi vaksinasi hanya dengan membawa Kartu Tanda Penduduk.
Sementara berkas lainnya yang menjadi persyaratan memperoleh vaksin dibawa oleh pedagang atau penyewa kios.
Ami (50), asisten rumah tangga ini contohnya, sudah mengantre pengambilan kupon vaksin sejak pukul 09.00.
Sambil mengantre, ia juga menanti kedatangan majikannya, penyewa salah satu kios di Pasar Tanah Abang, yang akan membawakannya berkas untuk pendaftaran ulang vaksinasi.
"Tidak tahu apa saja yang dibawa (untuk vaksinasi). Yang urusin (pendaftaran) bos. Bos belum datang. Saya pembantu rumah tangga," kata Ami.
Hernowo (38), salah satu peserta antrean kupon vaksinasi ini mengaku mengikuti vaksinasi berkat salah satu kenalannya di Pasar Tanah Abang.
Ia enggan merinci tempatnya bekerja, tetapi ia mengakui didaftarkan oleh salah satu pedagang di Blok A Pasar Tanah Abang yang merupakan kenalannya.
"Lagi menunggu (pedagang kenalannya) datang untuk ambil kupon. Surat (persyarat pendaftaran), dia yang bawa. Saya cuma bawa KTP," ucap Herwono yang kemudian segera menghindari Kompas.