Dibalik Pergantian Nama Jalan Tol Layang Japek Jadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ)
Tol Layang Jakarta-Cikampek II ganti nama jadi Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) ternyata ini alasannya dan peran Sheikh MBZ untuk Indonesia
Penulis: Theresia Felisiani

Adapun proses pembangunannya ditargetkan selesai selambatnya pada bulan September 2022 dengan daya tampung hingga 10.000 jemaah.
Hadir dalam acara groundbreaking, mewakili MBZ sebagai penyandang dana bagi keseluruhan pembangunan masjid, Menteri Energi dan Infrastruktur, Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei dan Kepala Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf, Dr Mohamed Al Kaabi.
Sementara itu, dari pihak Indonesia, turut hadir sejumlah pejabat tinggi, seperti Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Tohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, dan Duta Besar RI Abu Dhabi Husin Bagis.
"Replika Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo ini memang tidak akan sebesar masjid asli, Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi yang mampu menampung 40.000 jemaah. Namun desainnya sama persis dan semua biaya pembangunan masjid ini diberikan oleh pemerintah UEA," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kala itu.
Baca juga: Korban Dugaan Penipuan Bertambah, Mantan Pemain Timnas Sepakbola Kembali Dipolisikan
Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi yang luasnya 22.412 meter persegi membutuhkan waktu pembangunan hingga 12 tahun dan menelan biaya mencapai sekitar 545 juta dollar AS atau setara Rp 8 triliun.
Sedangkan anggaran pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo mencapai 20 juta dollar AS atau hampir Rp 300 miliar yang seluruhnya ditanggung pemerintah UEA.
Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo juga akan dilengkapi dengan Islamic Center.
Sheikh MBZ Gelontorkan Dana Investasi Rp 140 Triliun
Sheikh MBZ juga berperan besar atas penggelontoran dana investasi sebesar 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 140 triliun (asumsi kurs Rp 14.000) untuk ditempatkan pada dana kelolaan Indonesia Investment Authority (INA).
Dikutip dari laman resmi Kemenlu RI, dana tersebut diinvestasikan Pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA), yang diumumkan pada hari Selasa tanggal 23 Maret 2021 lalu, melalui media pemberitaan WAM.

Penempatan dana investasi ini merupakan arahan langsung dari Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (Sheikh MBZ).
Investasi ini merupakan buah manis dari komunikasi melalui sambungan telepon antar pimpinan kedua negara.
“Pada senja menjelang Maghrib pukul 17.30 WIB hari Jumat tanggal 19 Maret 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pembicaraan dengan MBZ,” tulis Kemenlu dikutip ulang pada Minggu (11/4/2021).
“Keduanya terlibat dalam pembicaraan akrab dan hangat serta berdiskusi mengenai perkembangan hubungan dan kerja sama antar kedua negara. Salah satu materi yang menjadi fokus pembicaraan adalah Indonesia Investment Authority (INA) yang telah terbentuk dan beroperasi di Indonesia,” sambungnya.
Profil MBZ
Seperti diketahui Sekretariat Presiden Joko Widodo meminta agar nama Putra Mahkota Abdu Dhabi itu dijadikan nama jalan tol layang Japek yang merupakan jalan tol layang pertama di Indonesia.
Siapa Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan?
Berikut profil Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan yang diambil Wartakotalive.com dari website resmi satu di antara orang terkaya di negara Timur Tengah ini.
Yang Mulia Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan adalah Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.

Dia adalah putra almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, 'Bapak Bangsa' dan Presiden pertama UEA , dan saudara laki-laki Yang Mulia Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, Presiden UEA.
Dia lahir 11 Maret 1961 di Abu Dhabi.
Kekayaan Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan mencapai 1,4 triliun dolar AS atau setara Rp 20.460 Triliun (Rp 20.460.860.000.000.000,00). (tribun network/thf/Wartakotalive.com/Kompas.com)