Gelar Sosialisasi 4 Pilar di Tanjung Priok, Sahroni Ingatkan Bahaya Paham Radikalisme
Sahroni mengingatkan warga agar tetap berpegang teguh pada nilai-nilai empat pilar demi membendung munculnya paham terorisme dan radikalisme.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dari Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni menggelar Sosialisasi Empat Pilar di Kebon Bawang, Jakarta Utara, Selasa (25/5/2021) lalu.
Dalam acara yang dihadiri oleh konstituen dari Jakarta Utara dan Jakarta Barat ini, Sahroni menyampaikan pentingnya fungsi empat pilar kebangsaan dalam mencegah terorisme dan radikalisme di tanah air.
Menurut Sahroni, pemahaman dan pengamalan empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi pilar utama dalam mencegah penyebaran paham terorisme maupun radikalisme di lingkungan masyarakat.
“Akhir-akhir ini kita kerap mendengar adanya aksi penangkapan terhadap terduga teroris di berbagai daerah. Ini sangat menyedihkan karena tentunya keberadaan teroris ini menyebabkan munculnya rasa tidak aman dan keresahan di masyarakat,” ujar Sahroni dalam paparannya di hadapan para peserta.
Baca juga: Sahroni Minta Semua Pihak Tak Saling Menyalahkan Jika Kasus Covid-19 di DKI Melonjak Usai Arus Balik
Karenanya, Sahroni mengingatkan warga agar tetap berpegang teguh pada nilai-nilai empat pilar demi membendung munculnya paham terorisme dan radikalisme.
Menurutnya, pemahaman ekstrimis bisa menjamur karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keempat pilar tadi.
"Saya melihat, paham ekstrimisme dapat masuk dan mempengaruhi masyarakat karena kurangnya pemahaman di masyarakat akan nilai-nilai tersebut. Karenanya, saya hadir di sini untuk membantu memberikan pemahaman terkait nilai penting Empat Pilar MPR," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Sahroni juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi antar sesama.
“Perlu kita pahami bahwa teroris itu tidak bisa ditunjuk ke satu agama tertentu. Paham terorisme ini datang dari pemahaman yang eksklusif dan intoleran, karenanya kita harus selalu mengutamakan keterbukaan, diskusi, dan inklusifitas di masyarakat,” pungkas Sahroni.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.