Klaster Tahlilan di Semper Barat Cilincing, 22 Warga Positif Covid-19, Ada Anak-anak dan Balita
Setelah Ciracas dan Cilangkap yang dilanda Covid-19, kini di Cilincing muncul klaster baru, 22 warga positif Covid-19 setelah hadiri tahlilan.
Penulis: Theresia Felisiani
![Klaster Tahlilan di Semper Barat Cilincing, 22 Warga Positif Covid-19, Ada Anak-anak dan Balita](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/klaster-thalilan-cilincing.jpg)
Setelah puluhan warga positif Covid-19 dan diterapkan mikro lockdown, ada sebagian warga lainnya yang memilih pergi dari rumah mereka sementara karena ketakutan terpapar corona.
Ketua RT 01 RW 04 Semper Barat, Mulyadi mengatakan, penerapan lockdown sudah berjalan sejak hari Senin (31/5/2021) lalu.
"Jadi diterapkan lockdown supaya jangan ada orang luar masuk sini, biar enggak terpapar lagi. Ini di-lockdown sejak Senin," kata Mulyadi saat ditemui di lokasi.
Mulyadi belum dapat memastikan sampai kapan lockdown ini akan diterapkan.
Namun, apabila nantinya sebagian dari 22 orang yang positif Covid-19 sudah dinyatakan sembuh, pembukaan lockdown akan dipertimbangkan.
![klaster tahlilan lockdown semper 3](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/klaster-tahlilan-lockdown-semper-3.jpg)
Ketua RW 04 Semper Barat, Muhammad Roji mengatakan, permukiman RT 01 memang merupakan yang terpadat di wilayahnya.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 450 KK, otomatis penanganan ekstra mesti dilakukan.
"Jadi kita lakukan lockdown ya. Karena memang itu RT terpadat di wilayah saya. Dengan jumlah (warga) segitu, harusnya sudah bisa terbagi menjadi tiga RT," kata Roji.
Roji juga menambahkan, seiring diberlakukannya lockdown, permukiman tersebut juga disemprot disinfektan.
Pengurus RT-RW juga mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial DKI Jakarta berupa makanan yang selama dua hari belakangan sudah dibagikan kepada warga setempat.
Kabar Baik dari Ciracas, Mikro Lockdown Tidak Diperpanjang
Warga RT 06/RW 03 Kelurahan/Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur menggelar syukuran atas dihentikannya penerapan mikro lockdown di permukiman pada Rabu (2/6/2021).
Ketua RW 03 Sugiman mengatakan kegiatan berupa makan bersama jajaran Satgas Covid-19 Kecamatan Ciracas itu digelar sebagai bentuk syukur menurunnya jumlah kasus aktif Covid-19.
Dari yang sebelumnya mencapai 36 kasus Covid-19 sehingga berstatus zona merah penyebaran Covid-19, hingga pukul 10.38 WIB tadi kasus aktif Covid-19 di permukiman RT 06/RW 03 tersisa tiga.
"Ini bentuk rasa syukur kami atas pencabutan PKBL (pengendalian ketat berskala lokal) di wilayah kami. Muncul spontan saja tanpa ada memerintah," kata Sugiman di Jakarta Timur, Rabu (2/6/2021).
Guna mencegah kerumunan, kegiatan syukuran yang berlangsung di posko Satgas Covid-19 RW 03 Kelurahan Ciracas digelar terbatas atau hanya dihadiri sejumlah anggota Satgas.
Di antaranya Camat Ciracas Mamad, Lurah Ciracas Rikia Marwan, sejumlah anggota Polsek dan Koramil Kecamatan Ciracas, dan anggota Satgas Covid-19 RW 03 Kelurahan Ciracas.
Sementara untuk warga lainnya makanan diantar langsung ke rumah-rumah oleh anggota Satgas Covid-19 RW 03 yang sebagaimana saat mikro lockdown masih diberlakukan di permukiman RT 06.
"Makanan ini dimasak ibu-ibu kader Dasawisma dan lainnya yang selama mikro lockdown mendirikan dapur umum untuk keperluan logistik makan dan minum warga selama isolasi di rumah," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Belum Cabut Status KBL untuk Kasus Covid-19 di Griya Melati
Kapolsek Ciracas Kompol Jupriono menuturkan pemberhentian mikro lockdown di permukiman warga RT 06/RW 03 merupakan hasil evaluasi Satgas Covid-19 Kecamatan Ciracas.
Pemberhentian ditandai dengan pencabutan spanduk mikro lockdown yang dilakukan oleh anggota Satgas Covid-19 Kecamatan Ciracas yang dilakukan sebelum syukuran digelar.
"Selama 14 hari mikro lockdown hasilnya sangat signifikan, terjadi penurunan kasus dari yang sebelumnya 36 kasus Covid-19 sekarang tersisa dua masih menjalani perawatan di RS Darurat Wisma Atlet, dan satu isolasi mandiri di rumah," tutur Jupriono.
Dari penyelidikan epidemiologi Puskesmas Kecamatan Ciracas penularan Covid-19 di permukiman RT 06/RW 03 berawal saat warga membawa tetangga mereka yang sakit berobat ke RS.
Setelah mengetahui tetangga mereka yang bawa berobat ke RS terkonfirmasi Covid-19 warga yang melakukan kontak erat melakukan tes swab, hasilnya ditemukan penularan Covid-19.
Total kasus terkonfirmasi Covid-19 berdasar penelusuran kontak langsung dan tes swab yang dilakukan Puskesmas terhadap 408 warga RT 06/RW 03 Kelurahan Ciracas sebanyak 36
Kasus Aktif Covid-19 Capai 90, Mikro Lockdown RT di Cilangkap Diperpanjang
Satgas Penanggulangan Covid-19 Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur memperpanjang pemberlakuan mikro lockdown di permukiman warga RT 03/RW 03 Kelurahan Cilangkap.
Camat Cipayung Fajar Eko Satrio mengatakan perpanjangan mikro lockdown atau pengendalian ketat berskala lokal (PKBL) menyusul berakhirnya masa berlaku pada Rabu (2/6/2021).
"Diperpanjang, dimulai dari tanggal 1-14 Juni 2021. Sampai dengan tanggal 31 Mei kasus Covid-19 aktif di RT 03/RW 03 Cilangkap tercatat sebanyak 90," kata Fajar saat dikonfirmasi di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (2/6/2021).
Tingginya angka kasus positif aktif Covid-19 berdasar uji swab PCR dilakukan pihak Puskesmas Kecamatan Cipayung itu jadi satu pertimbangan penerapan mikro lockdown di RT 03/RW 03 diperpanjang.
Selama 14 hari mikro lockdown warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah karena terkonfirmasi Covid-19 dan sudah dinyatakan negatif dilarang keluar permukiman guna mencegah penularan.
![Suasana pemukiman warga yang sedang menjalankan karantina wilayah di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (25/5/2021). Kini sebanyak 104 warga di daerah tersebut terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan tes usap massal terhadap 686 warga. Klaster penyebaran Covid-19 ini muncul pasca lebaran yakni 13-14 Mei 2021. Warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani karantina mikro seluruh fasilitas umum, seperti masjid dan mushala, ditutup. Warga dilarang meninggalkan rumah, kecuali untuk kepentingan darurat. Kebutuhan makan warga akan tetap dilayani dua kali sehari oleh tim bantuan di posko darurat di Jalan Assyafiyah selama karantina mikro. Beragam bantuan, seperti sembako dan alat kesehatan, terus berdatangan, baik dari swadaya masyarakat sekitar, dari kelurahan lain, bantuan pribadi, perusahaan swasta, maupun kepolisian-TNI dan dinas sosial. Tribunnews/Jeprima](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/zona-merah-klaster-lebaran-di-jakarta_20210525_183257.jpg)
Satgas Penanggulangan Covid-19 RW 03 Kelurahan Cilangkap sendiri membuat dapur umum memasok kebutuhan makanan dan minuman siap saji yang diantar ke masing-masing rumah warga.
"Untuk total kasus terkonfirmasi Covid-19 di RT 03/RW 03 Kelurahan Cilangkap sampai tanggal 31 Mei 2021 sebanyak 111 kasus. Sudah ada yang sembuh sehingga total kasus aktif Covid-19 sekarang 90," ujarnya.
Berdasar hasil penelusuran Satgas Penanggulangan Covid-19 Kecamatan Cipayung penularan di permukiman warga RT 03/RW 03 Kelurahan Cilangkap diduga berasal dari kegiatan halalbihalal Idulfitri 1442 Hijriah.
Setelah ditemukan kasus terkonfirmasi Covid-19 pihak Puskesmas Kecamatan Cipayung melakukan tes swab PCR secara bertahap kepada warga sehingga total kasus terkonfirmasi mencapai 111.
27 Warga di Kelurahan Bambu Apus Positif Covid-19 Berasal dari Klaster Keluarga
Puluhan warga RT 08 RW 03 Kelurahan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur yang positif Covid-19 berasal dari klaster keluarga.
Hal ini disampaikan Wakapolrestro Jakarta Timur AKBP Ahmad Fanani saat berada di lokasi, Selasa (1/6/2021).
"Kalau klaster Covid benar, yaitu klaster keluarga," jelasnya di lokasi.
Fanani menuturkan kasus ini bermula dari satu diantara anggota keluarga tersebut yang sakit dan enggan untuk berobat.
Baca juga: Turun Tangan Cek Kedai Viral Jual Mie Instan Rp 54 Ribu, Camat Cisarua: Jangan Buat Wisatawan Kapok
Kemudian keluarga yang lain datang untuk menjenguk dan berujung 27 orang positif Covid-19 dari 36 orang yang di PCR test.
"Di mana yang bersangkutan itu berawal daripada satu ibu-ibu yang sakit tapi tidak mau berobat. Dari rekan-rekan kita, tim Jumantik ibu-ibu ini melakukan pengecekan apakah yang bersangkutan terkena DBD atau yang lainnya. Sehingga begitu dicek ternyata terpapar Covid-19," jelasnya.
Selanjutnya 27 orang dikirim ke RSD Wisma Atlet sementara sisanya menjalani isolasi mandiri.
"Setelah dilakukan pengecekan swab antigen kita melakukan pengecekan kepada keluarga, kita mendapatkan bahwa satu keluarga itu terpapar Covid-19. Akhirnya kita bersama jajaran 3 pilar berkordinasi dan mengantarkan yang bersangkutan ke Wisma Atlet dan 24 dikirim ke Wisma Atlet. 3 orang dilakuka isolasi mandiri, karena ada yang lumpuh," tandasnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.