Pasien RSDC Wisma Atlet Melonjak 500 Persen, Tempat Tidur Hanya Tersisa 19,32 Persen
Tingkat keterisian ranjang atau bed occupancy rate (BOR) di RS Wisma Atlet untuk penanganan Covid-19 kini hanya tersisa 19,32 persen.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah pasien corona di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, terus mengalami kenaikan.
Akibatnya, tingkat keterisian ranjang atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit darurat untuk penanganan Covid-19 itu kini hanya tersisa 19,32 persen.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Mar M Arifin mengatakan, update pada Minggu 13 Juni pukul 08.00 WIB kemarin ada 537 pasien baru yang masuk ke RSDC Wisma Atlet.
Sementara jumlah pasien keluar sebanyak 208 orang. Dengan demikian kata Arifin, total jumlah pasien yang kini dirawat di RSDC Wisma Atlet sebanyak 4.836 orang.
Jumlah ini naik jika dibanding hari sebelumnya 4.519 orang.
Sementara itu, jumlah ranjang yang tersedia di rumah sakit tersebut sebanyak 5.994 bed. Sehingga, keterisian tempat tidur saat ini hanya tersisa 1.158 ranjang atau sekitar 19,32 persen.
"Jadi okupansi (keterisian tempat tidur) kita sudah di angka 80,68 persen," kata Arifin di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (13/6/2021).
Arifin mengatakan, data ini merupakan jumlah dari seluruh ranjang yang tersedia di empat tower Wisma Atlet Kemayoran.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pasien Covid, RSDC Wisma Atlet Kemayoran Tambah 2 Ribu Tempat Tidur
Pada tower 4 BOR mencapai 78,98 persen dan tersisa 21,02 persen, tower 5 mencapai 92,36 persen dan tersisa 7,64 persen, tower 6 mencapai 69,08 persen dan tersisa 30,92 persen, serta tower 7 mencapai 80,29 persen dan tersisa 19,71 persen.
Data ini kata Arifin sudah harus menjadi kewaspadaan bersama.
"Ini sebagai warning sebagai alert, sebagai lampu kuning bahkan sudah mendekati lampu merah. Jadi harus benar-benar masyarakat menyadari harus kita sambil edukasi ke masyarakat, antara masyarakat dan satgas juga harus patuh kepada aturan-aturan pemerintah," ucapnya.
Arifin mengatakan, jika jumlah pasien positif Covid-19 terus melonjak seperti yang terjadi pada Januari lalu, maka pihaknya terpaksa kembali mengoperasikan tower 8 dan 9 untuk menangani pasien Covid-19.
Selain itu pihaknya juga menyiapkan alternatif menambah satu tempat tidur di dalam kamar.
"Alternatif pertama kita sebenarnya 5.994 bed itu ada sebagian bed yang tidak dipakai dalam satu kamar. Harusnya tiga, tapi hanya dipakai dua selama ini. Ini sebagai senjata terakhir, peluru terakhir kita yang akan kita luncurkan kita tembakkan," katanya.