Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Ditopang Konsumsi Rumah Tangga dan Ekspor
Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian di DKI sejak 2012-2022 secara normal di atas nasional namun memasuki resesi, perekonomian di Jakarta turun di bawah perekonomian nasional.
Saat ini laju year on year (yoy) perekonomian di Jakarta membentuk kurva V seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi di Jakarta.
“Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan.
Sementara pertumbuhan positif dialami sektor kesehatan dan informasi komunikasi,” katanya saat
Ia menuturkan, PDRB DKI Jakarta ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.
Namun saat ini konsumsi pemerintah justru yang mengalami peningkatan.
“Kita akan coba dorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor meningkat,” ucap Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov DKI Jakarta Muhammad Abas saat webinar dengan tema “Jakarta Bangkit Ekonomi Pulih: Peran UMKM Jakarta Dalam Mendukung Kebangkitan Ekonomi di Masa Pandemi” di Jakarta, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: 576 Kasus Positif di Klaster Perkantoran Jakarta, Perusahaan Diminta Taati Batasan 25 Persen WFO
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Jakarta pada 2021 memiliki sejumlah potensi seperti konsumsi, investasi dan ekspor impor.
Ia berharap penerapan protokol kesehatan dan program vaksinasi bisa mempengaruhi faktor investasi secara positif.
Lebih jauh ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yakni ada penurunan penjualan.
Hal ini disebabkan adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Serta sejumlah penutupan tempat usaha karena dampak penutupan tempat wisata di Jakarta.
“Dampak dari sisi internal perusahaan UMKM tidak mampu membayar asuransi dan UMKM harus beralih atau bertranformasi ke digital,” katanya.
Pemimpin Kantor Wilayah IX Jakarta PT Pegadaian (Persero), Hakim Setiawan menuturkan, UMKM menjadi sektor utama penggerak perekonomian nasional. Beberapa masalah yang dihadapi pelaku UMKM, menurut dia, di antaranya masalah menciptakan pasar, memenuhi sesuai kebutuhan pasar dan membangun akses ke pasar.
“Pada produktifitas UMKM juga terkendala masalah mencukupi kebutuhan pasar, mendapatkan alat produksi berkualitas dan produktifitas sumber daya manusia. Dan yang masalah terakhir yang dihadapi UMKM adalah permodalan,” bebernya.
Peran Pegadaian dalam hal ini, masih ujar Hakim, pihaknya menyediakan dua produk, yakni gadai dan nongadai. Rata-rata pinjaman pada program gadai di bawah Rp5 juta per nasabah. Sementara untuk program mikro di bawah Rp20 juta. Artinya, 120 tahun Pegadaian hadir di Indonesia dekat dengan UMKM.
“Peruntukan kreditnya 60 persen untuk produktif, tentu saja untuk pengembangan usaha. Dan 60 persen profile nasabah ibu-ibu. Dengan jumlah nasabah di Jabodetabek 2,5 juta nasabah,” ungkapnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menegaskan, Pemprov DKI Jakarta memiliki tugas meningkatkan perekonomian masyarakat Jakarta.
Baca juga: Dari 64 Juta UMKM, Baru 60.000 yang Kantongi Sertifikasi Halal
Salah satunya program OK OCE yang dijanjikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat kampanye lalu.
“Satu tahun 1.000 entrepeneur dengan membangun kantor OK OCE di 44 Kecamatan.
Yang menjadi masalah saat Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno maju pada Pilpres (pemilihan presiden) 2019 lalu,” katanya.
Perubahan OK OCE menjadi Jakpreneur oleh Gubernur Anies Baswedan, dikatakan dia, menarik minat masyarakat.
Sedikitnya ada 251 ribu pendaftar pada program tersebut.
Tentu saja, perkembangan program Jakpreneur tersebut masih dinantikan DPRD DKI Jakarta.
“Perkembangannya sejauh mana. Untuk mencetak 200 ribu entrepreneur dari 251 ribu dalam lima tahun seperti apa. Ini yang kami nantikan sampai saat ini,” imbuhnya.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya menginginkan tahun 2021 perekonomian DKI bisa bangkit, aktifitas sosial dan kebudayaan bermunculan.
Ahmad Riza Patria mengatakan, Jakarta milik seluruh warga Jakarta.
Warga DKI dari berbagai elemen turut bertanggung membangun Jakarta.
Dengan berkarya hingga berkreasi untuk mewujudkan Jakarta maju kotanya dan bahagia warganya.
“Kita akan segera bangkit. Saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan.
Oleh karena itu, kami lakukan pengetatan dengan penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro,” kata Ariza, sapaan karib Ahmad Riza Patria.