Curhat Warga, Harga Kremasi 'Digetok' hingga Rp 65 Juta, Distamhut DKI Jakarta Imbau Yayasan Kremasi
Yayasan Kremasi diimbau agar bersurat ke Rumah sakit terkait penjadwalan kremasi beserta tarifnya untuk menghindari praktik percaloan.
Editor: Willem Jonata
Curhat warga, harga kremasi "digetok" hingga Rp 65 juta
Martin, warga Jakarta Barat, tengah berduka. Ibunya meninggal dunia di rumah sakit.
Sontak ada orang yang mengaku dari Dinas Pemakaman menawarkan paket kremasi Rp 48,8 juta.
Iming-iming orang tersebut, jenazah bisa segera dikremasi di Karawang, dan harus cepat karena RS lain juga ada yang mau ambil slot ini.
"Kami terkejut karena 6 minggu lalu kakak kami meninggal dan dikremasi, paket ini tidak sampai Rp 10 juta. Lalu dua minggu kemudian besan kakak kami meninggal bersama anak perempuannya akibat covid, paketnya Rp 24 juta per orang. Bagaimana harga bisa meroket begini tinggi dalam waktu singkat?" tulis Martin dalam curhatnya.
Ia mencoba menghubungi hotline berbagai Krematorium di Jabodetabek, kebanyakan tidak diangkat. Sementara yang mengangkat jawabnya sudah full.
"Kami menghubungi orang yang dulu mengurus kremasi kakak dan dapat keterangan bahwa memang segitu sekarang biayanya... kemudian dia juga tawarkan Rp 45 juta, jenazah juga bisa segera di kremasi tapi besok di Cirebon," lanjut Martin.
"Dari teman kami juga mendapat beberapa kontak yang biasa mengurus kremasi. Ternyata slot bisa dicarikan tapi ada harganya, bervariasi dari Rp 45 juta sampai Rp 55 juta."
"Karena didesak RS agar jenazah bisa segera dipindahkan, akhirnya pihak keluarga putuskan memilih yang di Karawang, tapi mendapat jawaban "terlambat yg di Karawang ini...sudah diambil orang, nanti teman saya carikan lagi tempat lain". Tak lama kemudian orang yang dimaksud menelepon dan mengkhabarkan dapat slot untuk 5 hari kedepan, di krematorium pinggir kota dengan harganya Rp 65 juta."
"Segera kami mengerti bahwa kartel telah menguasai jasa mengkremasi sanak family korban C-19 dengan tarif Rp 45 sampai dengan Rp 65 juta."
"Besok paginya jam 9.30 kami sudah tiba di krematorium di Cirebon. Mobil Jenazah ibu sudah tiba sejak jam 7 pagi, kami memeriksanya memastikan kebenaran peti jenazah mertua yang dibawa. Ternyata di dalam mobil jenazah tersebut ada peti jenazah lain, rupanya satu mobil sekaligus angkut dua jenazah."
"Sebelum dapat giliran dikremasi kita sempat ngobrol dengan pengurus kremasinya. Dikatakan mereka bahwa hanya ada satu harga kremasi yaitu Rp 2,5 juta. Tapi karena sekarang ada prosedur covid sehingga diperlukan APD, penyemprotan dll sehingga ada biaya tambahan beberapa ratus ribu rupiah."
"Betapa nyamannya kartel ini "merampok" keluarga yang berduka, karena biaya peti dan biaya mobil jenazah (satu mobil dua jenazah) harusnya tidak sampai Rp.10 juta. Mereka ini hanya berbekal telpon saja dan bisa booking slot di Krematorium, tidak perlu nongol sementara orang lapangan, orang kecil, yang bekerja dan tidak merasakan tetesan keuntungan ini."
"Sabtu pagi, 17 Juli 2021, istri saya dapat kabar nenek dari kenalan familinya yang barusan meninggal karena Covid, semula ingin di kremasi tapi kaget dan gak kuat dengar biayanya Rp 80 juta itupun harus tunggu beberapa hari lagi. Akhirnya diputuskan dikubur di Rorotan, Gratis dibiayai Pemerintah."