Underpass Senen Sepanjang 675 Meter Buatan Anies Diklaim Kurangi Kemacetan dan Kriminalitas
Underpass Senen diklaim kurangi kemacetan dan kriminalitas, sayangnya lift JPO Atrium untuk difabel kini sudah tak berfungsi .
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek Underpass Senen Extension merupakan satu di antara infrastruktur yang dibangun selama 4 tahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Proyek yang dikerjakan oleh Dinas Binamarga pada 2020 lalu ini bertujuan untuk mengatasi macet di Ibu Kota.
Simpang Senen yang kerap menjadi momok bagi pengendara karena kemacetannya, diharapkan bisa diurai dengan hadirnya jalur lintas bawah.
Proyek bernilai ratusan miliar ini juga dibangun untuk mendukung kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Baca juga: 4 Tahun Anies Urus Ibu Kota, Jakarta Resmi Jadi Tuan Rumah Formula E pada 4 Juni 2022
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan, pembangunan dilaksanakan menggunakan sistem kontrak tahun jamak dari 2019 sampai dengan tahun 2020.
Pembangunan tidak hanya membangun underpass, tetapi termasuk juga penataan Simpang Senen yang meliputi pembangunan fasilitas-fasilitas di lokasi tersebut termaksud JPO dan Halte Busway.
Underpass Senen Extension, diketahui sudah mulai diujicobakan sejak akhir 2020 lalu.
Nyaris setahun sudah proyek garapan anak buah Anies tersebut resmi dimanfaatkan oleh masyarakat.
Baca juga: Kronologi Ledakan di Plumpang, Listrik Sempat Padam, 2 Korban Alami Luka Bakar 40 Persen
Menurut Hari, berdasarkan hasil evaluasi dibangunnya Underpass Senen Extension didapatkan bahwa kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di perempatan Senen kini sudah berkurang.
"Termasuk juga dalam pembangunan underpass ini adalah pembuatan off ramp underpass ke arah Jalan Kramat sehingga lalu lintas yang menuju ke arah selatan, di mana pengendara tidak lagi harus memutar ke arah RSPAD Gatot Subroto," kata dia, Jumat (15/10/2021).
Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas di persimpangan tersebut, Hari mengklaim tingkat kriminalitas yang sering terjadi juga semakin berkurang.
Selain itu kata Hari, pergerakan Transjakarta juga semakin lancar.
Sebab, simpang ini dilalui oleh dua koridor Transjakarta yakni koridor 5 Ancol-Kampung Melayu dan Koridor 2 Harmoni-Pulogadung.
"Sehingga dengan pembangunan Underpass Senen Extension ini turut mendukung penggunaan transportasi umum," tuturnya.
Untuk diketahui, underpass ini dibangun dengan total panjang 675 meter dengan konstruksi utama yang dibuat dengan material berupa secant pile.
Mengulik kembali tentang fasilitas Underpass Senen Extension, underpass ini dibangun dengan konsep tropis estetik.
Di bawah kolong lintas bawah, dibuat tata cahaya yang artistic dengan pemasangan lampu yang dapat berubah warnanya yang diatur melalui control panel.
Menengok kondisinya saat ini, underpass tersebut masih dimanfaatkan oleh pengendara dengan sangat baik.
Sejumlah fasilitas yang ikut dibangun dalam pembangunan proyek underpass ini di antaranya adalah JPO dan halte Transjakarta.
JPO dan Halte dibangun dengan desain yang menarik, mengadopsi kearifan lokal yaitu budaya Betawi berupa ornamen gigi balang pada JPO Atrium Senen.
Selain modern, JPO tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas lift dan ramah difabel.
Namun sayang sekali, baru sekitar satu tahun dioperasikan, tampak lift di JPO Atrium kini tak bisa digunakan.
Menurut pantauan kami pada Kamis (14/10/2021) kemarin, tampak pada bagian bawah pintu untuk menuju ke akses lift tampak dikunci.
Sementara pada bagian atas, terlihat tombol lift yang tidak terpasang pada tempatnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Nasib TOD Simpang Senen Buatan Anies, Lift JPO Atrium untuk Difabel Sudah Tak Berfungsi,