Tangis Wanita Gendong Buaya Dewasa Peliharaannya yang Dievakuasi Petugas dari Rumahnya di Kemayoran
Buriah, warga JKelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, menangis ketika harus berpisah dengan buaya dewasa peliharaannya.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buriah, warga Jalan Utan Panjang III RT 03 RW 05, Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, menangis ketika harus berpisah dengan dua buaya peliharaannya.
Dua ekor buaya yang dipelihara Buriah dievakuasi petugas BKSDA karena dianggap meresahkan warga.
Diketahui, buaya yang memiliki ukuran 2 meter tersebut dipelihara Buriah di rumahnya.
Proses evakuasi buaya dari rumah Buriah berlangsung dramatis.
Setelah, dievakuasi dari dalam rumah, lantas dua ekor buaya dewasa tersebut ditempatkan di jalan.
Moncong buaya diikat dan kepalanya ditutup kain.
Terlihat Buriah menggendong seerkor buaya yang kepalanya sudah ditutup karung.
Baca juga: Kesedihan Buriah Saat Buaya 2 Meter Peliharaannya Dievakuasi Petugas dari Rumah di Kemayoran
Seperti anaknya sendiri, Buriah menempelkan pipinya di tubuh buaya yang digendongnya.
Air matanya pun tampak tak tertahan karena harus berpisah dengan dua buaya yang sudah menemani hidupnya bertahun-tahun.
Tampak buaya pun diam ketika dipeluk Buriah.
Hingga akhirnya sang predator tersebut bergerak dan lepas dari pelukan Buriah.
Di ketahui rumah Buriah berada di permukiman padat penduduk.
Rumahnya berderet dan hanya tersekat tembok dengan rumah warga lainnya.
Evakuasi buaya dilakukan setelah warga sekitar melapor kepada aparat berwajib karena resah dengan keberadaan binatang buas tersebut.
Lurah Utan Panjang, Amadeo mengatakan evakuasi buaya dilakukan petugas gabungan.
Baca juga: Remaja Tewas Diterkam Buaya, Warga Saksikan Jasad Korban Digigit Buaya Melintas saat Pencarian
Petugas berasal dari Dinas Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya, dan Kementerian Lingkungan Hidup datang mengevakuasi buaya tersebut.
"Tadi tim petugas gabungan dalam melakukan evakuasi dari rumah warga. Itu dievakuasi karena mendapat keluhan dari warga," ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (21/10/2021) dilansir dari TribunJakarta.com.
Petugas mengevakuasi buaya lantaran hewan tersebut masuk dalam kategori hewan dilindungi.
Sebelum dievakuasi, petugas meminta izin terlebih dahulu kepada Buriah.
"Sebelumnya kita datangi dulu pemiliknya, kami jelaskan bahwa buaya tidak dapat dipelihara karena dilindungi negara," katanya.
Dari situ, evakuasi buaya kemudian dilakukan petugas gabungan.
Baca juga: Detik-detik Penambang Timah Tewas Diterkam Buaya di Bangka, 2 Temannya Tak Kuasa Menolong Korban
Amadeo mengatakan saat proses evakuasi pemilik buaya tersebut sempat menangis.
"Ya mungkin karena sudah memelihara bertahun-tahun, jadinya sedih," kata dia.
Buaya tersebut kemudian dibawa ke penangkaran di wilayah Tegal Alur oleh petugas gabungan.
Dipelihara sekira 5 tahun
Amadeo mengatakan dua ekor buaya tersebut sudah dipelahara warganya sekira lima tahun.
"Buaya tersebut milik salah satu warga yang dipelihara bertahun-tahun lalu, sekitar 5 tahun lebih," kata Amadeo dilansir dari kompas.com.
Amadeo mengatakan selama ini buaya tersebut dipelihara di lantai dua rumah Buriah.
"Jadi rumah itu ada dua lantai. Buayanya dipelihara di lantai dua dan di balkon," kata Amadeo.
Baca juga: Mandi di Sungai, Bocah Perempuan di Pulau Buru Diterkam Buaya, Korban Belum Ditemukan
Lantaran memelihara hewan yang tidak lazim tersebut, Amadeo mengatakan, warga setempat melaporkan hewan tersebut ke kelurahan.
"Mungkin karena khawatir, jadi warga setempat melaporkan ke pemerintah setempat," ujar dia.
Mengenal jenis-jenis buaya
Dilansir dari kompas.com, ada empat jenis buaya yang hidup di Indonesia.
Pertama, buaya muara atau dengan nama latin Crocodylus Porosus.
Menurut Hellen Kurniati, pakar buaya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), buaya muara merupakan salah satu jenis buaya yang ganas dan berbahaya.
Pasalnya, hewan ini berada di atas dalam rantai makanan sehingga jenis mangsa buaya akan berubah seiring umur dan ukurannya.
"Kalau masih bayi, dia makannya ya anak ikan atau kodok, besar sedikit akan makan ikan. Semakin besar ukuran buaya, mangsanya akan semakin besar juga untuk mencukupi kebutuhannya," katanya.
Namun, dalam banyak kasus di mana manusia menjadi korban keganasan buaya di Indonesia, penyebabnya adalah manusia yang lalai ketika berada di wilayah habitat buaya.
Baca juga: Pancing Pakai Umpan Monyet, Warga Berhasil Tangkap Buaya Betina Pemangsa Penambang Timah di Bangka
"Pada dasarnya buaya adalah hewan agresif dan ganas. Kadang manusia yang harus berubah perilakunya agar tidak menjadi sasaran keganasan buaya. Misalnya, tidak masuk ke wilayah habitat buaya agar tidak jadi korban," katanya.
"Misalnya, di daerah pesisir pantai di Kupang, sudah dipasang untuk tidak berenang atau memancing di wilayah habitat buaya muara, tetapi kadang tidak diindahkan," tambah Hellen kepada Kompas.com pada hari Kamis (14/12/2017).
Hellen pun menceritakan pengalamannya saat dia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kupang memilih untuk menangkap induk buaya muara di pesisir pantai untuk ditangkarkan, agar tidak terjadi gesekan dengan aktivitas manusia.
"Karena tingkat kesadaran warga masih rendah, dan kita ingin tidak ada lagi ada kasus serangan buaya, maka kita cari induk buaya untuk ditangkarkan," katanya.
Baca juga: Mandi di Sungai, Bocah Perempuan di Pulau Buru Diterkam Buaya, Korban Belum Ditemukan
Selain buaya muara, ada tiga jenis buaya yang hidup di Indonesa.
Buaya irian (Crocodylus Novaeguneae) yang hidup di wilayah Papua, buaya kalimantan (Crocodylus Raninus) yang banyak ditemui di pulau-pulau di Kalimantan, dan buaya senyulong (Tomistoma Schlegelii) yang banyak ditemui di Pulau Sumatera.
Dari keempat jenis tersebut, buaya muara merupakan yang paling ganas dan berbahaya.
Sebab, Crocodylus Porosus dapat mencapai panjang maksimal hingga 7 meter, sementara tiga jenis lainnya hanya 5 meter.
"Dari sejumlah kasus, buaya muara yang paling banyak menyerang manusia," ujar Hellen. (Kompas.com/ tribunjakarta.com/ Mita Amalia Hapsari/ Satrio Sarwo Trengginas)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tangis Buriah Peluk Buaya 2 Meter Peliharannya yang Dianggap Resahkan Warga