Fatayat NU DKI Komitmen Optimalkan Peran Perempuan dan Syiar Aswaja di Ibu Kota
Kepengurusan baru Fatayat NU DKI Jakarta resmi dilantik, perempuan punya peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepengurusan baru Fatayat NU DKI Jakarta resmi dilantik.
Pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah yang digelar Fatayat NU DKI menjadi momentum penting, bukan hanya dalam hal prosedur administrasi setelah dilaksanakannya Konferensi Wilayah dan terbentuk pengurus yang baru, melainkan dalam kaitannya sebagai tapak langkah PW Fatayat NU DKI Jakarta untuk senantiasa semakin berderap dalam meneguhkan peran perempuan di Ibu Kota, baik terkait pembangunan maupun pengarusutamaan paham aswaja.
”Perempuan memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) tahun 2030,” ujar Ketua Wilayah Fatayat NU DKI Kusnainik saat acara Pelantikan, Seminar Kebangsaan dan Rakerwil I PW Fatayat NU DKI Masa Khidmat 2021-2026 bertajuk ”Meneguhkan Peran Perempuan dalam Pencapaian SDGs dan Pengarusutamaan Aswaja di DKI” yang digelar di Hotel Saripan Pasific, Minggu (24/10/2021).
Baca juga: 4 Jam Setelah Makan Rice Box dari PSI, Puluhan Warga Koja Keracunan, Begini Cerita dan Kondisinya
Baca juga: Kontroversi Nama Jalan Attaturk, Begini Respons Menteri, Anggota DPR, Yusril dan Haji Lulung
Hadir dalam acara tersebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua PWNU DKI KH Samsul Ma’arif, dan Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini.
Dikatakan Kusnainik, sebagai agen pembangunan, perempuan harus turut serta dalam aksi kemitraan global mengatasi kemiskinan melalui langkah-langkah yang transformatif dan berkelanjutan demi lestarinya planet Bumi.
Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.
”SDGs melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada tahun 2015 lalu,” tuturnya.
Kusnainik mengatakan, prinsip No One Left Behind dalam SDGs juga harus dioptimalkan oleh perempuan bukan hanya sebagai subyek penerima manfaat program pembangunan, tetapi juga dalam proses pelaksanaan dan substansi.
”Sebagai badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama yang bertujuan mengangkat harkat, martabat dan derajat kaum perempuan, Pimpinan Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta memiliki peran strategis dalam pencapaian 17 Tujuan dan 169 target,” urainya.
Baca juga: Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq Soroti Komunikasi Publik Menag
Fatayat NU harus ikut berkontribusi mewujudkan masyarakat yang tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, memiliki kehidupan sehat dan sejahtera, menikmati pendidikan berkualitas, mengarusutamakan kesetaraan gender, menikmati air bersih dan sanitasi layak, memiliki akses terhadap energi bersih dan terjangkau, mendapat pekerjaan layak dan menikmati pertumbuhan ekonomi, serta hidup dalam perdamaian dan keadilan.
Dikatakan Kusnainik, Fatayat NU yang telah eksis sejak 7 Rajab 1369 H, bertepatan dengan tanggal 24 April 1950 merupakan organisasi perempuan Badan Otonom NU.
Sebagai organisasi dengan anggota perempuan usia produktif usia 20-45 tahun, Fatayat dapat meneguhkan peran perempuan dalam pencapaian SDGs.
”Peran perempuan muda kader Fatayat NU dalam pencapaian SDGs tentu sejalan dengan visi organisasi,” kata Kusnainik.