Kembalikan Fungsi Taman Terbuka dan Pusat Kesenian Lewat Revitalisasi TIM
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, revitalisasi dilakukan agar para seniman bisa lebih maksimal dalam berkarya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Tak hanya menjadi pusat kebudayaan, kesenian, dan edukasi, tetapi TIM juga diharapkan bisa menjadi sebuah ruang terbuka bagi masyarakat di Jakarta.
"Saya pengen, Taman Ismail Marzuki itu memang seperti taman zaman dulu, kalau kita masuk TIM, saya enggak merasa kayak di taman. Rasanya lebih kayak masuk ke taman mobil. Karena mobil (parkir) semuanya. Nah, yang sekarang, pengennya lebih banyak hijaunya, lebih banyak resapannya buat Jakarta," kata Andra.
"Dulu di TIM ruang terbuka hijaunya cuma 11 persen. Sekarang sudah nambah jadi 29 persen. Jadi ruang hijaunya nambah signifikan," sambungnya.
Wajah baru TIM usai revitalisasi tampaknya cukup menarik perhatian masyarakat Jakarta.
Meski masih dalam proses pembangunan, halaman depan Taman Ismail Marzuki sudah sering menjadi spot foto bagi masyarakat.
Apalagi dengan gedung parkir berdesain estetik dengan bangunan miring di bagian atapnya.
Selain itu, ada pula Gedung Panjang yang desainnya terinspirasi dari tangga nada Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki.
Keduanya merupakan bangunan yang sudah hampir 100% rampung pada revitalisasi TIM tahap pertama ini.