Menembus Batas, Jembatan Harapan Bagi Penyandang Disabilitas dalam Menggapai Mimpi
Menembus Batas sebagai sebuah wadah dan platform gerakan sosial, terus berupaya memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menembus Batas sebagai sebuah wadah dan platform gerakan sosial, terus berupaya memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia.
Mulai dari hak untuk mendapatkan informasi, dari segi bisnis, UMKM, keterampilan, pendidikan, dan lainnya.
Melalui wadah ini, para penyandang disabilitas juga bisa saling berinteraksi dengan sesama disabilitas, dan juga para pendamping mereka.
"Menembus Batas fokus di dalam pilar pendidikan dan pemberdayaan, jadi bagaimana kita meningkatkan teman-teman disabilitas ini, dari segi kapasitas dan kapabilitasnya sampai akhirnya mereka bisa berdaya, baik dalam pekerjaan ataupun usaha," Ujar Nicky Clara COO Yayasan Menembus Batas, di sela-sela Launching, di Jakarta Pusat, Rabu (24/11/2021).
Para penyandang disabilitas ini juga ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Baca juga: Jasa Raharja Berdayakan Jiwa Wirausahawan bagi 350 Penyandang Disabilitas
"Di Menembus Batas kita berusaha mendapatkan the right person for the right job, kita menempatkan mereka berdasarkan kemampuan, minat dan bakat mereka, kemudian teman-teman disabilitas kita fasilitasi mengikuti pelatihan profesional, digital dan juga usaha" jelasnya.
Meski baru berdiri di tahun 2021, tim Menembus Batas telah berpengalaman dalam aktivitas pemberdayaan disabilitas sejak 2011 yang menyentuh lebih dari 40.000 penyandang disabilitas di 123 kota.
Menembus Batas juga menjadi jembatan antara lembaga-lembaga seperti BUMN, pemerintahan.
Banyak program pemberdayaan yang membutuhkan sumber daya manusia.
Namun, tidak tersampaikan kepada teman-teman disabilitas dengan baik, karena adanya jurang informasi.
Baca juga: Dukung UMKM Disabilitas, Astra Financial and Logistic Hadirkan Program I Care, I Share di GIIAS 2021
“Isu yang ditemukan oleh Menembus Batas adalah fenomena Information Asymmetry, dimana pemerintah, swasta dan Lembaga-lembaga yang sebenarnya memiliki program pemberdayaan, tidak tahu persebaran teman disabilitas yang bisa dibantu. Selain itu, Teman disabilitas pun sering mengeluhkan sulitnya mendapat informasi terkait program-program tersebut. Perlu ada Big data yang jadi jembatan," kata Ferro Ferizka, board member Menembus Batas.
Kesulitan mendapatkan pekerjaan dan missmatched juga merupakan problematika yang dialami para penyandang disabilitas.
Menurut Athika Batangtaris, BOD Yayasan Menembus Batas, dengan adanya wadah yg tepat jelas dan nyaman bagi disabilitas maupun non disabilitas memperoleh informasi, diharapkan kemitraan perusahaan pemerintah, swasta dan komunitas itu bisa saling bahu membahu dalam memberdayakan wadah ini sendiri.
“Sebenarnya, program-program pemberdayaan teman disabilitas itu banyak sekali, namun program itu tersebar dimana-mana dan informasinya tidak dikurasi dengan baik. Menembus Batas hadir di tengah menjadi orkestrator. Sehingga dari satu titik, pemerintah, swasta bisa menyentuh banyak teman disabilitas. Dimanapun dan kapanpun. Ini Big Data-nya teman disabilitas”, Ucap Athika Batangtaris, BOD Yayasan Menembus Batas.
Baca juga: Menko PMK: Atlet Penyandang Disabilitas Bakal Dapat Bantuan Beasiswa
Dalam memperoleh data serta mencegah data palsu ataupun bodong, Menembus Batas menggunakan teknologi biometrik dalam platformnya agar bantuan dari pemerintah dan swasta tepat sasaran
"Karena dengan verifikasi data biometrik, data teman-teman disabilitas yang tersimpan memudahkan para penyalur menyampaikan bantuannya tepat sasaran," katanya.
Angkie Yudistia Staf Khusus Presiden RI Bidang Sosial yang turut hadir dalam launching yang bertajuk "Membuka Akses Ekonomi bagi Disabilitas Melalui Big Data" juga mendukung penuh Yayasan Menembus Batas, untuk memajukan para penyandang disabilitas.(*)