Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seperti Tragedi di UNS, Mahasiswi UPN Jakarta yang Meninggal saat Diksar Menwa Juga Dikira Kesurupan

Tragedi diksar menwa berujung maut kembali terjadi, setelah di UNS kali ini di UPN Veteran Jakarta, kasusnya sama yakni korban sempat dikira kesurupan

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Seperti Tragedi di UNS, Mahasiswi UPN Jakarta yang Meninggal saat Diksar Menwa Juga Dikira Kesurupan
TribunJakarta/Annas Furqon Hakim
Spanduk unjuk rasa mahasiswa UPN Jakarta, Senin (30/11/2021) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi mahasiswa UNS yang meninggal saat mengikuti diksar menwa beberapa waktu lalu menggemparkan Kota Solo.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ikut menyoroti kasus itu.

Polda Jawa Tengah juga turun tangan membantu Polresta Solo untuk menangani kasus yang menewaskan Gilang Endi Saputra.

Baca juga: Lagi Diksar Menwa Makan Korban, Kali Ini Mahasiswi UPN Veteran Jakarta, Kampus Didemo Mahasiswa

Kembali diksar menwa makan korban, mahasiswi UPN Veteran Jakarta tewas saat kegiatan tersebut di Bogor.

Sama seperti kasus di UNS, mahasiswi tersebut juga sempat dikira kesurupan.

Mahasiswi UPNS Veteran Jakarta Sehat saat Berangkat

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Rama Fathurachman, membeberkan kronologi kematian mahasiswi D3 Fisioterapi bernama Fauziyah Nabilah.

Berita Rekomendasi

Fauziyah meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa (Diksar Menwa) UPN di kawasan Bogor, Jawa Barat, 25 September 2021 lalu.

Rama mengatakan, Fauziyah berangkat mengikuti Diksar Menwa dalam kondisi sehat.

Bahkan, berdasarkan keterangan yang diperoleh Rama dari orang tua korban, Fauziyah masih mengikuti praktikum sehari sebelum keberangkatan.

"Dan keterangan orang tua menyatakan dia (F) tidak ada penyakit bawaan," kata Rama saat ditemui di UPN Veteran Jakarta, Selasa (30/11/2021).

menwa UPN Veteran 5
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Rama Fathurachman membeberkan kronologi kematian mahasiswi D3 Fisioterapi bernama Fauziyah Nabila, Selasa (30/11/2021).

Sempat Dikira Kesurupan

Namun, pada saat mengikuti longmarch atau berjalan kaki dengan jarak sekitar 10-15 Kilometer, Fauziah terlihat kelelahan.

"Kemudian ini awalnya ya dari pihak Menwa menyangka bahwa hal itu (kelelahan) adalah kesurupan," ungkap Rama.

Rama pun menyayangkan penanganan medis yang dilakukan pihak Menwa kepada Fauziyah.

Meski pada akhirnya Fauziyah dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans, namun nyawanya tak tertolong.

"Dibawa pakai ambulans ya. Akan tetapi sebelum sampai ke rumah sakit (Fauziyah) sudah meninggal dunia," tutur Rama.

Kematian Fauziyah mendorong ratusan mahasiswa UPN Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di depan kampusnya yang berlokasi di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Baca juga: UPN Veteran Jakarta Beberkan Kronologi Meninggalnya Mahasiswi Saat Pembaretan Menwa

Bubarkan Menwa

Wakil Ketua MPM UPN Veteran Jakarta, Ivanno Julius Reynaldi, mengatakan, pihak rektorat dan Menwa terkesan menutup-nutupi kabar kematian Fauziyah.

"Ini kan kasus ternyata sudah 2 bulan ya, jadi memang dari pihak rektorat dan pihak Menwa sendiri terkesan menutup-nutupi. Tidak ada transparansi, tidak ada berita acara, dan tidak adanya keterbukaan mengenai sanksi apa kepada Menwa," kata Ivanno di lokasi.

"Kami menuntut untuk membubarkan Menwa kepada pihak rektorat," tambahnya.

Menurut Ivanno, terdapat beberapa poin yang mendasari tuntutan membubarkan Menwa.

Pertama, jelas dia, kegiatan yang digelar Menwa kerap menimbulkan korban jiwa, termasuk kegiatan Diksar Menwa Universitas Sebelas Maret (UNS).

"Bahkan ternyata kasus di UPN ini terjadi sebelum ada di UNS. Karena adanya pihak rektorat dan Menwa bungkam, akhirnya kita baru bisa melakukan aksi ini sekarang," ujar dia.

Selain itu, Ivanno menyebut kegiatan Menwa sudah tidak relevan dengan nilai-nilai reformasi dan hak mahasiswa yang selama ini diperjuangkan.

"Kita ingin menghapuskan doktrin dan dogma militer dari lingkungan kampus," tutur Ivanno.

Spanduk unjuk rasa mahasiswa UPN Jakarta, Senin (30/11/2021)
Spanduk unjuk rasa mahasiswa UPN Jakarta, Senin (30/11/2021) (TribunJakarta/Annas Furqon Hakim)

Wakil Rektor UPN Jakarta Sebut Tak Beri Izin Pembaretan Menwa yang Tewaskan Seorang Mahasiswi

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Ria Maria Theresa, menegaskan kegiatan pembaretan Menwa yang menewaskan seorang mahasiswi tidak memiliki izin.

Pembaretan Menwa UPN Veteran Jakarta itu digelar di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, mulai 24 September 2021.

Mahasiswi bernama Fauziyah Nabilah yang menjadi salah satu peserta Diksar meninggal dunia sehari setelahnya.

Ria mengatakan, kegiatan Menwa yang terakhir mendapatkan izin adalah Pendidikan Dasar anggota baru yang diadakan pada 10-12 September 2021.

"Pada 13 September 2021, muncul edaran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa kegiatan yang diperbolehkan hanya pembelajaran. Karena itu, pengajuan kegiatan organisasi kemahasiswaan langsung tidak diizinkan. Yang sebelumnya sempat diberikan izin bahkan juga segera dicabut," kata Ria dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/11/2021).

Ria memastikan tidak ada perbedaan perlakuan terhadap organisasi kemahasiswaan di UPN Veteran Jakarta, termasuk dalam memberikan izin kegiatan.

"Komisi Disiplin akan segera menyampaikan rekomendasi kepada Rektor terkait dengan kejadian ini," ujar dia. 

Sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta (UPNVJ) menggelar aksi unjuk rasa di kampus yang berada di Jalan RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (30/11/2021). Mereka yang mengatasnamakan aliansi mahasiswa UPNVJ menggelar unjuk rasa terkait kematian mahasiswi D3 Fisioterapi angkatan 2020, Fauziah Nabila atau Lala. Lala dikabarkan meninggal saat mengikuti kegitan pembaretan Resimen Mahasiswa (Menwa) di kawasan Bogor, Jawa Barat pada 25 September 2021.(KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi)
Sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta (UPNVJ) menggelar aksi unjuk rasa di kampus yang berada di Jalan RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (30/11/2021). Mereka yang mengatasnamakan aliansi mahasiswa UPNVJ menggelar unjuk rasa terkait kematian mahasiswi D3 Fisioterapi angkatan 2020, Fauziah Nabila atau Lala. Lala dikabarkan meninggal saat mengikuti kegitan pembaretan Resimen Mahasiswa (Menwa) di kawasan Bogor, Jawa Barat pada 25 September 2021.(KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi) ((KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi))

Mahasiswa UNS Tewas saat Diklat Menwa Sempat Kejang, Dikira Kesurupan, Panitia Panggil Paranormal

Gilang Endi Saputra, mahasiswa UNS korban diklatsar maut Menwa UNS ternyata sempat mengalami kejang saat mengikuti kegiatan itu.

Saat korban mengalami kejang, tersangka NFM sempat marah-marah dan mengira korban kesurupan.

Akhirnya, panitia malah memanggil paranormal untuk mengobati Gilang.

Hal tersebut terungkap saat Polisi menggelar rekonstruksi di kawasan Stadion Manahan, Kamis (18/11/2021) dengan menghadirkan dua tersangka.

Dalam adegan tersebut, panitia terlihat melakukan aksi kekerasan, seperti tamparan dan pukulan.

Saat adegan berlangsung kedua tersangka menolak untuk memerankan adegan pemukulan Gilang dengan replika senjata.

Sebab, mereka berdalih tidak melakukan hal tersebut.

Sejumlah banner dan poster kritikan masih menghiasi kantor Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Rabu (3/11/2021). Menwa UNS saat ini telah dibekukan setelah seorang anggotanya meninggal dunia dalam diksar beberapa waktu lalu.
Sejumlah banner dan poster kritikan masih menghiasi kantor Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Rabu (3/11/2021). Menwa UNS saat ini telah dibekukan setelah seorang anggotanya meninggal dunia dalam diksar beberapa waktu lalu. (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Ada total 69 adegan yang dilakukan kedua tersangka dalam rekonstruksi tersebut.

Seperti yang terlihat pada adegan 22, 25, dan 31.

Saat itu para peserta melakukan kegiatan alarm stelling.

Dalam kegiatan itu, seluruh peserta mendapatkan tamparan dari tersangka NFM, termasuk korban Gilang.

Hukuman tamparan itu diberikan karena para peserta telat.

Saat rekonstruksi berjalan, ada keterangan yang berbeda dari saksi dan tersangka.

Versi saksi, NFM dan FJP memukul Gilang menggunakan replika senjata atau popor.

Namun, para tersangka menyangkal melakukan pemukulan pada Gilang.

Mereka berdalih memukulkan popor ke peserta lain.

Bahkan, dalam rekonstruksi tersangka tidak mau memperagakan adegan memukul Gilang dengan popor.

Terlihat juga dalam adegan rekonstruksi Gilang mengaku tidak kuat diejek para panitia dengan kata 'cengeng'.

Pada adegan 31, Gilang dan peserta lain juga mendapatkan hukuman saat senam senjata oleh FJP.

Saat berada di jembatan jurug juga, para peserta melakukan repling.

Saat itu, keadaan Gilang sudah lemas. Namun panitia masih memaksanya berjalan menuju markas Menwa.

Posisi Gilang saat berjalan ke markas berada di depan rombongan, saat itu, dia mendapatkan hukuman dipukul kepalanya.

GE (20), mahasiswa UNS yang tewas saat Diksar Menwa (kiri) dan situasi kantor sekretariat Menwa UNS saat ini.
GE (20), mahasiswa UNS yang tewas saat Diksar Menwa (kiri) dan situasi kantor sekretariat Menwa UNS saat ini. (TribunSolo Septiana Ayu/Fristin Intan)

Menurut para peserta yang memukul kepala Gilang dengan popor adalah FJP.

Namun, FJP tidak mengakuinya, dia berdalih membantu membopong Gilang.

Sesampainya di depan markas Menwa, Gilang lemas, terjatuh dan pingsan.

Saat pingsan Gilang mendapatkan perawatan dari pihak panitia. Korban dimasukkan ke dalam salah satu gedung di UNS.

Tiba-tiba Gilang mengalami kejang, lalu warga sekitar UNS membantu memberikan perawatan.

Saat Gilang kejang, NFM sempat marah-marah, Dia menganggap Gilang mengalami kesurupan.

Panitia kemudian memanggil paranormal, setelah itu kondisi Gilang sempat stabil dan minum air putih sekitar pukul 18.00 WIB.

Paranormal yang dipanggil panitia ini menyebutkan kondisi gilang baik-baik saja.

Setelah itu, pukul 20.20 - 21.00 WIB, FPJ beberapa kali memanggil satpam untuk membawa Gilang ke Rumah Sakit.

Gilang sempat diberikan makan oleh panitia, namun dia muntah.

Saat itu, paranormal masih berusaha menyembuhkan Gilang, sementara panitia memanggil taksi online untuk membawa Gilang ke Rumah Sakit.

Jenazah GE yang meninggal saat diklat Menwa UNS di rumah duka Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Senin (25/10/2021).
Jenazah GE yang meninggal saat diklat Menwa UNS di rumah duka Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Senin (25/10/2021). (TribunSolo.com/Septiana Ayu)

Ketika perjalanan ke Rumah Sakit, tepatnya sampai di perempatan Tugu Cembengan, Gilang sudah tidak bernafas.

Kasatreskrim Polresta Solo AKP Djohan Andika mengatakan, rekonstruksi diikuti oleh Kejaksana Negeri Kota Solo, Panitia dan perserta Diklatsar Menwa UNS dan dua tersangka.

"Ada 69 adengan rekonstruksi untuk memperjelas kelengkapan data dari jaksa penutupan umum saat peristiwa Diklatsar Menwa UNS," ujarnya kepada TribunSolo.com, Kamis (18/11/2021).

Djohan juga mengatakan, saat rekonstruksi tersangka sempat diganti peran penganti dan tidak mengakui melakukan pemukulan dengan popor senjata.

"Iya tidak masalah, itu pengakuan mereka tapi saksi dan bukti akan berbicara di pengadilan," katanya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/TribunSolo.com)

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas