Korban Penambakan Ipda OS Disebut Berprofesi Wartawan, Polda Metro Jaya akan Koordinasi dengan PWI
Korban penembakan Ipda OS dalam peristiwa yang terjadi di Exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan, pada 26 November 2021 lalu diketahui berprofesi wartawan.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban penembakan Ipda OS dalam peristiwa yang terjadi di Exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan, pada 26 November 2021 lalu diketahui berprofesi sebagai wartawan.
Dua korban berinisial PP dan MA itu disebut tengah melakukan peliputan investigasi terhadap seorang yang dikiranya pejabat di lingkungan DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Untuk mengusut kebenaran profesi itu, Polisi berencana akan berkoordinasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk mengecek keabsahan keanggotaan PP dan MA.
"Mereka menyebut diri mereka sebagai wartawan, nanti kita akan berkoordinasi dengan PWI terkait dengan keabsahan keanggotaan mereka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Dua korban itu diketahui menguntit seorang pria berinisial O dengan menggunakan mobil Ayla dari sebuah hotel di Kawasan Sentul, Jawa Barat. Setelah ditelusuri mojbil itu berisikan empat penumpang yang mengaku tengah melakukan peliputan investigasi.
Zulpan menjelaskan O dibuntuti lantaran dikira sebagai pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Hal itu diketahui, O menggunakan mobil dengan pelat dinas 'RFJ', yang disangka empat orang yang mengaku wartawan itu sebagai kendaraan dinas pejabat pemerintah.
"Jadi mereka yang membuntuti ini melihat mobil pelat RFJ yang dikira dikendarai pejabat pemda. Kemudian mobil itu sempat menurunkan seorang wanita dari hotel di Sentul. Berangkat dari pengamatan itu mereka melakukan investigasi dengan terus membuntuti O," jelas Zulpan.
Baca juga: Update Kasus Penembakan di Exit Tol Bintaro, Ipda OS Lepaskan 3 Kali Tembakan Saat Kejadian
Kemudian pria berinisial O kemudian menghubungi Ipda OS setelah merasa terancam akibat dibuntuti di Sentul.
Selanjutnya Ipda OS pun mengarahkan pria O menuju ke Exit Tol Bintaro.
Di lokasi tersebut, mobil penguntit masih melakukan pengancaman kepada pria O.
Bahkan kendaraan O sempat dipepet oleh kendaraan korban penembakan.
"Kendaraan Ayla yang buntuti yang berpenumpang empat orang ini pada saat O menghentikan kendaraannya di exit tol sempat dipepet. Lalu oknum yang disebut wartawan itu diduga mengancam O," ungkap Zulpan.
Melihat peristiwa penguntitan hingga cekcok O dengan empat orang itu, OS kemudian mengeluarkan tembakan peringatan. Namun tembakan itu tidak diindahkan oleh oknum yang mengaku wartawan itu.
Kendaraan penguntit itu kemudian mencoba menabrak Ipda OS hingga akhirnya peristiwa penembakan itu terjadi.
Baca juga: Ipda OS Ditetapkan Jadi Tersangka dalam Kasus Penembakan Terhadap 2 Orang di Exit Tol Bintaro
"Ipda OS melepaskan tembakan peringatan ke udara. Namun tidak diindahkan, kemudian mendapatkan serangan, artinya kendaraan itu berupaya menabrak sehingga Ipda OS berupaya membela diri, melakukan penembakan," terang Zulpan.
Akibatnya, Poltak Pasaribu dan M Aruan mengalami luka akibat tembakan yang dilepaskan Ipda OS. Poltak Pasaribu kemudian meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RS Pelni Jakarta Pusat.
Dua orang penumpang lain di mobil Ayla itu tidak terkena tembakan berinisial IM dan PCM. Keduanya pun kini masih berstatus sebagai saksi dan akan diperiksa polisi.