Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika Anies Baswedan Mendapat Kopiah Meukeutop Saat Resmikan Pemugaran Kompleks Makam Sultan Aceh

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima mahkota berupa kupiah meukeutop saat resmikan pemugaran kompleks pemakaman Sultan Aceh.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Ketika Anies Baswedan Mendapat Kopiah Meukeutop Saat Resmikan Pemugaran Kompleks Makam Sultan Aceh
Instagram @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat mahkota berupa kupiah meukeutop saat meresmikan pemugaran kompleks makam Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah di TPU Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (13/12/2021) pagi. 

"Karena itu kami ingin menyampaikan rasa hormat dengan memberikan pemugaran atas makam yang selama ini belum banyak dikenal, sebagai makam seorang tokoh amat penting, dalam perjalanan melawan penjajahan," katanya.

"Pemugaran ini menjadi pengingat kita bersama bahwa, Jakarta menjadi tempat peristirahatan terakhir begitu banyak pejuang. Kita harus selalu menghormati dan menghargai perjuangan mereka," ujarnya.

Sementara itu, Tengku Dian Anggraeni Binti Tuanku Ali Zurkarnaen Bin Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah, atas nama ahli waris berterima kasih kepada Anies Baswedan.

Baca juga: Ketika Kumandang Azan Menggema Pertama Kali di Jakarta International Stadium, Anies: Sangat Syahdu

"Kaum Alaiddin Kesultanan Aceh Darusalam dan masyarakat Aceh mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang telah memberikan penghargaan tertinggi kepada Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah sebuah istana dan singgasana terakhir beliau walau hanya 3 x 2 meter," ungkapnya.

Ia pun mengatakan bahwa yang dilakukan Anies bukan memugar makam tetapi memugar peradaban.

"Karena apa? Karena Sultan tidak pernah mengejar kekuasaan tetapi dengan berbagai penderitaan beliau mempertahankan aqidah sebagaimana yang telah digariskan Baginda Rasul Muhammad Saw," ujarnya.

Ia pun mengatakan bahwa membangun suatu negara bukan dengan uang semata, tetapi harus didahului visi.

Berita Rekomendasi

"Uang tidak menciptakan uang, tetapi visi yang menciptakan uang. Atas dasar ini lah kami tidak memberikan rencong sebagai simbol senjata kepada bapak, tetapi yang kami berikan adalah siwah, karena siwah sebagai simbol kearifan dan siwah adalah perangkat sultan atau meuneungui sultan sebagaimana yang kami tulis di sini, merawat peradaban butuh eksistensi dan komitmen yang kuat," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas