Kisah Dokter, Perawat hingga Kurir yang Bertugas di Zona Merah Covid-19 Klaster Krukut Tamansari
Berada di zona merah jadi tantangan tersendiri, tanggung jawab dan risiko harus dihadapi, begini kisah dokter, perawat serta kurir di klaster Krukut.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - RW 02 Kelurahan Krukut, Tamansari, Jakarta Barat masuk kategori zona merah Covid-19.
Ini karena ada puluhan orang yang sudah terpapar virus corona.
Karantina wilayah atau micro lockdown pun diterapkan di seluruh RT yang ada di RW 02.
Baca juga: Awal Mula Kasus Bocah Pengidap Autisme Jadi Korban Pencabulan hingga Terungkap Rekam Jejak Si Pelaku
Untuk menekan penyebarannya, petugas terkait terus mencari warga yang pernah kontak erat dengan pasien Covid-19.
Berikut kisah mereka yang tetap bekerka di zona merah Krukut, mulai dari dokter, perawat hingga kurir.
Beresiko Besar, Dokter Wahyu Tak Takut Bertugas di Zona Merah
Tanggungjawab dan resiko besar sebagai tenaga kesehatan sudah dijalani oleh dr Wahyu (28) dan perawat Septi (24) sejak dua tahun lalu.
Bagi kedua orang tersebut, ini merupakan bentuk ibadah karena menyelamatkan nyawa masyarakat dari penyebaran Covid-19.
Di sisi lain, keduanya juga harus tetap melindungi keluarganya supaya tidak terpapar Covid-19 paska melayani masyarakat.
Dokter Wahyu dan Septi menjadi garda terdepan setelah Indoneaia dinyatakan pandemi Covid-19 pada Maret 2020 silam.
Sejumlah zona merah sudah didatangi oleh keduanya untuk melakukan swab antigen dan PCR kepada warga.
Pada Jumat (14/1/2022) kemarin, kedua Nakes itu mendapat tugas untuk melakukan tracing dan testing di RW02 Kelurahan Krukut, Tamansari, Jakarta Barat.
"Kami dari Puskesmas Kecamatan Tamansari, di sini sesuai surat tugas, ini baru pertama kali di sini," ujarnya, Minggu (16/1/2022).
Menurut dokter Wahyu, posko tracing dan testing itu sengaja didirikan untuk mencari warga yang terpapar Covid-19 tanpa gejala.