Suparmin Sunjoyo: Hormati Eksistensi Budaya Yang Sudah Ada Di Nusantara Di Masa Lalu Hingga Saat Ini
Bangsa ini bersepakat menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang teduh berlandaskan Pancasila.
Editor: Toni Bramantoro
Butir-butir pernyataan sikap itu antara lain; menghimbau kepada segenap tokoh masyarakat untuk berhati-hati dalam setiap membuat statement agar tidak menimbulkan kegaduhan dan kontroversi yang tidak perlu.
Menjaga, memelihara, mengamankan, dan mengamalkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Toleran dan menghormati berbagai perbedaan. Menyingkirkan berbagai upaya para pihak yang ingin memasukkan sistem pemerintahan dan kenegaraan yang bertentangan dengan UUD 1945 dan mengancam NKRI.
“Organisasi-organisasi pewayangan di Indonesia tentu membuka ruang dialog kepada para pihak yang ingin mengenal lebih jauh Wayang sebagai salah satu warisan seni budaya bangsa,” kata Kondang Sutrisno.
Memusnahkan benda budaya bernilai sejarah, lanjut Kondang Sutrisno, jelas tidak sesuai dengan Undang-undang Pemajuan Kebudayaan No. 5 Tahun 2017.
Tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 30 Tahun 2018 yang menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional.
Selain juga bertentangan dengan Penetapan Wayang Indonesia oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003 sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity – Karya Agung Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan.
“Selain itu Wayang adalah bagian dari seni, termasuk dari sepuluh Obyek Pemajuan Kebudayaan yang harus dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan,” jelasnya.
Kondang Sutrisno, juga mengingatkan agar masyarakat dan bangsa Indonesia di manapun berada, waspada dan menghindari berbagai upaya pihak yang ingin memecah belah bangsa.
“Pembenturan antar kelompok atau golongan masyarakat yang mengganggu dan mengancam ketenangan, ketenteraman dan kedamain hidup bersama,” tuturnya.
Menghimbau para pemangku kepentingan ,baik Pemerintah maupun swasta, agar secara nyata berkontribusi melindungi dan mengembangkan pewayangan di seluruh Indonesia dengan tindakan nyata. “Seperti menanggap dan menonton berbagai jenis pergelaran wayang Indonesia,” ujar Kondang Sutrisno.
Jangan Gagal Faham Tentang Wayang
Secara terpisah, Ketua Bidang Humas dan Kemitraan SENA WANGI, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM, kepada wartawan menyampaikan, urgensi rahmatan lil’alamin adalah memberikan arahan hidup bagi seorang muslim perihal mengapa, bagaimana dan untuk apa ia beragama.
“Justru Islam mengajarkan untuk saling menghargai. Tidak hanya penyerahan diri, tapi juga mengajarkan bagaimana hidup damai, selamat dan saling menghargai,” katanya.
Wayang Indonesia, kata Eny, justru berhasil mengenalkan Islam kepada masyarakat. Menjadi media dakwah Islam yang sukses di Indonesia.
“Keberhasilan Wayang sebagai media dakwah dan syiar Islam di zaman Walisongo, antara lain justru terletak pada kekuatan pendekatannya kepada masyarakat,” ujarnya.