Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Protes Harga Bahan Pokok Naik Bersamaan, Emak-emak di Pasar Kramat Jati: Pusing, Mau Masak Apa

Para pembeli menjerit dengan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, hal yang sama, penjual juga mengeluh dengan kondisi saat ini.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Protes Harga Bahan Pokok Naik Bersamaan, Emak-emak di Pasar Kramat Jati: Pusing, Mau Masak Apa
Tribunnews/Jeprima
Sejumlah pedagang melakukan aktivitas jual beli bahan pangan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, jelang puasa sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu terakhir, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan.

Mulai dari minyak goreng, kemudian ada kebijakan satu harga dari pemerintah namun saat ini masih langka di sejumlah tempat.

Lalu tahu dan tempe juga naik karena harga kedelai meroket.




Daging sapi dan ayam potong, lalu bawang merah, putih serta cabai juga ikut-ikutan naik.

Baca juga: Nasib 24 Ton Minyak Goreng yang Ditimbun Warga Lebak di Samping Rumahnya, Bakal Dijual Murah ?

Kondisi ini membuat para pembeli, mayoritas kaum emak-emak atau Ibu Rumah Tangga (IRT) menjerit.

Mereka pusing bagaimana mengelola uang agar tetap bisa berbelanja kebutuhan pokok.

Pembeli Keluhkan Harga Cabai, Bawang, hingga Daging Ayam yang Meroket di Pasar Kramat Jati

BERITA TERKAIT

Kenaikan harga sejumlah komoditas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir dikeluhkan pembeli di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ira, satu pembeli yang datang ke Pasar Kramat Jati mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng, sejumlah jenis cabai, bawang merah, bawang putih, tempe, tahu, daging sapi, dan daging ayam.

"Pusing satu barang naik saja sudah memberatkan sekarang semua naik bersamaan. Makannya kalau belanja harus benar-benar dihitung banget," kata Ira di Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022).

Baca juga: Setelah Tahu-Tempe dan Daging Sapi, Giliran Harga Gas Elpiji Nonsubsidi serta Ayam Potong yang Naik

Dia mencontohkan harga minyak goreng yang di pasar tradisional masih banyak di jual lebih dari Rp 14 ribu per liter, atau melebihi harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah.

Belum lagi kenaikan harga cabai rawit merah yang sebelumnya berkisar Rp 50-55 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp 80 ribu, dan cabai merah keriting dari Rp 30 ribu menjadi Rp 50 ribu.

Paling anyar daging sapi lokal yang harganya kini mencapai Rp 140 ribu per kilogram, dan daging ayam naik menjadi Rp 38 ribu per ekor hanya dalam waktu satu pekan terakhir.

"Kalau semua naik kayak begini mau masak apa di rumah. Ibaratnya masak ayam sama tempe dan buat sambal saja sudah susah karena harga mahal. Cabai, bawang juga naik," ujar Ira.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas