Setelah PDIP, Giliran PSI Sentil Anggaran Sirkuit Formula E Membengkak Rp 10 Miliar
PSI menyatakan kenaikan biaya sirkuit Formula E tak memperhatikan situasi masyarakat, dimana saat ini banyak kebutuhan pokok yang harganya terus naik.
Penulis: Theresia Felisiani
Mengetahui hal ini, Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono langsung menyebut kontrak tersebut abal-abal.
Sebab, kontrak tersebut tidak sesuai dengan nilai awal dan malah bertambah ditengah pembangunan sirkuit Formula E.
"Membengkak tuh gimana ceritanya ? Itu namanya kontrak abal-abal itu. Kontrak itu kan sudah ada kesepakatan awal, kesepakatan awalnya gimana? kok tiba-tiba dalam perjalanan begitu sudah dikerjakan ada pembengkakan biaya yang tidak masuk akal begitu," katanya kepada awak media, Senin (7/3/2022).
Menurutnya, sebuah kontrak tentulah sudah mengikat kedua belah pihak, termasuk menyoal budgeting yang dikeluarkan atau diperlukan.
Sehingga bila ditemukan perubahan di tengah jalan, tentulah harus menggunakan kontrak baru.
"Katakanlah ada yang di luar nilai kontrak ya harus lelang baru dong kan gitu. Katakanlah saya minta tolong belikan gelas tanpa tutupnya, harganya Rp50 juta tapi dalam perjalannya aku minta tutup. Berarti kan tutup ini harus kontrak baru logikanya begitu,"
"Karena kontrak pertama harga 50 itu ABCDE Ketika ada tambahan ya ada konsekuensinya, ada tambahan biaya, dalam bicara tambah biaya ya engga bisa, sekedar ya sudah nambah, y engga bisa begitu dong. Kalau mau seperti itu ya kontrak baru," ujarnya.
Anggaran Sirkuit Formula E Bengkak Rp 10 M, Gembong PDIP: Bisa Selesaikan Banjir
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut bengkaknya anggaran pembangunan sirkuit Formula E bisa digunakan untuk pengendalian banjir di Ibu Kota.
Diketahui, anggaran pembuatan lintasan balap atau sirkuit Formula E membengkak dari Rp50 miliar jadi Rp60 miliar, atau naik Rp 10 miliar.
Menurut Gembong, itu bisa digunakan untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta.
"Aduh itu sudah bisa menyelesaikan persoalan banjir itu. Kan sejak awal saya sudah curiga, curiga penetapan pemenang ditujukan Jakon, (PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama) itu aja sudah mencurigakan," jelasnya kepada awak media, Senin (7/3/2022).
Selain itu, polititikus PDIP ini menilai seharusnya ada kontrak baru terkait penambahan dana ini.
Sebab, dikontrak yang lama tentulah hanya membahas budgeting semula.