Peringati Hari Down Syndrome, Berbagi Pengalaman dengan Siswa Berkebutuhan Khusus
Acara pelatihan dalam rangka peringatan Hari Down Syndrome Sedunia ini sangat disambut positif oleh Pemerintah Kota Tangerang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA. Tepat hari ini, Senin. 21 Maret merupakan peringatan Hari Down syndrome Sedunia atau atau World Down Syndrome Day (WDSD) yang ke-11 dengan tema "What does inclusion mean” yang artinya "Apa makna inklusi?" Tema "Inclusion Mean" dirancang sebagai momen bagi komunitas Down Syndrome Global untuk terhubung setiap tahun.
Semua orang bisa saling berbagi ide, pengalaman, maupun pengetahuan, juga memperdayakan satu sama lain untuk mengadvokasi hak yang sama bagi orang-orang dengan Down Syndrome. Termasuk menjangkau pemangku kepentingan utama untuk membawa perubahan positif.
Inilah yang melatarbelakangi Bogasari menggelar Kelas Pelatihan Baking bersama Siswa SMA, SMP dan SD dari Sekolah Kebutuhan Khusus (SKH) Sang Timur, Karang Tengah, Tangerang, Senin 21 Maret 2022.
“Melalui kelas pelatihan kue kering “Puppy Cookies” ini, Bogasari ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para siswa SKH, khususnya down syndrome karena mereka berhak mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama dengan siswa normal lainnya.
Baca juga: Kemah di IKN Nusantara, Jokowi Tidak Bawa Makanan Khusus Hanya Buah, Kue, dan Mie
Termasuk dalam hal entrepreneurship atau kewirausahaan,” ucap Anwar Agus, Vice President Human Resources PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari dalam siaran pers kepada wartawan, Senin (21/03/2022).
Bogasari memberikan pelatihan kue kering karena para siswa berkebutuhan khusus di Sang Timur sudah terbiasa dengan praktik tata boga, khususnya siswa SMA dan SMP. Pelatihan ini diikuti siswa SMA , SMP dan sebagian siswa kelas 5 dan 6 SD.
Dengan adanya materi pelatihan ini kemampuan para siswa makin bertambah, bahkan jiwa kewirausahaan makin terasah.
Menurut Kepala Sekolah SKH Sang Timur, Suster Rachel Maria Pij, hasil mata pelajaran praktik tata boga para siswa kerapkali ada yang dijual namun masih sebatas di lingkungan sekolah.
Baca juga: Pelaku UMKM Cerita Ketatnya Buka Usaha Makanan dan Minuman di Inggris
SKH Sang Timu sudah ada sejak 20 Juli 1992 dengan murid pertama sebanyak 10 siswa. Saat ini jumlah siswa SKH Sang Timur setingkat SD 31 orang, SMP 12 anak, dan SMK 22 anak.
Ada juga lulusan SMA SKH Sang Timur yang berhasil melanjutkan perkuliahan untuk mahasiswa berkebutuhan khusus di kampus IPB dan London School of Public Relations.
“Karena itu kami berharap, dengan adanya pelatihan dari Bogasari di hari peringatan Down Syndrome ini tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga menumbuhkembangkan rasa percaya diri anak-anak kami yang berkebutuhan khusus. Ini bekal yang sangat baik, tidak hanya saat di sekolah tapi ketika lulus SMA nanti karena pastinya tidak mudah bagi siswa SKH Sang Timur untuk bekerja di kantoran atau melanjutkan perkuliahan,” ucap Suster Rachel Maria Kepala Sekolah SKH Sang Timur.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 jam ini dipandu 2 baker ahli dari Bogasari Baking Center (BBC). Setiap anak mendapatkan kesempatan praktik langsung, tidak hanya mendengar dan melihat.
Pilihan membuat kue kering “Puppy Cookies” adalah menyesuaikan dengan momen Ramadhan yang tinggal menghitung hari sehingga para siswa punya peluang untuk menjadikannya sebagai produk jualan.
Baca juga: Tips Memasak Saat Minyak Goreng Langka, Menggoreng dan dan Menumis Cukup Pakai Bahan Ini
“Alasan lain, produk ini gampang dibuat dan bentuknya lucu sehingga bisa memberikan kesan gembira di momen spesial peringatan Hari Down Syndrome sedunia,” kata Anwar.
Acara pelatihan dalam rangka peringatan Hari Down Syndrome Sedunia ini sangat disambut positif oleh Pemerintah Kota Tangerang.
Meski tidak hadir langsung di lokasi acara, Wakil Walikota Tangerang H. Sachrudin secara virtual melalui zoom’s meeting menyampaikan terima kasih kepada Bogasari yang telah melaksanakan pelatihan membuat kue kepada anak - anak di Sekolah Kebutuhan Khusus Sang Timur.
"Sebuah kebahagiaan bagi kami Pemerintah Kota Tangerang tentu ini menjadi kesempatan yang baik, khususnya untuk anak - anak kita yang luar biasa ini yang telah mendapatkan dukungan dan perhatian secara langsung. Hal ini menjadi bukti nyata sinergi bersama dalam memberikan kesempatan yang sama akan pengetahuan, pendidikan serta hak berketerampilan bagi anak - anak berkebutuhan khusus," ucap Sachrudin.
Lebih lanjut Wakil Walikota Tangerang menuturkan, peringatan Hari Down Syndrome ini juga menjadi penggugah kesadaran bagi publik untuk semakin membuka pikiran dan peduli terhadap anak - anak berkebutuhan khusus di lingkungan sekitar.
"Stigma negatif terhadap orang down syndrom bahwa mereka tidak bisa hidup mandiri sangat tidak tepat, faktanya banyak anak - anak yang berkebutuhan khusus bisa berkembang, mandiri dan berkarya untuk dirinya sendiri, tentunya hal ini dengan dukungan orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar," tutur Wakil Walikota.
Pemerintah Kota Tangerang terus melakukan pemantauan penerapan sekolah inklusi agar manfaatnya bisa dirasakan oleh semua, semoga dengan adanya kegiatan ini bisa memfasilitasi bakat putra - putri tercinta kita khususnya dalam bidang tata boga dan wirausaha.
"Saat ini sudah ada 51 sekolah inklusi di Kota Tangerang di antaranya SD 47 Sekolah Inklusi dan SMP 4 Sekolah Inklusi," tambah Sachrudin. (Noverius Laoli)