Bocah 3 Tahun di Muaragembong Gemar Santap Kertas, di Gunungkidul Ada Bocah Ketagihan Merokok
Tabiat aneh yang dilakukan2 bocah berusia 3 tahun bikin miris dan buat ibunya tak berdaya, mereka gemar makan kertas dan merokok.
Penulis: Theresia Felisiani
"Harus dia (dipenuhi permintaannya), kalau kita ngga kasih (atau) kita ambil, saya itu enggak tahan sama tangisnya."
"Bocahnya enggak ngerti, jadi saya enggak bisa nolak," ucapnya.
Hal sama dilakukan oleh Lisda yang mengaku tak kuasa untuk melarang tabiat anehnya yang suka merokok.
Pasalnya DS sudah berani untuk meminta rokok pada orang lain yang melintas di depan rumahnya.
Bahkan ia terpaksa membelikan rokok hanya agar putranya tersebut berhenti mengamuk.
Ia pun kerap bertengkar dengan Dwi (36), suaminya.
Sebab ayah dari DS ini punya kebiasaan merokok dan kerap melakukan aktivitasnya di rumah saat ada DS.
"Saya sudah minta suami supaya tidak merokok di rumah, agar anaknya tidak ikut-ikutan," kata ibu rumah tangga ini.
Harapan sang ibu
Selama gemar menyantap kertas, sendal dan barang-barang lainnya, GI sejauh ini tidak merasakan keluhan apapun dari segi percernaan.
Meski begitu, Pipit sebagai orangtua ingin putranya mengonsumsi makan makanan normal laiknya balita atau orang pada umumnya.
"Alhamdulillah enggak ada (penyakit), baik-baik saja, saya sih inginnya biar normal seperti anak anak lain," tuturnya.
Baca juga: Bocah Berusia 3 Tahun di Gunungkidul Kecanduan Rokok, Mengamuk Kalau Tak Diberi
Sementara itu, Lisda tak hilang akal untuk menghentikan tabiat aneh putranya itu.
Ia kini memasukkan DS ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mengalihkan perhatiannya, atau hingga "mengurungnya" di dalam rumah agar tidak digoda rokok oleh warga yang melintas.
Ia pun kini menyimpan kekhawatiran akan kondisi putranya tersebut.
DS sempat dibawa ke "orang pintar" dengan tujuan menghilangkan kebiasaannya itu namun upaya tersebut tidak berhasil.
"Saya khawatir nanti paru-parunya kena karena merokok terus," kata Lisda.
Kabar tentang balita hobi merokok ini pun sampai ke telinga Asty Wijayanti, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul.
Ia menyatakan akan segera mengambil tindakan.
Adapun tindakan yang diambil berupa pendampingan.
Saat ini, upaya pendekatan ke keluarga DS juga dilakukan oleh Bidang Perlindungan Anak Dinsos-PPPA Gunungkidul bersama Puskesmas Ponjong.
"Nanti akan kami sampaikan hasilnya seperti apa, yang jelas kami siap berikan pendampingan," ujar Asty. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/TribunJogya.com/TribunBekasi.com)