Nali, Porter Terminal Pulo Gebang Pernah Mendapat Lima Ribu Saat Mengantar Barang
Jadi porter ya begini, upahnya tidak menentu. Kadang hanya Rp 40.000 sehari. Ya, saya syukuri saja. Ini lumayan jelang lebaran bisa di atas Rp 100.000
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gheovano Alfiqi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nali (39), porter Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, akui pernah mendapat Rp 5.000 saat mengantar barang.
“Waktu itu saya pernah mengantar barang hanya dikasih Rp 5.000. Ya agak kecewa sebetulnya, Namun saya terima saja,” ujar Nali saat ditemui Senin (25/4/2022).
Ia menyebut, menjadi porter tidak mudah.
Upah yang diterima tidak menentu setiap harinya.
“Jadi porter ya begini, upahnya tidak menentu. Kadang hanya Rp 40.000 sehari. Ya, saya syukuri saja. Ini lumayan jelang lebaran bisa di atas Rp 100.000,” ujar pria berbaju biru itu.
Nali menyebut sudah empat tahun menjadi porter di Terminal Pulo Gebang.
Sebelumnya, ia menjadi porter di Terminal Rawamangun selama lima tahun.
Baca juga: Hendak Mudik ke Serang, Ibu Muda dan Dua Anaknya Jadi Korban Calo di Terminal Bekasi
Nali menuturkan sempat tidak bekerja ketika awal pandemi Covid-19.
Saat itu, terminal ditutup dan hanya istrinya yang bekerja sebagai penjual ikan di Klender, Jakarta Timur.
“Dulu awal pandemi, saya tidak bekerja. Tapi istri saya tetap berjualan ikan dekat rumah kami di Klender,” ujar Nali.
Pria asli Madura ini merasa bersyukur masih bisa bekerja menafkahi anak dan istrinya.
Nali memiliki satu anak yang sedang duduk di kelas empat SD.
Anaknya tinggal di Sampang, Madura bersama kedua orangtua Nali.
Pria berkulit sawo matang ini menyebut, terdapat 44 porter di Terminal Pulo Gebang.
Mereka bekerja dua shift, pagi dan malam.
Nali mendapat shift pagi yakni pukul 06.00-18.00 WIB.
Biasanya, para porter dibagi menjadi tiga regu, dua regu saat siang dan satu regu ketika malam.