Korban Kebakaran Pasar Gembrong Lebaran di Kolong Tol Becakayu, Ini Harapan Jamaludin ke Anies
Jamaludin, warga Pasar Gembrong, RW 01, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur merayakan Lebaran di tengah pilu.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - “Momen yang seharusnya mendapatkan kebahagiaan atau saling berpelukan dengan senang hati dengan gembira. Dengan keadaan seperti ini justru berpelukan kita sesama kerabat kita menyedihkan.”
Demikian diucapkan Jamaludin, warga Pasar Gembrong, RW 01, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Dia adalah satu dari sekian banyak korban kebakaran di sentra pasar mainan anak. Rumahnya hangus dilahap si jago merah.
Nahas, peristiwa itu terjadi sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Kini, dia bersama ketiga anaknya tinggal di kolong Tol Becakayu.
Pria berusia 45 tahun ini menceritakan kisah pilu kala merayakan Lebaran setelah tertimpa musibah kebakaran.
“Sangat pilu sekali, enggak kaya Lebaran tahun kemarin-kemarin, bergembira suka cita menyambut kedatangan bulan suci, menyambut kedatangan Idul Fitri dengan hati yang berbunga-bunga,” kata Jamaludin saat ditemui Tribunnews.com di lokasi pengungsiannya, Senin (2/5/2022).
“Sekarang dengan kesedihan yang teramat sangat,” ujarnya menambahkan.
Pria paruh baya ini mengungkapkan momentum Lebaran 2022 ini jelas berbeda dengan sebelumnya.
Baca juga: Korban Kebakaran Pasar Gembrong Tetap Semangat Salat Id di Dekat Posko Pengungsian dan Kolong Tol
Pasalnya, sebanyak 400 lebih rumah di kawasan itu terbakar, termasuk milik Jamaludin. Itu membuatnya kehilangan barang berharga.
“Batin kita menangis, harapannya ya seperti itu, gimana tindak lanjut pemrov untuk sedikit rakyat kecil seperti saya,” ucap pria yang mengenakan kemeja bercorak coklat itu.
Sehari-hari, Jamaludin ialah pedagang keliling yang biasa menjajakan dagangannya ke sekolah-sekolah dasar di sekitaran rumahnya.
Dia biasa menjual berbagai mainan seperti tembak-tembakan hingga boneka mainan anak.
Dengan penghasilan yang tidak seberapa, membuat ayah tiga anak ini tidak tahu harus bagaimana melanjutkan usahanya.
Ia pun meminta pemerintah turut membantu menyelesaikan masalah yang sedang menimpa warga Pasar Gembrong.
“Harapn saya sebagai korban kebakaran, kami mohon kepada segenap elemen atau pemerintah DKI jakarta, kami mohon didirikan selayaknya seperti kemarin kemarin agar kami bisa tinggal seperti dulu,” ujar Jamaludin.
Meskipun, ia tidak mau jika warga Pasar Gembrong harus direlokasi ke wilayah lain. Sebab, lanjutnya, dia sudah nyaman setelah puluhan tahun tinggal di sana.
“Kalau direlokasi kayanya agak berat, karena kami sudah sangat cinta di lokasi tersebut dan kayanya tempat kelahiran kami berat untuk meninggalkan,” tuturnya.