Rugi Hingga Rp7 Juta Karena Covid-19, Sri Bersyukur Kini Dapat Berjualan Bunga Lagi
Sempat tertatih menghadapi kondisi tanpa pemasukan dari menjual bunga, Sri bersyukur ia dan keluarganya masih sanggup bertahan dan kembali berjualan
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sempat rugi hingga 7 juta dan bertahan di kondisi pandemi, Sri Mulyati, penjual bunga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak kini senang bisa berjualan kembali.
Ditemui di sela menawarkan dagangannya kepada peziarah di TPU Karet Bivak, Selasa (3/5/2022) Sri berbagi cerita tentang bisnis bunganya.
"Waktu Covid-19 saya rugi sampai tujuh juta. Waktu itu saya sudah siapkan bahan, modal juga besar. Eh (TPU Karet Bivak) ditutup," ujarnya dengan nada kecewa kepada wartawan Tribunnews.
Sempat tertatih menghadapi kondisi tanpa pemasukan dari menjual bunga, Sri bersyukur ia dan keluarganya masih sanggup bertahan dan kembali berjualan pada lebaran tahun ini.
Lapak yang lokasinya berada di sebelah kanan dari pintu masuk TPU Karet Bivak ini sudah mulai berjualan sejak munggahan tahun ini.
Meski tidak menentu, pemasukan yang Sri dapat dirasa cukup. Namun jika sedang untung besar, ia bisa mendapat pemasukan dari 500 ribu hingga 800 ribu rupiah.
Tersedia ragam bunga dan varian harga di lapak Sri. Mawar, melati, sedap malam, hingga aster.
Baca juga: Lembur Jaga Kebersihan TPU Karet Bivak, Nana Supriyatna: Lebaran di Makam
Untuk harga, saat ini diakui Sri sedang melonjak. Jadi ia mematok harga dari kisaran 10 hingga 50 ribu.
Sedangkan untuk bunga tangkai ia mematok harga 10 ribu per tangkai dan 150 per 20 tangkai.
Kadang pembeli di lapaknya membeli dalam jumlah banyak, hingga capai angka beli 200 sampai 500 ribu. Sri pun terkadang kecipratan bonus.
"Kadang ada yang kasih bonus. Dia beli 350, terus dikasih 400. Lumayan, Ahamdulillah" cerita Sri.
Sri yang tinggal di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat ini membuka lapak jualannya dari pukul 5 pagi hingga 7 malam setiap harinya.