Wagub DKI Riza Patria Minta Warga Waspada, Ada 21 Kasus Diduga Hepatitis Akut Ditemukan di Ibu Kota
Berikut perkembangan penyakit hepatitis akut di DKI Jakarta, muncul 21 kasus suspek.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Malvyandie Haryadi
Untuk itu, kasus hepatitis akut pada anak ini disebut misterius.
Prof Zubairi menjelaskan, alasan disebut misterius karena gejalanya seperti hepatitis, tetapi saat diperiksa penyakit tersebut tidak masuk dalam kategori hepatitis A, B, C, D atau E.
"Dianggap misterius karena beberapa hal, pertama gejalanya kan gejala hepatitis, seperti mata kuning, kencing berwarna kecokleatan, livernya membesar, diperiksa enzim transaminase dalam darahnya tinggi banget."
"Ini kan hepatitis akut, namun hepatitis akut yang biasa penyebabnya misal hepatitis A tidak ada negatif, B, C, D, dan E juga negatif, nah jadi ini apa?" ujar Prof Zubairi, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Kamis (5/5/2022).
Baca juga: Update Kasus Hepatitis Akut: Sudah Diderita Hampir 300 Anak di Dunia, Para Ahli Selidiki Penyebabnya
Baca juga: Ini Cara Mencegah Anak Terpapar Hepatitis: Masak Makanan yang Bersih dan Matang Penuh
Di sisi lain, Prof Zubairi juga menjelaskan, ada temuan virus adenovirus 41 yang biasanya tidak ditemukan dalam penyakit hepatitis.
Bahkan, di Inggris, Prof Zubairi menyebut ada temuan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang ditemukan di beberapa kasus.
"Awalnya saat kasus pertama di Amerika Serikat pada Oktober, kemudian diteliti ternyata mereka menemukan ada virus adenovirus 41."
"Nah kemudian Inggris banyak dan mereka menemukan beberapa kemungkinan, ada yang positif adenovirus 41, ada yang positif SARS-CoV-2 penyebab dari Covid-19, ada juga yang kombinasi keduanya dan ada yang tidak ketahuan," ungkapnya.
Sementara, dalam cuitannya, Prof Zubairi juga menjelaskan adenovirus 41 yang belum pernah terkait dengan hepatitis, biasanya bisa sembuh sendiri.
Untuk itu, Zubairi menyebut penyakit ini sangat serius karena telah merenggut nyawa beberapa anak.
"Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris)," ungkap Prof Zubairi dalam cuitannya.
Lebih lanjut, Prof Zubairi menyampaikan perlu ada tes untuk memastikan diagnosis pada hepatitis akut misterus ini.
Adapun, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
"Siapa saja yang terinfeksi? Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun," jelasnya.