FAKTA Pemuda Gagal Masuk Pendidikan Polri, Dugaan Ada Siswa Titipan hingga Tak Penuhi Syarat
Berikut sejumlah fakta pemuda gagal masuk pendidikan Polri lantaran diduga ada siswa titipan, Polda Metro Jaya membantahnya dan sebut seusai prosedur.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Simak sejumlah fakta mengenai kasus pemuda yang gagal masuk pendidikan Polri meski sebelumnya dinyatakan lolos.
Adapun, kasus pemuda tersebut terekam dalam video yang tersebar hingga menjadi viral di media sosial.
Kemudian, Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut turut mengunggah video tersebut hingga kasusnya kini ditanggapi oleh pihak kepolisian.
Sebelumnya, dugaan adanya siswa titipan berkembang lantaran sang pemuda yakni Fahrifadillah Nurizky mengaku digantikan oleh siswa yang sebelumnya telah gagal.
Polda Metro Jaya pun buka suara mengenai kasus ini dan membeberkan fakta-faktanya.
Baca juga: Bukan Sengaja Digagalkan, Polda Metro Jaya Sebut Fahri Tak Lolos karena Tak Penuhi Syarat Kesehatan
Berikut Tribunnews.com rangkum sejumlah fakta terkait kasus pemuda gagal masuk Pendidikan Polri:
Awalnya Lolos Mendapat Ranking 35
Dalam video yang viral di media sosial, pemuda bernama Fahrifadillah Nurizky mengaku kecewa dengan proses rekrutmen Bintara Polri.
Ia mengaku memiliki bukti sudah lolos dan mendapat ranking 35.
Namun setelah pengumuman anggota yang lolos untuk ikut pendidikan, namanya diganti dengan peserta lain.
Fahri mengungkapkan telah lulus dalam tes dan berada di ranking 35 dari 1.200 peserta tes Polda Metro Jaya.
Ia mengungkap telah mengikuti bimbingan dan pelatihan selama enam bulan.
Baca juga: Viral Curhat Calon Siswa Polisi, Namanya Sudah Masuk di Urutan 35 Mendadak Diganti dan Tak Lolos
Baca juga: Telah Dibuka, Polri Tegaskan Penerimaan 175 Akpol dan 9.284 Bintara Tidak Dipungut Biaya
"Ketika saya mau berangkat pendidikan nama saya digantikan orang oleh orang yang sudah gagal," ujar Fahri dalam video.
Fahri pun memohon perhatian presiden, kapolri, kapolda hingga anggota dewan agar mengembalikan haknya.
Tak sendiri, Fahri ditemani ibunya.
Sang ibu juga memohon bantuan berbagai pihak agar masalah anaknya itu terselesaikan.
Buntutnya, video tersebut mendapat banyak sorotan dari masyarakat hingga menjadi viral di media sosial.
Polda Metro Jaya Sebut Tak Penuhi Syarat karena Buta Warna
Setelah video tersebut viral, Polda Metro Jaya akhirnya buka suara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menjelaskan alasan nama Fahri diganti oleh peserta lain.
Awalnya, Zulpan menceritakan bagaimana perjalanan Fahri dalam mengikuti tes Bintara Polri.
Zulpan menyebut nama Fahri sudah mengikuti tes sebagai Bintara dari tahun 2019 silam.
Namun calon siswa bernomor 031125/P0431 tak pernah lulus karena memiliki masalah kesehatan yakni buta warna parsial.
"Calon siswa sudah mendaftar di Polda Metro Jaya sebanyak tiga kali dan gagal karena didiagnosa buta warna parsial," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Senin (30/5/2022) dikutip Tribunnews.com.
Kemudian, lanjut Zulpan, Fahri dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan gelombang pertama tahun 2021.
Namun, saat berangkat pendidikan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, ia harus mengikuti supervisi.
Dalam supervisi itu, calon siswa itu dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan Bintara Polri.
"Dengan temuan buta warna parsial, dari temuan supervisi itu kami tindak lanjuti dan pendalaman," jelas mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan.
Fahri menjalani pemeriksaan di rumah sakit Polri Kramat Jati dan disaksikan oleh Kabid Dokter Kesehatan, Kabid Propam dan Biro SDM Polda Metro Jaya.
Kemudian orangtua pemuda kelahiran 2001 tersebut juga ikut menyaksikan tes kesehatan mata.
Sebab, pemeriksaan di RS Polri ini dilakukan oleh dokter spesialis mata dan hasilnya tetap dinyatakan buta parsial.
"Itulah yang membuat yang bersangkutan tak dapat mengikuti pendidikan, karena ini syarat mutlak untuk menjadi anggota Polri," kata Zulpan.
Bantah Ada Dugaan Siswa Titipan
Polda Metro Jaya juga memastikan bahwa Fahri tidak digantikan oleh "siswa titipan" dalam seleksi calon bintara Polri 2021.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro SDM Polda Metro Jaya, Kombes Langgeng Purnomo.
Langgeng mengatakan, pergantian nama Fahri yang gagal dalam supervisi sebelum dimulainya pendidikan sesuai dengan prosedur.
Posisi Fahri yang berada di peringkat nomor 35 digantikan oleh calon peserta lain dengan ranking di bawahnya.
Baca juga: Alasan Pemuda yang Gagal Masuk Pendidikan Polri Meski Masuk Ranking 35, Ternyata Buta Warna Parsial
"Apabila satu tidak memenuhi syarat, kemudian ranking di bawahnya naik," ujar Langgeng, dikutip dari Kompas.com.
Di samping itu, lanjut Langgeng, pergantian posisi calon peserta pun dilakukan lewat sidang terbuka dan disaksikan oleh dewan pengawas.
"Tambahan, satu ini bukan atensi (untuk memasukkan siswa lain). Ini adalah langkah untuk memenuhi kuota didik, prosesnya pun dilakukan secara prosedur dan melibatkan pengawas juga," ungkap Langgeng.
(Tribunnews.com/Maliana/Siti N/ Fandi Permana, Kompas.com/Tria Sutrisna)