Fenomena Citayam Fashion Week, Muhammadiyah: Pemerintah Harus Minimalkan Sisi Buruknya Seperti LGBT
Dadang meminta pemerintah aktif untuk memantau para khalayak yang tampil di sana agar tidak menampilkan hal-hal negatif seperti perilaku LGBT
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menanggapi munculnya fenomena Citayam Fashion Week (CFW) yang muncul dalam beberapa waktu terakhir.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menilai fenomena ini sebenarnya patut diapresiasi.
Namun, Dadang meminta pemerintah aktif untuk memantau para khalayak yang tampil di sana agar tidak menampilkan hal-hal negatif seperti perilaku LGBT dan pergaulan bebas.
“Di setiap event tentu ada sisi baik dan buruknya, termasuk di even fashion weeks di Sudirman. Di satu sisi adalah wahana kreasi anak muda untuk berekspresi di wahana umum yang sekarang makin sulit didapat oleh anak-anak muda kebanyakan," kata Dadang melalui keterangan tertulis, Selasa (26/7/2022).
"Makanya, di sinilah peranan pemerintah dan aparat terkait untuk meminimalkan sisi buruknya kegiatan tersebut," tambah Dadang.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan pemerintah perlu memantau fenomena ini.
Langkah ini, menurutnya, perlu dilakukan agar tidak mengganggu ketertiban lalu lintas, atau bahkan mendobrak nilai kesantunan.
Baca juga: Fenomena CFW, Pemprov DKI: Jika Citayam Sudah Modern Para Remaja Itu Tidak Akan Kumpul di Jakarta
"Sesuai Undang-Undang Dasar, masyarakat memiliki hak dan kebebasan berekspresi. Akan tetapi hak dan kebebasan itu hendaknya dilakukan dengan tetap menghormati nilai-nilai agama dan budaya bangsa yang mulia," ucapnya.
CFW sendiri merupakan kegiatan fesyen jalanan di kawasan bisnis SCBD Jakarta Pusat yang didominasi oleh para remaja dari kawasan sub urban seperti Citayam, Bojong Gede, Bogor, Depok, Priok, Bekasi, hingga Tangerang Banten.