12 Korban Pelecehan Seksual di Transjakarta, Bus Warna Merah Muda Khusus Perempuan Diaktifkan Lagi
Fakta terungkap dari moda transportasi umum di Jakarta. Dilaporkan ada pelecehan seksual di Transjakarta.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Fakta terungkap dari moda transportasi umum di Jakarta. Dilaporkan ada pelecehan seksual di Transjakarta.
Hingga Agustus 2022 pelecehan seksual di Transjakarta. 12 kasus.
Mayoritas elecehan seksual di Transjakarta korbannya penumpang perempuan.
Baca juga: Pengendara Vespa Tewas Ditabrak Transjakarta di Jatinegara, Korban Terseret Beberapa Meter
Untuk menangani pelecehan seksual, Transjakarta sendiri bekerjasama dengan P2TP2A DKI Jakarta dengan membuat Pos SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak).
Pos SAPA telah tersedia di 23 halte ini masih kurang memadai dibandingkan jumlah halte yang mencapai sekitar 250-an halte.
Kepala Divisi Pengembangan Layanan dan SPM Budi Susandi juga menyampaikan bahwa Transjakarta saat ini akan mengaktifkan kembali bus berwarna merah muda yang diperuntukan untuk penumpang perempuan.
Selain itu, mendirikan pusat layanan pelanggan dengan tahapan awal menyusun pedoman layanan pencegahan dan pengaduan kekerasan seksual yang mengacu pada Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
Baca juga: Cerita Lengkap Dugaan Karyawan Kawan Lama Group Alami Pelecehan, Suami Ingin Tempuh Jalur Hukum
Pedoman ini nantinya juga akan memuat isu inklusi lainnya seperti layanan terhadap penyandang disabilitas.
Dalam penyusunan pedoman tersebut, Transjakarta meminta rekomendasi Komnas Perempuan terkait langkah-langkah pencegahan dan penanganan kekerasan seksual yang tepat dan efektif.
Menurut Wakil Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin, penumpang perempuan adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban kekerasan seksual dalam transportasi publik.
Setidaknya ada tiga reaksi korban saat terjadi pelecehan seksual, dari yang mulai berani melawan pelaku, melaporkan kekerasan yang dialami atau diam karena takut dan terguncang.
Dalam banyak kasus kekerasan seksual, perempuan lebih banyak diam karena takut.
Upaya pencegahan kekerasan seksual dengan memasang CCTV dan pengaktifan bus khusus perempuan oleh Transjakarta patut diapresiasi.