Polisi Beberkan Dugaan Tujuan Ritual 'Mantra dan Kemenyan' Keluarga Tewas di Kalideres
Polisi temukan mantra hingga kemenyan di rumah korban satu Keluarga tewas di Kalideres, diduga untuk ritual.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Polisi menemukan bukti petunjuk baru pada kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Kepolisian menemukan buku lintas agama, mantra hingga kemenyan di rumah korban.
Polisi mengungkap satu keluarga yang tewas ini cenderung menjalankan sebuah ritual.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menduga kemungkinan ritual dijalani untuk membuat hidup mereka menjadi lebih baik.
"Ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Kombes Hengki, Selasa (29/11/2022) dikutip dari Tribun Jakarta.
"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," jelasnya.
Kombes Hengki Haryadi menyebut salah satu korban yang aktif melakukan ritual bernama Budyanto Gunawan (68).
Ia menduga Budyanto meyakini kepercayaan tertentu.
Informasi tersebut diperkuat dengan keterangan saksi.
"Bahwa yang bersangkutan (Budyanto Gunawan) memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki.
Meski demikian Hengki belum bisa memastikan kepercayaan apa yang mereka anut.
Ia juga belum mengungkapkan apakah ritual yang dimaksudnya adalah melaparkan diri hingga meninggal dunia atau ada jenis ritual lainnya.
Dua Korban Tewas Sejak Mei
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, ada dua korban yakni Rudiyanto Gunawan (71) dan Reni Margaretha Gunawan (66) sudah meninggal sejak Mei 2022.
Dua korban lainnya, Budiyanto (68) dan Dian (44) tinggal di dalam rumah tersebut dengan dua jenazah selama berbulan-bulan.
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari saksi yang merupakan tim koperasi simpan pinjam, Budiyanto.
Budiyanto dan dua saksi lain datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Ketika masuk ke rumah dan mereka mulai mencium bau busuk.
Para saksi ingin bertemu dengan Reni Margareta yang namanya tertulis sebagai pemilik rumah.
Namun, saat itu mereka ditemui oleh anak Reni Margareta bernama Dian, ia mengatakan jika ibunya sedang tidur di kamar.
"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak agar diantarkan masuk ke dalam kamar."
"Begitu pintu kamar dibuka, pegawai tersebut masuk dan menyeruak bau yang lebih busuk," jelasnya.
Para saksi curiga jika sosok yang di depan mereka sudah meninggal karena tubuhnya agak menggemuk.
"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat," imbuhnya.
Budiyanto juga menceritakan jika Dian membantah pernyataannya bahwa ibunya sudah meninggal.
Dian bahkan mengaku masih rutin menyisiri rambut ibunya dan memberikan susu.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Galuh Widya Wardani) (TribunJakarta.com/Abdul Qodir)