Herman Muji Pernah Jadi Bendahara RT Saat Tinggal di Rumah Mewah Cakung Bersama Tiko dan Ibunya
Herman Muji Susanto disebut sempat menjadi pengurus Rukun Tetangga (RT) dan menjabat sebagai bendahara di lingkungan Komplek PLN, Cakung.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ayahanda Tiko Pulung Mustika, Herman Muji Susanto disebut sempat menjadi pengurus Rukun Tetangga (RT) dan menjabat sebagai bendahara di lingkungan Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur.
Hal itu diungkapkan Tjahja Krisna (56) salah seorang tetangga yang cukup mengenal keluarga Tiko selama tinggal di komplek tersebut.
Ia menerangkan, bahwa keseharian keluarga Tiko termasuk Susanto semasa tinggal di komplek itu terbilang menjalani kehidupan yang wajar seperti warga lainnya.
"Masih wajar, bahkan pak Susanto ayahnya Tiko pengurus, bendahara kami dulu di RT tahun 2000," ujar Tjahja, Selasa (10/1/2023).
Baca juga: Minta Maaf ke Keluarga Besar Herman Muji, Tiko Ungkap Keinginan Ziarah ke Makam Ayahnya di Magetan
Tak hanya itu, sejak menempati rumah mewah itu pada tahun 2000 silam, Susanto dikenal sebagai pribadi yang supel dan mudah bersosialisasi dengan tetangga.
Bahkan penunjukannya sebagai bendahara RT pun dikatakan Tjahja atas dasar kemauan Susanto sendiri agar bisa lebih kenal dengan warga.
"Aktif bergaul di warga, walaupun beliau pendatang baru tapi langsung mau bersosialisasi bergaul dengan kita semua malah beliau bersedia sebagai bendahara," jelas Tjahja.
Akan tetapi semua itu berubah signifikan memasuki tahun 2015.
Sejak tahun itu, praktif baik Susanto, Eny Sukaesih istrinya, dan Tiko menjadi keluarga yang tertutup dari warga sekitar.
Ia pun mengaku tak mengerti kenapa keluarga yang dikenal ramah itu menjadi menutup diri pada tahun 2015 silam.
"Sebelum 2015 masih biasa aja, tapi makin kesini kok makin gitu. Pak RT, pengurus, dan warga lainnya padahal gak kurang-kurang coba masuk kesitu (rumah Tiko) sementara tanggapannya seperti itu," ucapnya heran.
Pilih Tinggalkan Rumah Mewah dan Pindah ke Madiun
Herman Mudji Susanto ayahanda Tiko disebut memutuskan pindah dari rumah mewah miliknya di Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur pada tahun 2010 silam.
Hal itu diungkapkan Agung Sunardi (60) seorang buruh harian yang kala itu mengaku membantu Susanto melakukan pindah rumah ke wilayah Madiun, Jawa Timur.
Mulanya Agung yang sedang berada di pangkalan biasa ia bersantai di area Komplek PLN dihampiri oleh Susanto yang meminta bantuan kepadanya.
"Awalnya kan nongkrong di pangkalan, terus bapaknya Tiko bilang 'Pak ngangkut ke Madiun berapa?' Dua juta dua ratus aku bilang," kata Agung kepada wartawan di kediaman Tiko, Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur, Senin (9/1/2023).
Lanjut Agung, saat itu ia pun mengaku tak berani menanyakan alasan Susanto memutuskan pindah dari rumah mewahnya itu.
Kala itu ia menjelaskan, bahwa hanya menjelaskan arahan yang diberikan Susanto untuk mengangkut barang ke dalam truk yang sudah disiapkan.
"Alasannya gak tau, itu internal keluarga. Yang penting saya kuli yang disuruh naikin (barang)," jelasnya.
Agung menuturkan, saat membantu Susanto pindah rumah tak semua barang yang turut diangkut ke dalam truk.
Ia menjelaskan, bahwa masih terdapat sejumlah barang lainnya yang tersisa di dalam rumah mewah tersebut.
"Waktu itu ada barang kaya kasur, kursi perabotan gitu lah. Tapi gak semua barang dibawa,' ucapnya.
Dikatakan Agung, barang barang yang diangkut kala itu menurutnya tergolong barang mewah.
Hal itu ia katakan lantaran saat itu, ia menyebut perabotan seperti kursi dan kasur yang ia bawa terlihat barang dengan kategori mewah.
"Barang barang mewah, kasur kasur mewah, kursi-kursi, lemari bagus deh, berat- berat. Saya tenaganya waktu itu cuma empat orang," ujarnya.
Namun melalui pandangannya, tak ada harta bergerak seperti sepeda motor dan mobil di area rumah mewah milik keluarga Tiko itu.
"Motor, mobil dulu memang gak ada. Tapi dulu perabotannya yang lebih banyak," tuturnya.
Eny Sukaesih istri dari Susanto pun saat itu disebut Agung masih dalam kondisi sehat.
Saat itu menurut Agung antara Susanto dan Eny terlihat baik-baik saja dan tak ada tanda-tanda suami istri yang sedang memiliki masalah.
Bahkan dijelaskannya, Eny saat itu turut membantu proses pindah rumah dengan memisahkan perabotan yang akan diangkut.
"(Kondisi Bu Eny) Masih sehat, masih bugar. Waktu itu juga diarahin dipilahin, 'ini ya pak barang yang dibawa'," katanya.
Usia barang barang itu selesai dikemas ke dalam truk dikatakan Agung, Susanto pun lantas pergi ke Madiun lokasi dimana yang sempat disampaikan kepadanya.
"Iya bapaknya Tiko juga ikut duduk di depan, ikut pulang,"pungkasnya.
Sempat Ingin Khitankan Tiko Tiga Tahun Setelah Pindah ke Madiun
Sebelum meninggalkan Tiko dan ibunnya, Eny Sukaesih dari rumah mewah miliknya Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur 2010 silam, Herman Muji Susanto dikabarkan menyampaikan sebuah pesan untuk anaknya.
Agung Sunardi (60) seorang buruh harian lepas yang saat itu membantu Susanto mengangkut perabotan rumah, mengaku diberitahu Susanto bahwa ia akan mengkihatankan Tiko tiga tahun selang kepindahannya ke Madiun, Jawa Timur.
"Bapaknya Tiko waktu itu ikut ke mobil, pesan sama saya ntar tiga tahun lagi saya kesini mau nyunatin Tiko," kata Agung ketika ditemui di Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur, Senin (9/1/2023).
Namun setelah tiga tahun berselang pasca kepindahan Susanto itu, Agung mengaku tak pernah bertemu lagi dengan suami dari Eny Sukaesih tersebut.
Namun Agung mengaku sempat diminta Susanto untuk menemuinya kembali pada saat mengkhitankan Tiko.
"Setelah itu gak ada pesan lagi, cuma dia bilang 'temuin saya pak, paling saya nyunatin anak saya' gitu," ucapnya.
Sejak saat itu, Susanto tak pernah diketahui lagi keberadaannya. Hingga puncaknya pada tahun 2015 silam, kondisi kesehatan Eny Sukaesih dikabarkan semakin menurun bahkan mengalami depresi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.