Tegaskan Rumah Mewah Terbengkalai di Cakung Milik Keluarga Tiko, Ketua RT: Saya Tahu Sejarahnya
Ketua RT 06/02 Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur, Noves Haristedja memastikan rumah mewah yang ditinggali Tiko dan Ibunnya, Eny Sukaesih
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua RT 06/02 Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur, Noves Haristedja memastikan rumah mewah yang ditinggali Tiko dan Ibunya, Eny Sukaesih merupakan rumah milik keluarga tersebut.
Hal itu diungkapkan Noves usai adanya tudingan bahwa rumah yang ditempati Tiko dan keluarganya itu bukan milik pribadi.
"Yang bilang siapa? (Rumah bukan milik keluarga Tiko). Yang saya tahu dari awal, dari rumah ini seperti saat ini jadi begini yang tinggal Tiko, mamanya dan papanya," tegas Noves kepada wartawan di kediamannya, Senin (9/1/2023).
Sebagai informasi, Tiko merawat Ibu Eny sendirian selama hampir 12 tahun, setelah sang ayah, Herman Moedji, pergi meninggalkan mereka. (Sosok Ibu Eny)
Sejak saat itu, kesehatan mental Ibu Eny terus menurun hingga mengalami depresi. (Sosok Tiko)
Noves yang memang sudah tinggal sejak kecil di komplek tersebut merasa tak terima jika ada yang menyebut bahwa rumah itu bukan milik keluarga Tiko.
Ia pun mengaku mengetahui sejarah rumah tersebut sampai pada akhirnya ditempati oleh keluarga Eny Sukaesih dan Tiko.
"Tahu sejarahnya dari rumah ini sebelumnya namanya Pak Joko sampai dibeli oleh bapaknya Tiko. Saya tahu yang nempati rumah ini bertiga (Tiko, Eny, dan Susanto)," ucapnya.
Kendati demikian perihal rumah mewah itu dikabarkan hendak dijual setelah kondisi Eny mengalami sakit, Noves sampai saat ini berkata tak mengetahui hal tersebut.
Dirinya hanya menegaskan, bahwa hingga kisah Tiko mencuat ke jagad sosial media, rumah mewah itu masih ditempati Tiko dan Eny.
"Kalau itu saya kurang tahu, yang saya lihat rumahnya masih ditempati Tiko dan mamahnya," pungkasnya.
Rumah Mewah Tiko Dibeli dari Pensiunan Karyawan PLN
Rumah mewah milik keluarga Tiko Pulungan Mustika dikabarkan dibeli dari seorang pensiunan karyawan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2000 di Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur.