Benarkah Halimah Istri Kelima Wowon Meninggal karena Sakit? Proses Ekshumasi akan Ungkap Faktanya
Polisi akan melakukan pembongkaran atau ekshumasi makam Halimah, salah satu korban pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Erawan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi akan melakukan pembongkaran atau ekshumasi makam Halimah, salah satu korban pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60) dan kawan-kawannya.
Halimah diduga dibunuh oleh rekan Wowon bernama Solihin alias Duloh (60) pada 2016 silam di Cianjur, Jawa Barat.
Jenazah Halimah dimakamkan pihak keluarga di TPU Islam Kampung Saar Mutiara, RT 3/7, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
"Dalam hal ini proses penyelidikan belum terhenti. Tidak menutup akan dilakukan ekshumasi penyebab kematian (Halimah)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Senin (23/1/2023).
Baca juga: Rencana Wowon Cs Racuni Tetangganya untuk Buang Sial Gagal, Ujang: Heran, Saya Ngga Punya Masalah
Yudo mengatakan, ekshumasi dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab kematian Halimah.
Melalui ekshumasi ini akan diketahui fakta di balik meninggalnya Halimah, apakah karena sakit atau sengaja dibunuh.
Sebab, ketika itu pihak keluarga hanya diberi tahu bahwa Halimah meninggal karena sakit.
Padahal, berdasarkan pemeriksaan polisi terhadap para tersangka, Halimah dibunuh oleh Solihin alias Duloh.
Polisi pun masih terus mendalami motif para pelaku menghabisi nyawa Halimah.
"Dibilangnya kalau Halimah meninggal karena sakit, padahal dibunuh Duloh," ujarnya.
Halimah merupakan istri kelima Wowon. Setelah Halimah meninggal, Wowon justru menikah dengan anak Halimah dari pernikahan sebelumnya yakni Ai Maemunah.
Belakangan Ai Maemunah juga kehilangan nyawanya usai diracun dengan racun tikus dan pestisida di sebuah rumah kontrakan di Bantargebang, Bekasi.
Ai Maemunah dibunuh oleh Wowon cs karena dianggap membahayakan lantaran mengetahui tindak kejahatannya.
"Halimah ini merupakan family tree dari Maemunah termasuk dari pelaku Wowon, istri Wowon yang kemudian sudah meninggal yang anak tiri Maemunah dinikahi juga oleh Wowon," ungkap Trunoyudo.
Saat ini polisi masih terus melakukan pendalaman terkait kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat.
Baca juga: Tidak Ikut ke Bekasi Karena Mabuk Darat, Anak Ai Maemunah Lolos dari Pembunuhan Berantai Wowon dkk
Trunoyudo mengatakan tak menutup kemungkinan ada korban lain yang belum terungkap dalam kasus tersebut.
Hal itu lantaran ditemukannya sejumlah tanda-tanda seperti adanya lubang di Bekasi dan Cianjur yang sebelumnya diduga telah disiapkan oleh para tersangka.
"Di TKP (tempat kejadian perkara) ada satu lubang yang sudah disiapkan. Kemudian di Cianjur ada satu lubang yang disiapkan," kata Trunoyudo.
Temuan itu dikatakan Trunoyudo, setelah tim penyidik turun langsung mengecek TKP di Cianjur dan Bekasi, dan ditemukanlah dua lubang tersebut yang dimana berada di belakang rumah tersangka.
"Artinya tidak menutup kemungkinan adanya korban baru," jelasnya.
Namun hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa nama yang berpotensi jadi korban dan motif para tersangka ini.
"Terkait untuk siapa dan apa motifnya, ini penyidik masih mendalami untuk nama apakah untuk (korban) A dan B itu tentu masih mendasari dari keterangan alat bukti yang ada di penyidik," ujarnya.
Untuk itu Polda Metro Jaya kini membuka layanan laporan untuk masyarakat yang merasa kerabat atau keluarganya hilang dan mempunyai koneksi dengan para tersangka pembunuhan berantai ini.
"Kita juga mengimbau kepada masyarakat dari awal Pak Kapolda Metro selalu menyampaikan apabila ada kerabat, saudara, memiliki koneksi atau relasi dengan pelaku dan ada kejanggalan, agar menginformasikan melalui 911 command center yang ada di Biro Ops Polda Metro Jaya atau langsung ke Ditreskrimum," ungkap Trunoyudo.
Dengan demikian, lanjut Trunoyudo, penyidik akan terbantu untuk mengetahui apakah ada korban maupun tersangka lain dalam kasus ini.
"Sehingga tindak lanjut apakah ada korban lain yang tentunya harus didasari dengan alat bukti atau justru akan menambah adanya potensi pelaku lain ini juga harus didasari dengan scientific dan alat bukti lain," jelasnya.
Baca juga: Ada Temuan 2 Lubang Baru Kasus Pembunuhan Berantai, Diduga Disiapkan Wowon Untuk Korban Selanjutnya
Pada saat yang sama polisi juga masih mendalami cara Wowon dkk menjaring para korban sehingga percaya saat dijanjikan akan digandakan kekayaannya.
"Terkait motif dan modus ini bagaimana pelaku meyakinkan kepada para korban, khususnya para TKW ini, ini masih terus intensif kita lakukan proses penyidikan," kata Trunoyudo.
Trunoyudo hanya menjelaskan tersangka Wowon lah yang bertugas meyakinkan para calon korbannya yang mayoritas adalah tenaga kerja wanita (TKW) agar mau memberikan hartanya dengan dijanjikan akan mendapat kekayaan.
"Terkait dengan ini dibutuhkan beberapa keterangan lain karena kan korban sudah meninggal dunia, tapi
mungkin ada kerabat atau ini sebagai petunjuk yang nanti dengan alat bukti lain dan paling utama secara scientific nanti bisa dibuktikan," jelasnya.
Terbongkarnya Kasus Pembunuhan Berantai
Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Awalnya, korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas karena keracunan.
Namun, belakangan diketahui mereka ternyata diracun dengan pestisida hingga racun tikus.
Sementara itu, masih ada dua korban yang selamat yakni bernama Neng Ayu (5) dan M. Dede Solehudin.
Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tiga tersangka dalam kasus ini. Mereka yakni, Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin yang juga jadi korban.
Singkat cerita, ternyata ada aksi pembunuhan lain juga dilakukan para tersangka. Wowon cs ternyata pernah melakukan pembunuhan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.
Di Cianjur, terdapat lima orang korban yang empat di antaranya merupakan keluarga dari pelaku.
Wowon membunuh Wiwin yang merupakan istri dari Wowon. Dia juga membunuh anaknya, Bayu (2) dan mertuanya yang juga ibu korban Wiwin yakni Noneng.
Satu orang lainnya yang dibunuh yakni bernama Farida. Farida diketahui merupakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang dijanjikan dapat menggandakan uang oleh para tersangka.
Keempat jenazah itu dimasukan di tiga lubang di sekitar rumah Wowon di Cianjur bersama semua barang-barangnya. Tersangka menuntup lubang itu dengan cara dicor dan dikeramik agar jejak korban tak terlihat.
Selanjutnya, satu korban lainnya ternyata Halimah yang juga merupakan istri kelima Wowon yang dibunuh oleh Duloh.
Duloh mengatakan kepada keluarga jika Halimah meninggal dunia karena sakit. Padahal, Halimah tewas akibat dicekik oleh Duloh.
Saat ini, jasad Halimah sudah dimakamkan di kampung halamannya di Cilicin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Lalu, satu korban lainya bernama Siti dibuang ke laut di daerah Surabaya, Jawa Timur oleh Wowon cs dengan meminta tolongan Noneng. Namun, akhirnya bisa diketemukan dan dimakamkan secara laik.
Siti dibunuh karena menagih janji ke Wowon soal penggandaan harta kekayaan miliknya.
Hingga total korban yang dibunuh oleh Wowon cs ada sebanyak sembilan orang.
Janji Bisa Buat Kaya hingga Serial Killer
Polisi memastikan sekeluarga keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat merupakan korban pembunuhan dengan cara diracun dengan pestisida.
Ketia pelaku pembunuhan diketahui adalah Wowon Erawan alias AKI, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyebut kasus pembunuhan ini adalah serial killer yang dikemas supranatural dengan janji membuat menjadi kaya.
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer denagn motif janji janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," ujar Fadil Imran di Polda Metro Jaya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Fadil mengatakan Wowon tega melakukan aksinya itu karena para korban ini dianggap berbahaya karena mengetahui praktek kejahatan tersebut.
"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain," ucapnya. (tribun network/abd/fah/dod)