Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebut Terlalu Politis, Sejumlah Driver Ojek Online Ogah Ikut Demo Tolak Kebijakan ERP

Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan,

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Sebut Terlalu Politis, Sejumlah Driver Ojek Online Ogah Ikut Demo Tolak Kebijakan ERP
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Perwakilan pengemudi Ojek Online Se-Jabodetabek menolak penerapan jalan berbayar elektronik (Electronic Road Pricing/ERP) di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (8/2/2023). Jika ERP dijalankan akan merugikan bukan hanya pengemudi Ojek Online saja tapi juga masyarakat umum. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (8/2/2023).

Dalam aksinya mereka menolak rencana pemberlakuan jalan berbayar alias Electronic Road Pricing (ERP).

Namun ada sejumlah driver ojek online yang tak ikut berdemo.

Sobrini (46) mengaku lebih memilih untuk mencari nafkah.

Menurutnya demonstrasi terkait penolakan ERP terlalu politis, sehingga dirinya tak mau ikut-ikutan.

"Lebih baik kita tunggu orderan penumpang atau makanan, ketimbang demo. Itu politis banget, saya ga mau ikut-ikutan," kata Sobrini saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu.

Hal senada juga disampaikan oleh Arizal (40).

Berita Rekomendasi

Dirinya menyoroti tuntutan dalam aksi demonstrasi tersebut dikaitkan dengan tuntutan pencopotan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.

"Cari kerja sudah susah mas. Buat apa kita demo, sampai tuntutannya copot-copot Kadishub," kata dia.

Sebagai informasi dalam aksinya para ojol meminta kebijakan ERP dikaji ulang oleh DPRD DKI.

Pasalnya kebijakan ERP dipandang merugikan rakyatnya, termasuk mereka yang bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Baca juga: Pengamat Sebut Kebijakan ERP harus Menyesuasikan Suasana Kebatinan Masyarakat

"Jangan sampai salah menerapkan yang sekiranya merugikan untuk rakyatnya sendiri. Jadi jangan tutup mata, jangan tutup telinga," kata orator.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas