Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Manajemen Potensi Blue Economy di Provinsi Sulsel Dukung Pembangunan Pertahanan Negara

Program Studi Ekonomi Pertahanan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia mengadakan Kuliah Kerja Dalam Negeri

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Manajemen Potensi Blue Economy di Provinsi Sulsel Dukung Pembangunan Pertahanan Negara
tangkapan layar webinar
Program Studi Ekonomi Pertahanan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia mengadakan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) hari ketiga secara online. 

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menerapkan Rumpon Portabel sebagai alat tangkap nelayan yang lebih modern. Rumpon Portabel ini adalah pengembangan rumpon yang menggunakan teknologi frekuensi suara yang dapat menghasilkan frekuensi yang dapat memikat ikan bernilai ekonomis tinggi seperti Tuna Sirip Kuning, Cakalang, Marlin, dan Tengiri. 

Dengan Alat ini nelayan lebih bisa mendapatkan ikan yang bernilai jual tinggi yang selanjutnya iharapkan dapat meningkatkan ekonomi nelayan. Inovasi Selanjutnya ada Smart Fishing adalah alat yang dipasang pada sebuah kapal penangkap ikan atau alat pancing, dengan menggunakan alat tersebut para nelayan bisa lebih efektif dan efisien dalam bekerja serta dapat menghemat bahan bakar. 

Selain dapat melihat lokasi ikan, Smart Fishing juga dapat memberikan informasi arah angin, gelombang dan formasi cuaca. Jika terjadi kecelakaan, di aplikasi Smart Fishing dapat mengirimkan sinyal bantuan (SOS) kepada yang lain.

RUMPON PINTAR Adalah alat tangkap yang pengoperasiannya dapat di sesuaikan dengan daerah penangkapan yang diinginkan atau alat tangkap tersebut dapat dipindahkan ke lokasi lain. 

Kepala Dinas Keautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan juga menambahkan dalam kaitannya dengan kebijakan untuk mendukung Blue Economy Pemerintah melakukan beberapa serangkaian alur kebijakan untuk pengimplementasian Blue Economy ini. 

Terdapat 5 (lima) kebijakan yaitu, (1) Penangkapan Ikan Terukur (PIT) Berbasis Kuota dan Zona Penangkapan; (2) Memperluas Wilayah Konservasi dengan Target 30% luas Laut NKRI; (3) Pengembangan Budidaya Laut, Pesisir dan Air Tawar; (4) Bulan Cinta Laut; dan (5) Pengelolaan Aktif Pesisir dan Pulau Kecil Berbasis Berkelanjutan. 

Pada sesi ke dua KKDN pemberian materi dimoderatori oleh Dosen Program Studi Ekonomi Pertahanan Universitas Pertahanan, Dr. Muliahadi Tumanggor, S. Pd., M.M dengan Pemateri dari Kalla Group yaitu Achmad Soegiarto selaku Chief of Strategy and Technology Officer Kalla Group. 

BERITA REKOMENDASI

Beliau menyampaikan beberapa hal penting mengenai kondisi ekonomi dan bisnis yang sangat menantang kedepannya karena adanya pengaruh internal maupun eksternal baik itu pengaruh politik maupun ekonomi. Tantangan yang sangat mempengarui kondisi strategis global kedepannya berkaitan dengan teknologi dan perubahan iklim (climate change). 

Pada pemaparannya Achmad Soegiarto menjelaskan bahwa blue economy adalah rancangan optimalisasi sumber daya air yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan yang Inovatif dan kreatif dengan tetap menjamin usaha dan kelestarian lingkungan.

Berbeda dengan green economy adalah ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Mengurangi emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. 

Ekosistem yang diterapkan dalam Blue Economy menerapkan beberapa siklus yang sangat terkait dan tersingkronisasi satu dengan yang lain.

Ekosistem Blue Economy akan melibatkan sudut pandang ekologi dan ekonomi. Ekologi ini berkaitan dengan sustainabilitas sedangkan ekonomi ini berkaitan dengan profitabilitas atau keuntungan. 


Ekosistem juga berkaitan erat dengan penggunaan data oleh karenanya pemilik data terbesar itulah yang akan menciptakan ekosistem industri yang lebih komprehenship dan terintegrasi satu dengan laiinya.

Selain itu, penting juga untuk dicermati dalam ekosistem blue economy yaitu hulu sampai hilir ekonomi harus senantiasa terhubung dan mendukung. Dalam menjalankan Bisnisnya Kalla Grup ada 6 Ekosistem Blue Economy yaitu Renewable Energy, Maritime Transport, Climate Change, Fisheries & Aquaculture, Transport, Climate Change, Fisheries & Aquaculture, Tourism, dan Waste Management. 

Acara KKDN kali ini diikuti oleh 25 orang mahasiswa Pascasarjana Fakultas Manajemen Pertahanan Prodi Ekonomi Pertahanan, 4 orang dosen pendamping, Kaprodi, dan Staf Prodi Ekonomi Pertahanan UNHAN RI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas