Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengusaha Ayam Goreng Dibunuh Karyawannya Sendiri, Balita Ahza Kini Diasuh Neneknya

Febri Noviana, suami kedua Intan menemukan jasad istrinya bersimbah darah di dalam rukonya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pengusaha Ayam Goreng Dibunuh Karyawannya Sendiri, Balita Ahza Kini Diasuh Neneknya
Tribun Bekasi
Lokasi terbunuhnya Intan oleh karyawannya sendiri di sebuah ruko di Jalan Raya Kemejing, Kampung Kemejing RT 03/04, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (16/2/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Ahza, Balita berusia 1 tahun 6 bulan, anak pengusaha ayam goreng bernama Intan (29) yang dibunuh karyawan sendiri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, kini hidup sebatang kara.

Ini lantaran suami pertama Intan, ayah kandung Ahza juga sudah meninggal dunia, sejak Ahza masih berumur tiga bulan dalam kandungan.

"Bayi itu anak yatim. Bapak kandungnya meninggal saat dia di kandungan, saat ibunya hamil 3 bulan," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dihubungi, Sabtu (18/2/2023).

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawieny Panjiyoga mengatakan ayah kandung A, meninggal karena terpapar Covid-19.

"Jadi bayi itu pada saat usia 3 bulan itu bapaknya meninggal karena Covid," ujarnya.

Febri Noviana, suami kedua Intan menemukan jasad istrinya bersimbah darah di dalam rukonya.

Pasca meninggalnya Intan oleh kedua pelaku HK (21) dan MA (14) secara sadis, kini A bertatus yatim piatu.

BERITA REKOMENDASI

A kemudian diserahkan pihak kepolisian kepada neneknya. "Iya yatim piatu. Diserahkan ke nenek dan tantenya. Sekarang di tangan neneknya," ujar Panjiyoga.

Balita Ahza
Ahza, balita berumur 18 bulan, anak almarhum Intan, pedagang ayam goreng yang diculik pelaku setelah ibunya dibunuh di sebuah ruko, Jalan Raya Kemejing, Kampung Kemejing RT 03/04, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Kamis (16/2/2023) siang.

Sebelumnya, polisi mengungkap alasan kedua pelaku membawa kabur A usai membunuh MIM.

Menurut Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, anak tersebut terus-menerus menangis setelah ibunya dibunuh menggunakan tabung gas.

Karena takut menimbulkan kecurigaan warga sekitar, alhasil kedua pelaku membawa kabur bayi tersebut.

"Karena anak korban (A) terus menangis, Tersangka HK dan anak MA memutuskan membawa anak korban (A) agar tidak dicurigai dan memancing warga sekitar," kata Hengki dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (17/2/2023).


Anak korban kata Hengki, rencananya akan dibawa ke Yogyakarta untuk dititipkan di kediaman saudara tersangka.

Akan tetapi kedua pelaku mengurungkan niat, karena ongkos bus tidak cukup untuk sampai ke Yogyakarta

Halaman
1234
Sumber: Tribun bekasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas