Kakak AG Buka Suara, Ceritakan Versi Lain Penganiayaan David
Adiknya tereret-seret kasus penganiayaan Critalino David Ozora (17), kakak AG (15) angkat bicara mengenai sang adik.
Editor: Hendra Gunawan
"Hanya ingin bertemu dan pergi bareng aja, AG juga baru ingat kartu pelajar masih ada di dia, sehingga MDS minta AG chat D tanya posisi untuk mengembalikan kartu pelajar tersebut," sambungnya,
Ditekankan Ivana, jika MDS yang menyuruh AG berbohong ke D soal sedang bersama kakaknya.
Sempat dijawab D soal kakak AG diketahui tidak ada di Indonesia, lantas dijawab AG yaitu kakak sepupu.
Baca juga: David Masih Belum Sadar Setelah Hampir 2 Pekan Jadi Korban Penganiayaan Mario Anak Pejabat Pajak
"Di situ AG merasa tidak nyaman, MDS bertemu dengan D dengan posisi AG disuruh berbohong," terangnya.
AG lantas berusaha untuk mencegah pertemuan ini, dikatakan Ivana adiknya lalu pulang ke rumah dan mengganti baju.
Kemudian pergi melakukan treatment di salah satu mall.
Di waktu itu, MDS sempat menunggu diluar dengan posisi HP AG lowbat dan kembali teringat soal kartu pelajar D tertinggal di rumahnya.
Kemudian meminta MDS untuk memesan gosend untuk mengambil kartu pelajar D diantar ke mall tempat mereka berada.
"Gosend dipesan oleh MDS, selama menunggu ternyata MDS menjemput temannya S, ternyata sebelum sampai mereka sudah ada pembicaraan sendiri, 'wah parah nih kalau jadi loe gue gak terima pukuli ajah nih' sudah dikonfirmasi BAP," ucap Ivana.
Baca juga: Jadi Pelaku, Pacar Mario si Anak Pejabat Pajak Mengundurkan Diri dari SMA Tarakanita 1 Jakarta
Dimomen itu, Ivana menerangkan jika AG pertama kalinya bertemu dengan S dan di mobil tidak ada pembahasan soal penganiayaan terhadap D.
Selesai dari mall mereka menuju kediaman di Lebak Bulus, namun dikabarkan jika D tidak ada.
"D diberi tahu jika ada di rumah saksi R di Pesanggrahan, dari mall menuju TKP tidak ada rencana penganiayaan, yang AG tahu ingin mengembalikan kartu pelajarnya D, dan MDS ingin berbicara baik-baik dengan D," jawabnya.
Ivana mengatakaan, jika AG sebelum turun mobil saat sampai TKP meminta MDS untuk menyelesaikan dengan baik-baik.
"Mereka nunggu di trotoar dekat rumah tersebut, orang pertama masuk ke rumah saksi R yakni MDS lalu S dan AG, ketika sampai di rumah berusaha membuka tralis karena tidak berhasil lalu menunggu di teras," ujarnya.