Pelajar Tewas Ditabrak Anak Petinggi Polda NTB, Keluarga Korban Disebut Minta Ganti Rugi Fantastis
Syarat yang diajukan keluarga korban terbilang fantastis, dari permintaan untuk bikin selamatan, membangun musala hingga ganti rugi senilai Mercy.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - MMI, anak dari petinggi Polri di Polda NTB menabrak pelajar berinisial MSA (18) hingga tewas, Minggu (12/3/2023) dini hari sekitar pukul 02.20 WIB.
Peristiwa kecelakaan itu terjadi di Jalan Margasatwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Setelah keluarga korban memberikan pengakuan terkait kejadian yang menimpa anggota keluarganya itu, kini giliran keluarga pelaku MMI buka suara.
Kepada Tribun Jakarta, keluarga MMI yang diwakili oleh Ira, ibunda dari MMI, pihak keluarga MSA mengajukan sejumlah permintaan sebagai syarat untuk berdamai atas kasus ini.
Baca juga: Pengemudi Mercy yang Tabrak Pelajar di Jaksel hingga Tewas Anak Karo Ops Polda NTB
Tak main-main syarat yang diajukan keluarga korban terbilang fantastis, dari permintaan untuk bikin selamatan, membangun musala hingga ganti rugi senilai mobil Mercy.
Berikut sejumlah pengakuan ibunda MMI, Ira dikutip dari Tribun Jakarta:
"Suatu malam ada WA mereka, telepon lah ke Rudi perwakilan keluarga kami. Tapi nggak diangkat, ya sudah kami diamkan," kata Ira saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (2/4/2023) malam.
Ira mengatakan, keluarga MSA memaksa untuk bertemu.
Ira enggan menuruti permintaan itu dengan alasan sudah menunjuk kuasa hukum yang akan mendampingi anaknya.
"Maksa mau ketemu saya, buat apa ketemu saya. Karena kan anak saya sudah menunjuk kuasa hukumnya, anak saya sudah 18 tahun. Hitungannya sudah dewasa," ujar dia.
Ira kemudian mengutus kuasa hukumnya untuk bertemu dengan keluarga MSA.
Dalam pertemuan itu, Ira menyebut pihak keluarga MSA melayangkan sejumlah permintaan yang membuatnya tersinggung.
Baca juga: Dalami Kasus Dugaan Pidana Anak Anggota Polri yang Tabrak Pelajar, Polisi Terjunkan Tim Khusus
"Ketemulah pengacara saya, kayak nego. Minta disekolahkan adiknya, minta bangun musala atas nama anak itu, minta diganti seharga Mercy. Rinciannya ada tuh, bikin selamatan sekian-sekian. Oh saya tersinggung di situ," ungkap Ira.