Dapat Kabar Duka Fajri Pria Obesitas 300 Kg Meninggal, Tetangga Mengaku Tak Bisa Tidur
Tetangga Fajri, Suherman (58) terkejut dan tidak bisa tidur usai mendengar pria obesitas 300 Kilogram itu meninggal di RSCM.
Editor: Theresia Felisiani
Namun, ia dan ibunya pindah ke Kota Tangerang dan lebih dulu menempati rumah di kawasan Larangan, sebelum akhirnya tinggal di Kampung Pedurenan.
Awal mula tinggal sebagai warga baru di Kampung Pedurenan, Fajri dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah untuk bersosialisasi dengan warga sekitar, serta pekerja keras.
"Ibunya Fajri itu istri ke dua dan anaknya hanya Fajri seorang, mungkin karena tidak mau merepotkan keluarga makanya mereka pindah dari Manggarai ke Tangerang," tuturnya.
"Fajri itu sosok yang baik, gampang bergaul atau sosialisasi dengan warga sekitar dan pekerja keras, karena dia bekerja di biro jasa," sambungnya.
Namun demikian, hal tersebut mulai berubah saat Fajri mengalami putus cinta dan musibah kecelakaan yang menimpanya.
Pasca kecelakaan, Fajri mengalami luka yang cukup serius di bagian kaki.
Akan tetapi, ia enggan untuk mengambil tindakan penyembuhan lewat penanganan medis rumah sakit ataupun klinik.
Berjalannya waktu, kondisi luka kaki yang dialami Fajri pun semakin parah yang membuatnya susah untuk beraktivitas.
Suherman menyebut, momen itu yang membuat berat badan Fajri meningkat drastis.
Sebab, Fajri menjalani aktivitas sehari-hari hanya berbaring di sebuah kursi yang berada di rumahnya.
"Mulai dari kecelakaan itu Fajri terus berdiam diri di kursi, jadi makan, minum, semua aktivitas dilakukan sambil tiduran dengan dilayani ibunya," ungkapnya.
Menurutnya, porsi makan yang dimiliki Fajri sama seperti manusia pada umumnya.
Hanya saja, Fajri sangat senang mengemil dan memiliki beberapa makanan favorit yang terus menerus dikonsumsi.
"Sebenarnya Fajri kalau makan nasi itu porsinya biasa aja, cuma dia sering ngemil, seperti telur, kerupuk, sampai mie instan sampai tiga bungkus sekali makan," paparnya.